(Tinjauan Praktis Sikap Menatap Orang Yang Sedang Berbicara Kepada Saya)
Pelitakota.Id | Apakah semua orang mampu memberikan perhatian yang penuh terhadap sesuatu atau kepada seseorang dengan benar? Penuh perhatian adalah sikap yang menunjukkan penghargaan dengan jalan memberikan perhatian penuh pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Kata memperhatikan (bahasa inggris : attentive) berasal dari bahasa latin adtendo, yang artinya “merentangkan” seperti seekor kuda yang mengarahkan daun telinganya atau seekor burung yang mencondongkan kepalanya untuk mendengarkan sesuatu. Seorang anak mengarahkan perhatiannya dengan menghadapkan wajahnya pada pembicara. Dengan kata lain sikap penuh perhatian merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan melibatkan seluruh organ tubuh, untuk dapat memperhatikan secara penuh.
Sikap penuh perhatian serupa dengan kesiagaan, konsentrasi, dan bertindak bijaksana. Ketiganya haruslah saling menyeimbangkan. Dimana kesiagaan adalah senantiasa waspada terhadap keadaan sekeliling. Konsentrasi adalah menggunakan semua panca indera untuk memperoleh sebanyak mungkin informasi. Sedangkan bersikap bijaksana adalah menghindari kata – kata, tindakan serta sikap yang dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.
Sikap penuh perhatian menyatakan konsenstrasi melalui panca indera kita dan merupakan “kunci” untuk mengumpulkan informasi hal ini juga berhubungan dengan keseriusan pikiran saat menganalisis informasi yang diterima melalui panca indera yang ada. Sikap penuh perhatian juga berarti menanggapi ucapan – ucapan orang lain dengan cara yang menunjukkan penghargaan terhadap pribadinya. Ternyata sikap penuh perhatian adalah dasar untuk menunjukkan kepekaan kepada orang lain.
Saat telinga mendengarkan dengan penuh perhatian seseorang dapat menunjukkan ketidak acuhan dengan cara memindahkan kertas, mengalihkan pandangan, memotong pembicaraan, posisi duduk yang tidak seharusnya, bahkan mengetukkan kaki atau jari tangan. Lalu berikutnya bagaimana seseorang menjadi seseorang yang dapat menunjukkan sikap penuh perhatian secara tepat yaitu mengatasi kebiasaan buruk tersebut. Berikut 5 cara bersikap penuh perhatian antara lain kontak mata, condongkan tubuh ke depan, jangan melihat ke jam tangan anda, buatlah catatan, jangan menguap, batuk atau bersin.
Tidak ada salahnya kita memulai segala sesuatu dari hal – hal kecil yang dapat kita lakukan. Salah satu indikator sikap penuh perhatian adalah saya mau menatap orang yang sedang berbicara kepada saya. Akan tetapi jika masih ada orang tidak bisa menatap mata orang lain saat berbicara hal ini ternyata disebabkan oleh otak kita yang tidak bisa melakukan 2 hal sekaligus. Kita tidak bisa menatap wajah orang sambil memikirkan kata – kata yang tepat. Maka dari itu saat kita berbicara, kita akan lebih sering melihat benda – benda yang ada di belakang seseorang atau ke sekeliling. Kalaupun kita menatap mata orang di hadapan kita, biasanya itu hanya dilakukan sesekali saja. Hal ini dikarenakan kita sering memikirkan kata- kata yang tepat saat kita berbicara. Kita memilih kata supaya orang yang kita ajak bicara itu mengerti apa yang kita sampaikan.
Otak kita dipakai lebih keras untuk mencari kata- kata daripada untuk memperhatikan orang didepan kita. Maka itu, kita tidak akan fokus menatap lawan bicara kita. Kalaupun dipaksa untuk menatap biasanya kita akan mengalami kesulitan untuk berbicara dan kesulitan dalam memilih kata – kata yang tepat saat berbicara sehingga bicara pun menjadi tidak jelas.
Kebiasaan buruk yang dimiliki seseorang apakah itu menguap, atau hal yang sederhana yakni melihat jam apakah itu jam tangan ataupun gadget kita akan menimbulkan kesalahpahaman dari lawan bicara kita. Tentunya lawan bicara kita akan berasumsi apakah orang tersebut tidak suka berbicara dengan kita atau sedang terburu – buru karena ada hal lain yang akan dikerjaan. Namun bukan berarti bahwa tidak ada seorang pribadi pun yang bersedia mendengarkan orang lain berbicara, ada seorang pribadi yang selalu dengan setia mendengarkan segala keluh kesah kita dan setiap jam bahkan tidak pernah melepaskan pandangan matanya dari kita yaitu Tuhan.
Sebagai pribadi yang selalu melihat kita tanpa melewatkan sedetik pun dari kita (Kejadian 11 : 5 lalu turunlah Tuhan untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak – anak manusia itu). Dari ayat ini kita bisa melihat bagaimana Tuhan memberikan perhatiannya kepada kita sebagai umat-Nya sehingga Ia bersedia turun dan melihat bagaimana kita ciptaanNya berkarya di dunia. Lalu bagaimana sekarang dengan kita sebagai makhluk ciptaanNya yang paling mulia memberikan respon, yaitu mari kita juga belajar dengan memberikan perhatian yang sama juga baik kepada Tuhan maupun sesama kita.
Contoh terkecil dan nyata yaitu saat kita beribadah. Kita dapat mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh pemimpin agama kita saat menyampaikan firman Tuhab akan tetapi gagal menyimak, memandang tetapi gagal melihat, hadir tetapi tidak memperhatikan. Dalam kondisi seperti itu, kita bisa melewatkan pesan – pesan penting yang seharusnya kita terima.Akan tetapi dalam Alkitab pada pada ayat Nehemia 8 : 4 “ Ia membacakan beberapa bagian daripada kitab itu di depan pintu gerbang air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki – laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.” Perhatian mereka atas penjelasan dari kitab itu menghasilkan pengertian (Nehemia 8 : 9), sehingga timbul pertobatan dan kebangunan rohani.
Dalam peristiwa lain, setelah penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem (Kis 8 : 1), Filipus menjangkau orang-orang Samaria. Mereka tidak hanya melihat tanda-tanda ajaib yang dilakukan oleh Filipus, tetapi juga “dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu” (Kis 8 : 6). “ Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu”(ay 8). Belajar dari cerita tersebut tentunya membuat kita semakin bersemangat untuk memberikan perhatian yang penuh salah satunya adalah pertama hanya dengan mau menatap orang saja kita mampu belajar dan membangun kembali rasa ingin untuk diperhatikan dan mau belajar untuk memberikan yang terbaik kepada orang lain.
Mari sekarang kita belajar untuk memberikan penghargaan kepada lawan bicara kita dengan cara mau menatapnya saat orang tersebut berbicara kepada kita. Dan mari kita menjaga pikiran kita untuk tidak mengembara dan melewatkan banyak berkat yang sebenarnya ada disekitar kita. Tiada yang lebih menunjukkan penghargaan kepada seseorang yang sedang berbicara kecuali mau menatap langsung.
Penulis Fanja Bapsje Siegers, S.Sos_Pendidik di TK Tunas Pertiwi Bogor
Daftar Pustaka :
- Materi Buku Karakter Tunas Pertiwi Bogor, 2019
- Penuh Perhatian |Santapan Rohani (https://santapanrohani.org/2016/11/13/penuh-perhatian/)
- https://bobo.grid