Makam Miura Djo Di Setra Badung

Spread the love

Denpasar,Pelitakota.id Dari sejumlah kuburan yg di Bali mungkin bisa dikatakan hanya setra Badung yg memiliki keunikan. Selain luasnya mencapai lebih dari 1 hektar, setra ini posisinya terbelah yg dipisahkan oleh sebuah jalan membentang dari Barat-Timur.

Jalan di Setra Badung ini terbagi dua, di mana pada bagian depannya jalan Imam Bonjol sedangkan jalan yg diapit oleh kedua setra ini namanya jalan Batukaru.

Di jalan Batukaru, ini terdapat dua Makam yg dikeramatkan selain Makam Putri Raja Pemecutan yg Mualap dgn nama Dewi Siti Khotijah. Ada juga keunikan lainnya yaitu dgn dimakamkannya seorang warga Jepang yaitu Tuan Miura Djo.

Tuan Miura diketahui berada di Bali sejak tahun 1888 dan wafat pada 7 September 1945. Ia datang ke Bali bersama pasukan Nipon masa penjajahan Jepang. “Saat masa penjajahan Jepang, Tua Miura satu-satunya pasukan Jepang yang membelot dan berada dibarisan tentara Indonesia. Ia berjuang bukan dengan senjata, tetapi dengan cinta kasihnya,” ujar bapak Yudi, salah seorang petugas kebersihan yg biasa menyapu di jalan Batukaru, Denpasar.

Yudi pun mengaku tidak tau banyak soal bagaimana sejarahnya Tuan Miura begitu lekat di hati warga Kota Denpasar, ini. Namun katanya, dari sejumlah pembicaraan orang-orang, Tuan Miura tidaklah mati. Ia dianggap tetap berada didekat para warga Denpasar yang mengerti arti kasih sayang. “Ajaran yang diberikan selalu kasih sayang. Menghadapi musuh tidak perlu dengan kekerasan tetapi dengan kasih sayang. Banyak orang dijaman itu yang minta pertolongan padanya, sehingga banyak pengikutnya,” aku Yudi.

Pastinya kata Yudi, selama dirinya bertugas sebagai tukang sapu diwilayah ini selalu ada saja yg datang memberikan hormat di Makam Tuan Miura. Tidak jarang juga dari tamu2 Jepang yg datang untuk tujuan ingin tahu. “Biasanya hanya tabur bunga dan pemberian penghormatan. Itu juga dari para keluarga keturunan dari mereka yang pernah dibantu oleh Tuan Miura dimasa itu. Ya sudah disebut Bapak Kami,”ungkapnya.(*)

Tinggalkan Balasan