Peran Dan Tanggung Jawab Gereja Dalam Upaya Menangani Degradasi Moral Pemuda Di Era Modernisasi Dan Globalisasi

Spread the love

Pelitakota.id Degradasi moral merupakan kemerosotan dan kemunduran moral yang dialami oleh para pemuda pada zaman ini. Hal ini disebabkan oleh adanya era modernisasi dan globalisasi yang sedang berkembang secara pesat sekarang ini. Adapun degradasi moral yang dialami pemuda, seperti: sex bebas, mabuk-mabukkan, penyalahgunakan narkoba, hilangnya nila-nilai kesopanan, misalnya: cara bertutur kata, cara berpakaian, tingkah laku, dan sebagainya. Dari hal tersebut gereja mempunyai peran dan tanggung jawab dalam menangani degradasi moral yang dialami oleh pemuda. Artikel ini bertujuan untuk memberikan cara bagi orang percaya dan gereja dalam menangani degradasi moral yang dialami oleh pemuda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif secara literatur atau penelitian kepustakaan, penelitian kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan cara atau metode yang meliputi pengumpulan data, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah gereja harus menjadi teladan dan kemudian menerapkan pemuridan seperti pelayanan kategorial kepemudaan, komsel (kelompok sel), Bible Camp, dan pelayanan pembinaan lanjutan (follow up).

Kata Kunci: Degradasi Moral Pemuda, Peran dan Tanggung Jawab Gereja

PENDAHULUAN
Di zaman yang semakin maju, membuat teknologi semakin berkembang dengan pesat, menyebabkan mudahnya mengakses internet di semua kalangan termasuk kaum muda yang menyebabkan terjadinya degradasi moral pemuda. Menurut KBBI, degradasi adalah kemunduran, kemerosotan, penurunan suatu moral, dan lain sebagainya. Degradasi moral yang terjadi saat ini adalah maraknya pergaulan bebas yang terjadi di kalangan pemuda. Hal ini menunjukkan pada saat ini bahwa banyak sekali terjadi degradasi moral di kalangan pemuda.
Jesly Nurlatu dkk dalam Sokrates mengatakan bahwa: moral berbicara masalah bagaimana seharusnya hidup. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa fungsi moral adalah perilaku individu. Moral yang baik adalah menghormati orangtua, rajin beribadah, memiliki karakter yang baik terhadap semua orang, baik tua maupun muda dan yang pastinya ialah takut akan Tuhan. seseorang yang hidup takut akan Tuhan akan memiliki karakter yang baik, moral yang baik, dan akan menjadi berkat bagi banyak orang. Dwi Novita Sari mengatakan bahwa perkembangan moral para pemuda tidak terlepas dari cara berpikir, yaitu bagaimana pemuda memiliki kemampuan untuk melihat, mengamati, memperkirakan, menduga, mempertimbangkan dan menilai. Sehingga hal itu dapat mempengaruhi perkembangan moral dalam diri para pemuda.
Salah satu yang menyebabkan terjadinya degradasi moral bagi kalangan pemuda di gereja adalah pergaulan yang buruk. Pergaulan yang buruk dapat merusak pergaulan yang baik di era modern seperti: merokok, narkoba, free sex, dan terlibat dalam berbagai tindakan kriminal, terlebih dengan adanya globalisasi yang ditunjukkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Perkembangan Iptek telah memberikan dampak yang sangat luar biasa, baik dari segi yang positif maupun dari segi yang negatif karena semua orang sudah bisa dengan mudah mengakses apa saja tanpa batas.
Tetapi, pada realitanya perkembangan Iptek lebih banyak memberikan dampak yang negatif, terutama dalam hal degradasi moral para pemuda yang semakin hari semakin merosot. Berbagai penyimpangan terjadi dari sebagaimana seharusnya Firman Tuhan katakan, seperti dalam mengambil sebuah sikap dan tindakan secara tidak dewasa. Degradasi moral yang terjadi di kalangan pemuda dapat mengakibatkan pemuda tersebut tidak dapat menjaga perilaku dan sikap mereka, contohnya: dalam hal bertutur kata, mereka lebih suka memperkatakan perkataan kotor. Selain itu mereka menjalin hubungan yang tidak sehat dalam masa pacaran, seharusnya masa pacaran sebagai masa sebagai perkenalan perilaku, sikap, kepribadian, latarbelakang, kelebihan dan kekurangan pasangan.
Adapun hal yang mendasari penyebab terjadinya degradasi moral pada kalangan pemuda, seperti: pertama, degradasi moral yang terjadi di kalangan pemuda dalam gereja karena mereka tidak dapat mengendalikan diri sendiri. Orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri akan membuat hilangnya pengendalian diri dan merosotnya moral sehingga dapat menyebabkan kaum pemuda bertindak sesuka hati tanpa memperhatikan pelanggarannya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain serta tidak akan memperdulikan siapa yang menegurnya. Kedua, degradasi moral yang terjadi di kalangan pemuda dapat diakibatkan karena kurangnya pembinaan moral dari orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat yang kurang efektif, sehingga membawa mereka kepada arus kehidupan yang mengutamakan kebutuhan materi tanpa diimbangi dengan pembinaan yang efektif, seperti pembinaan mental dan spiritual. Ketiga, degradasi moral dapat terjadi karena adanya arus budaya dan pandangan yang tidak sesuai dengan kebenaran. Keempat, degradasi moral juga dapat diakibatkan karena belum adanya pembinaan moral dari pemerintah, seperti pembinaan moral mengenai dana, teknologi, sumber daya manusia, peluang dan lain sebagainya. Selain itu, degradasi moral terjadi ketika para tokoh yang bergerak dalam bidang politik mengejar kedudukan, kekayaan dengan cara-cara yang tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal tersebut dapat mempengaruhi moral para pemuda di bangsa Indonesia terlebih dalam perkembangan modernisasi dan globalisasi.
Empat persoalan tersebut sangat serius dan perlu adanya perhatian secara khusus dari berbagai pihak, salah satunya yaitu dari gereja. Terjadinya degradasi moral pemuda dapat berpengaruh terhadap perkembangan gereja dan pemuda yang ada di gereja tersebut. Lalu bagaimanakah peran dan tanggung jawab gereja dalam upaya menangani degradasi moral pemuda di era modernisasi dan globalisasi? Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk membantu gereja dalam mengatasi degradasi moral pemuda yang terjadi di dalam gereja melalui beberapa strategi, seperti gereja menjadi teladan, dan melakukan pemuridan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini, merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif secara literatur atau penelitian kepustakaan, penelitian kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan cara atau metode yang meliputi pengumpulan data, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Melalui penelitian ini, penulis akan mengumpulkan data-data melalui buku-buku, artikel, bahan bacaan, dan jurnal online yang dapat menunjang penulisan karya ilmiah ini. Data-data yang diperoleh dari metode penelitian ini akan diolah, dianalisa dan kemudian dituangkan dalam karya ilmiah ini.

PEMBAHASAN
Degradasi adalah kemunduran, kemerosotan, penurunan suatu moral, dan lain sebagainya. Menurut Doni Koesoema melihat bahwa kemerosotan nilai-nilai moral yang ada dalam diri anak-anak muda itu tidaklah hanya berlaku bagi kaum muda semata. Situasi kemerosotan moral ini sebenarnya telah menjadi semacam ciri khas kultur abad ke 20.

Moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Menurut Widjaja dan Wila Huky dalam jurnal Windi Siti Jahroh, Nana Sutarna mengatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak) serta moral secara kompeherensip diartikan sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam lingkungan tertentu, ajaran tentang tingkah laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau agama tertentu, sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan.
Dengan demikian, degradasi moral adalah suatu bentuk kemerosotan, kemunduran, penurunan nilai dan norma manusia yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Kemunduran moral dilihat dari banyaknya pelanggaran yang dilakukan seseorang, baik dalam bersikap maupun dalam bertingkah laku. Meningkatnya berbagai pelanggaran seperti norma agama, etika, sosial, budaya merupakan bentuk dari degradasi moral. Beberapa contoh degradasi moral yang dewasa ini sangat marak terjadi terutama di kalangan pemuda adalah pelecehan seksual, penggunaan narkoba, korupsi, sex bebas, dan lain sebagainya. Degradasi moral juga adalah suatu bentuk penurunan nilai dan norma manusia karena adanya pengaruh perkembangan zaman, sehingga kesulitan yang di timbulkan pada degradasi moral ini ialah munculnya berbagai sisi terhadap nilai-nilai moderen atau globalisasi yang di angkap kurang baik. Degradasi moral menunjukkan kualitas iman setiap orang percaya termasuk pemuda. Sehingga hal tersebut mengakibatkan orang percaya dan pemuda kurang bisa menjadi contoh dan teladan. Masalah ini tidak serta merta terjadi, namun tentunya ada hal yang melatarbelakanginya. Terjadinya degradasi moral pada dasarnya dikarenakan oleh kurangnya pendidikan agama dan etika yang dianggap sebagai hal sepele. Padahal itu sebenarnya hal yang sangat penting dalam pembentukan dan pembinaan karakter dan moral pemuda bangsa.

Pemuda memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan bangsa, masa depan bangsa Indonesia ada di tangan pemuda karena pemuda adalah agen perubahan, generasi yang akan membawa bangsa kearah yang lebih maju. Jika pemuda mengalami degradasi moral maka bangsa ini akan mengalami suatu kehancuran. Para pemuda sebagai generasi penerus bangsa dan gereja memerlukan figure pembimbing yang dapat mengarahkan mereka dalam setiap tindakan dan tingkah laku yang di lakukan terlebih dalam hal moral. Tidak hanya semata-mata menyangkut hal moral yang dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga yang dapat merugikan orang lain. Sebelum hal ini terjadi, maka perlu diketahui apa yang menjadi penyebab dari masalah ini.

Penyebab utama terjadinya degradasi moral terhadap kaum pemuda ialah perkembangan globalisasi yang tidak seimbang. Ketika manusia tidak sadar terus mengikuti dan menuntut kemajuan di era global tanpa memandang dampak yang pada akhirnya membuat moral semakin merosot. Selain itu juga disebabkan oleh lingkungan sekitar sebagai tempat seseorang bertumbuh dan beradaptasi. Lingkungan yang baik akan memberikan hal yang baik bagi pertumbuhan anak dan sebaliknya lingkungan yang buruk akan memberikan hal yang buruk pula terhadap pertumbuhan anak, seperti pengaruh dari budaya asing. Salah satu contoh dampak degradasi moral para pemuda adalah tindakan-tindakan yang tidak senonoh, seperti merokok, mabuk-mabukkan, dan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Era Modernisasi
Modernisasi merupakan suatu peradaban atau cara berpikir manusia dari tradisional ke modern atau ke arah yang lebih maju. Menurut Everett M. Rogers dan Syed Hussein Alatas dalam jurnal Anggelika Permata Sari, Cahaya Melynia, Harun Ar Rasyid Lim Seong Been modernisasi adalah proses perubahan individu-individu dari cara hidup tradisional menuju kehidupan yang lebih kompleks, menuju kemajuan teknologi dan merupakan perubahan cara hidup yang cepat dan menyatakan bahwa modernisasi merupakan proses ilmu pengetahuan ilmiah modern yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia diperkenalkan pada seluruh tingkat, dengan tujuan akhir mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih memuaskan.

Dengan adanya modernisasi, kehidupan manusiapun banyak mengalami perubahan dari segala aspek, baik dari aspek sosial, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya. Bahkan perkembangan teknologi juga semakin canggih di era ini menjadikan manusia dapat lebih mudah dalam mengerjakan segala sesuatu khususnya para pemuda dapat melakukan berbagai hal dan mengakses apapun tanpa batas melalui media komunikasi seperti internet.

Internet adalah kumpulan jaringan komputer yang saling terhubung di seluruh dunia yang bisa membuat manusia dapat saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Dengan perkembangan internet yang semakin mudah diakses membuat orang-orang dapat terhubung melalui wifi. Media sosial juga adalah sebuah media online yang setiap orang dapat saling berbagi dengan bertukar informasi, bertukar pikiran, serta dapat membangun relasi pertemanan. Media sosial telah menjadi sebuah tempat berinteraksi yang sangat menarik untuk berkomunikasi, berbagi foto, berbagi video, sekadar update status, mencari informasi terbaru, dan sebagainya.

Media internet yang ada sangat membantu dan memudahkan manusia khususnya pemuda dalam berkomunikasi, belajar, berkarya, dan sebagainya. Contoh lainnya adalah penggunaan traktor oleh petani yang membuat pekerjaan petani sudah semakin lebih ringan dan cepat. Tetapi, dibalik itu kecanggihan teknologi tidak hanya memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif yang sangat besar pengaruhnya dalam kalangan pemuda khususnya. Karena sifatnya yang terbuka bagi siapapun dan tanpa batas, media sosial bisa saja menjadi peluang besar bagi para pemuda dalam mengakses hal-hal yang berkaitan dengan konten pornografi yang dapat membawa kepada terjadinya degradasi moral. Selain itu, modernisasi tidak hanya berkembangnya media internet namun juga masuknya budaya asing yang dapat mempengaruhi gaya hidup pemuda dalam pergaulan baik di desa maupun di perkotaan, seperti mabuk-mabukkan, narkoba, sex bebas yang telah menjadi budaya dikalangan pemuda pada saat ini, dan budaya tersebut dapat menyebabkan degradasi moral pemuda.

Penggunaan teknologi yang tidak sesuai oleh para pemuda, kurangnya pembinaan dan pembentukan karakter, serta kurangnya pertumbuhan kerohanian merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi moral. Kemajuan teknologi membuat para pemuda mengalami tingkat kedisplinan yang sangat rendah dimana mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dalam menggunakan dan mencoba hal-hal baru tanpa batas sehingga mereka tidak sadar bahwa teknologi tidak hanya memberikan dampak yang positif namun juga dapat memberikan dampak negatif yang bisa menjerumuskan setiap orang kepada degradasi moral bagi yang tidak dapat memanfaatkannya dengan baik yang salah satunya adalah terjebak dalam pergaulan bebas. Pergaulan yang dimaksud adalah sikap yang bebas menerima budaya asing masuk dalam kehidupannya bahkan menjadi gaya hidup setiap hari tanpa adanya filter.
Modernisasi merupakan suatu era yang tidak dapat dihindari oleh semua orang dan harus dihadapi oleh setiap manusia karena ruang lingkupnya sangat luas. Modernisasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses masuknya kebudayaan baru pada suatu wilayah tertentu dan mengalami sebuah perubahan di berbagai bidang nilai, sikap, dan kepribadian seseorang dalam proses kehidupannya. Hidup di era modernisasi mempengaruhi cara dan gaya hidup masyarakat yang semakin ingin terlihat modern dan mengabaikan moralitas.

Proses modernisasi menuntut transformasi dan perkembangan masyarakat secara pesat. Tetapi, hal itu memerlukan adanya penyesuaian pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap tertentu dari masyarakat terkhususnya pemuda. Yang berarti bahwa pembinaan moralitas para pemuda dituntut untuk mengemban tugas yang semakin kompleks dan luas.

Globalisasi
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus secara menyeluruh/dunia. Proses globalisasi ini di dukung oleh adanya kemajuan teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi. Dengan demikian, hubungan antarsesama manusia semakin menjadi lebih mudah tidak lagi dihalangi oleh jarak yang begitu jauh namun dapat memanfaatkan teknologi untuk dapat saling berhubungan. Globalisasi merupakan masa dimana seluruh kegiatan keseharian yang dilakukan oleh manusia berkaitan dengan teknologi. Adanya globalisasi di zaman ini, membuat setiap negara atau setiap bangsa yang ada di dunia ini bukan hanya saja saling terbuka bahkan memiliki kerjasama antara satu sama lain. Tetapi, ada hubungan ketergantungan antara negara yang satu dan negara yang lainnya.

Pengaruh dari globalisasi ini memang memberikan manfaat atau dampak positif yang sangat banyak, tetapi juga tidak terlepas dari dampak negatif yang sangat besar. Salah satu dampak negatifnya adalah nilai-nilai sosial semakin memudar karena lebih cenderung menyibukkan dirinya sendiri dengan pekerjaannya masing-masing sebagai tuntutan perkembangan zaman sehingga tidak lagi peduli dengan lingkungan sekitarnya. Globalisasi juga sangat berpengaruh kepada kehidupan pemuda pada masa kini seperti cara berpakaian yang sembarangan, gaya rambut yang mengikuti budaya asing, cara berbicara yang tidak sopan, dan sebagainya. Hal inilah yang disebut sebagai degradasi moral. Degradasi moral merupakan salah satu akibat dari pengaruh globalisasi yang berarti penurunan moral yang dilakukan oleh manusia khususnya pemuda. Hal ini terjadi karena kaum remaja biasanya lebih cepat mengerti tentang teknologi.

Beberapa faktor globalisasi yang menyebabkan terjadinya degradasi moral khususnya dikalangan pemuda, yakni: Pertama, munculnya pandangan yang menganggap bahwa materi, kesuksesan lebih penting daripada moralitas. Kedua, nilai kesopanan mulai hilang akibat budaya asing. Ketiga, kultur secara global mulai menawarkan kenikmatan yang sementara. Keempat, adanya persaingan yang semakin tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kelima, timbulnya rasa egosentrisme yang tidak mau peduli dengan lingkungan sekitarnya. Keenam, kurangnya perhatian dan pembinaan dari keluarga dengan berbagai alasan.

Selain itu, ada juga beberapa penyimpangan moral pemuda yang sering terjadi di zaman ini, seperti: kenakalan pemuda yang diakibatkan oleh kondisi budaya yang telah berpadu dengan budaya asing, kenakalan pemuda yang diakibatkan oleh situasi dan tekanan lingkungan sekitar, kenakalan pemuda dalam bentuk pembuatan kelompok, kenakalan pemuda yang ditiru dari lingkungan lain dan disebarluaskan di dalam lingkungan masyarakat setempat.

Adapun kenakalan yang dapat menimbulkan korban secara fisik terhadap orang lain, seperti: pembunuhan, pemerkosaan, perkelahian. Kenakalan secara, materi, seperti: pencopetan, pemerasan, perampokan. Serta kenakalan pemuda yang pada saat sedang mengalami masalah lebih cenderung melakukan berbagai hal yang membuat dirinya merasa senang, lebih suka menyendiri, tidak suka dengan perkumpulan, cepat terluka, memandang kekurangan yang ada di dalam dirinya sehingga hal ini membuat dirinya menjadi seorang yang tidak punya arah dan tujuan hidup dan melampiaskan semuanya dengan melakukan hal-hal yang melanggar norma dan nilai moral, seperti mabuk-mabukkan, menjadi pecandu narkoba, merokok, dan sebagainya.

Dalam era globalisasi ini informasi telah menjadi kekuatan yang sangat besar dalam mempengaruhi cara berpikir manusia terkhususnya di kalangan pemuda yang masih terus mencari jati dirinya dan ingin melakukan serta mencoba hal-hal baru melalui sumber-sumber yang ada. Globalisasi juga mengarah kepada zaman yang semakin modern khususnya dalam hal meniru gaya budaya asing tanpa adanya penyaringan sehingga mengakibatkan terjadi yang namanya degradasi moral.

Moral di era modernisasi dan globalisasi terus mengalami kemunduran kualitas atau kemerosotan, seperti tutur kata yang tidak sopan, tidak menghargai sesama, dan lain sebagainya. Pengaruh modernisasi dan globalisasi membuat pergeseran batas kesopanan, etika , dan moralitas khususnya pemuda di era ini. Salah satunya adalah peningkatan seks bebas yang dulunya dianggap hal yang sangat tidak pantas dilakukan oleh pasangan yang belum menikah, namun sekarang sudah dianggap sebagai hal yang sepele dan hal yang biasa dilakukan oleh pemuda di zaman modern.

Peran Dan Tanggung Jawab Gereja Dalam Upaya Menangani Degradasi Moral Pemuda

Degradasi moral pemuda yang terjadi di era modernisasi dan globalisasi pada saat ini merupakan tantangan gereja dan akan mengancam pertumbuhan gereja khususnya para pemuda sebagai genersi penerus gereja. Adapun upaya yang dilakukan gereja dalam mengatasi degradasi moral pemuda adalah:

Gereja Menjadi Teladan
Dalam hal ini, gereja harus menjalankan peran dan tanggung jawabnya untuk mengatasi tantangan ini, gereja harus menyadari bahwa bergerak secara aktif sangat penting bukan hanya sekedar memberikan khotbah, sosialisasi ataupun seminar-seminar, namun dalam hal pengajaran tentunya harus ada perkembangan yang dapat memberikan pemahaman kepada generasi muda, seperti: menjadi teladan dalam hal sosial yang artinya memberi contoh kepada para pemuda untuk tidak hidup egois atau mementingkan diri sendiri namun terbuka bagi semua orang tanpa memandang bulu. Karena anggota gereja, yaitu pemuda terlebih dahulu melihat bagaimana cara dan sikap yang pemimpinnya berikan bagi jemaat untuk mereka bisa teladani.

Pemuridan
Pemuridan merupakan suatu kelompok yang mau berkomitmen untuk bertumbuh dan biasanya terdiri atas tiga sampai enam orang. Pemuridan Kontekstual memiliki brand atau nama yaitu kelompok tumbuh bersama. Pemuridan merupakan sebuah kelompok yang memiliki komitmen untuk tumbuh bersama, dalam hal ini dalam kelompok senantiasa melakukan kegiatan rohani yang membentuk mereka dalam pertumbuhan iman.
Pemuridan adalah salah satu upaya dalam mengatasi degradasi moral pemuda. Soenjono D, dalam bukunya yang berjudul “robohnya moral kami”, ia mengatakan bahwa bahwa degradasi moral pemuda sebagai suatu penyakit yang perlu di obati agar kita menjadi sehat kembali dan dapat berkipra dalam pencaturan politik, ekonomi, dan sosial taraf internasional. Dalam hal ini degrasadasi moral pemuda sangat berbahaya sehingga di sebut sebagai penyakit yang perlu untuk di obati, sehingga perlu diadakan pemuridan atau pembinaan sebagai upaya mengobati penyakit tersebut. Yuliati dan Kezia Yemima menjelaskan tentang visi pemuridan yaitu: pertama, mendorong orang percaya bertubuh ke arah kedewasaan penuh dalam Kristus. Kedua, memperlengkapi orang percaya dengan pemahaman Alkitab Kontekstual. Ketiga, mengontrol orang percaya dalam ketaatan terhadap Firman Tuhan. Keempat, melipatgandakan kegiatan pemuridan dengan mendelagasi setiap anggota menjadi pemimpin pemuridan baru. Pemuridan merupakan bentuk penggilan yang terbentuk dalam diri seseorang yang terdiri dari dua atau lebih, pemuridan kontekstual sebagai bentuk panggilan karena didalamnya terdiri dari suatu kelompok yang mau berkomitmen untuk bertumbuh dalam iman melalui kegiatan kegiatan rohani tertentu. Adapun upaya yang dilakukan gereja melakukan pemuridan dalam mengatasi degradasi pemuda adalah:

Pelayanan kategorial kepemudaan, adanya Pelayanan kategorial kepemudaan ini adalah karena melibatkan para pemuda yang mempunyai kesamaan minat dalam pelayanan kepemudaan. Pelayanann ini perlu diperhatikan untuk mendapat manfaat dan umpan balik. Pelayanan kategorial kepemudaan biasanya berupa ibadah pemuda, Ibadah pemuda merupakan salah satu kegiatan yang telah menjadi suatu kebiasaan, kegiatan ini juga secara rutin diadakan juga oleh para pemuda. Namun dapat dikembangkan seperti kegiatan keterampilan dan kesenian disamping kegiatan utama seperti pendalam Alkitab, pelayanan sosial serta ibadah. Variasi dalam pelayanan kategorial kepemudaan perlu diadakan untuk mencegah kejenuhan atau kebiasaan yang membeku.

Pelayanan kategorial kepemudaan yang dilakukan gereja adalah diskusi, padaun suara, retret, tamasya dan olahraga. Melalui kegiatan pelayanan kategorial kepemudaan ini, para pemuda berada dalam komunitas yang benar, sehingga melalui pelayanan ini, para pemuda tetap hidup dalam kebenaran Firman dan tidak mengalami degradasi moral.

Kelompok Sel (komsel) pemuda, Hermawan Berutu dan Siahaan mengatakan bahwa Kelompok Sel (komsel) merupakan wadah persekutuan jemaat dalam jumlah yang kecil, menjadi perkumpulan dalam jumlah kecil agar kemampuan berinteraksi satu dengan yang lain lebih baik, dan juga merupakan hubungan antar sesama dengan terjalin lebih kuat dan erat seperti anggota tubuh. Hal ini juga di tegaskan oleh Daniel Sutoyo mengatakan bahwa Kelompok Sel (komsel) sebagai wadah-wadah pembelajaran gaya hidup Kristen.

Kelompok Sel (komsel) merupakan salah satu gerakan rohani yang dilakukan dalam membangun pertumbuhan gereja, Kelompok Sel menjadi suatu pergerakan rohani yang melanda seluruh gereja didunia sebagai salah satu sarana penghubung pemimpin gereja dengan jemaatnya, dan kelompok sel merupakan sebuah pelayanan yang sangat penting dalam strategi pertumbuhan gereja dan kelompok sel memiliki ciri khas yaitu berbagai nama-nama untuk kelompok sel tersebut. Kelompok Sel (komsel) pemuda sangat berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan kerohanian para kaum muda yang mencangkup pembinaaan para pemuda yang mengalami degradasi moral, didalam Kelompok Sel (komsel) pemuda membimbing setiap pemuda yang terlibat aktif dalam setiap kegiatan pemuda yang dilakukan, untuk bertumbuh dewasa secara Rohani dan berkarakter Kristus. Melalui pola pelayanan Kelompok Sel pemuda, semua pemuda di dalamnya dapat membangun relasi dan saling berkomunikasi dengan lebih nyaman.

Bible Camp pemuda, merupakan salah satu dari pemuridan yang dilakukan gereja untuk mengatasi degradasi moral pemuda, Bible Camp memberikan bimbingan kepada pemuda yang mengajarkan tentang keseimbangan antara pengajaran tentang Firman, penyembahan, persekutuan, rekreasi dan ekspresi. Gereja merupaka wadah untuk memberitakan kebenaran Firman Tuhan kepada semua orang, terkhusus kepada para pemuda di era jaman ini. Gereja mengajarkan kebenaran Firman Tuhan kepada pemuda untuk dijadikan pondasi dalam hidupnya. Dengan adanya Bible Camp yang dilakukan gereja membantu pemuda untuk mengerti prinsip-prinsip kebenaran Alkitab, dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya serta menjadikan para pemuda berkarakter baik, juga tidak terpengarauh dengan degradasi moral yang terjadi pada era modernisasi dan globalisasi.

Pelayanan pembinaan lanjutan (follow up) kepada pemuda, Soekahar mengatakan, pelayanan pembinaan lanjutan (follow up) adalah pemeliharaan, pendewasaan dan pelipatgandaan buah penginjilan. Memenangkan jiwa dan pembangunan kerohanian adalah dua hal yang tidak boleh dipisah-pisahkan. Memenangkan manusia dan menjadikan mereka murid-murid Kristus yang efektif adalah “pedang bermata dua” dari Allah. Pelayanan follow up adalah pelayanan rohani dari orang-orang yang matang rohaninya kepada orang percaya baru untuk membawa mereka pada kedewasaan rohani dan berbuah banyak. Melakukan pendampingan kepada pemuda merupakan pelayanan yang penting, untuk membawa pemuda supaya tidak terpengaruh kepada degradsi moral yang terjadi pada saat ini. Lebih lanjut Soekahar mengatakan, pelayanan follow up dapat diwujudkan dengan kontak pribadi, mencontoh pelayanan Yesus. Yesus memuridkan secara pribadi orang-orang yang dibimbingnya. Pemuridan pada masa kini dapat berarti proses membimbing pemuda untuk mengalami Yesus sebagai Tuhan atas segalanya dalam hidup ini. Menjadi murid Yesus berarti suatu tindakan penyerahan diri dan proses ketaatan pada pimpinan Tuhan. Pelayanan follow up kepada pemuda dapat juga diwujudkan melalui doa-doa pribadinya, yaitu menjadi pendoa syafaat bagi pemuda yang di follow up. Setelah sampai pada usia kerohanian yang matang, pemuda yang di follow up dapat diberi kesempatan melayani. Dapat dijelaskan di sini, bahwa dalam pelayanan follow up, orang yang menyebut dirinya “bapak/ibu rohani pembinaan kerohaniaan, kawanan rohani” atau apapun sebutannya, mereka harus mengingat bahwa peran utama mereka adalah membimbing para pemuda untuk lebih dekat dengan Tuhan, taat pada pimpinan Roh Kudus, menaati ajaran Firman Tuhan. Relasi khusus “pembimbing rohani” dengan para pemuda tersebut hanyalah sebagai sarana untuk mempermudah terjadinya proses pembimbingan. Relasi antara kaum muda dengan Allah dan Firma-Nya semakin indah adalah tujuan utama dari pelayanan follow up ini. Jika pelayanan Follow Up kepada pemuda berjalan dengan baik maka para pemuda menjadi orang Kristen yang dewasa di dalam Tuhan.

Dampak Dari Upaya Gereja Dalam Mengatasi Degradasi Moral Pemuda Di Era Modernisaasi dan Globalisasi

Adapun dampak dari upaya yang dilakukan oleh gereja dalam hal mengatasi degradasi moral pemuda di era modernisasi dan globalisasi ini adalah: Pertama, membawa pemuda mengerti akan kebenaran Firman Tuhan. Upaya yang dilakukan gereja upaya gereja dapat tercapai melalui proses pembinaan kepada para pemuda kepada tingkat pengertian yang benar akan kebenaran Firman Allah, sikap, dan perbuatan yang sudah diperbaharui akan menggambarkan kedewasaan rohani di dalam Kristus Yesus. Dalam hal ini, setiap pemuda yang telah lahir baru akan menjadi anggota keluarga Allah dan terus mengikuti pembinaan supaya setiap pemuda tidak terbawa arus dalam degradasi moral, yang dapat menghambat pertumbuhan kerohanian pemuda untuk melakukan pelayanan kelak. Ketika para pemuda mengerti akan kebenaran Firman Allah yang hidup dan berkuasa serta mereka terus memegang janji-janji Tuhan maka kehidupan mereka akan berdampak bagi para pemuda lainnya bahkan bagi semua orang.

Kedua, membawa pemuda mengenakan manusia baru. Upaya yang dilakukan gereja dalam mengatasi degradasi moral pemuda ialah membantu seseorang untuk memusatkan dirinya secara sadar dan jujur untuk menggenapi tindakan Allah yang mencintai dan menyelamatkan. Maka upaya yang dilakukan gereja bagi para pemuda dalam mengatasi degradasi moral bertujuan untuk mengembangkan adanya kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam aktifitas hidup sehari-hari para pemuda, yakni ketika pemuda berkarya dalam bidang studi pergaulan dan pengalaman rohani. Upaya tersebut juga dapat membawa para pemuda untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru sesuai yang dikehendaki Tuhan. Manusia baru, merupakan manusia yang telah berubahdalam tindakan yang buruk menjadi baik dan menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan dosa.

Ketiga, mengalami pertumbuhan rohani. Pertumbuhan rohani akan terjadi apabila persekutuan dengan Tuhan senantiasa terus terpelihara yang menimbulkan adanya dorongan di dalam diri mereka untuk mereka selalu dekat dengan Tuhan karena mereka telah melihat bagaimana keteladan yang telah diberikan gereja kepada mereka.

Keempat, dampak dari upaya yang dilakukan gereja dalam menangani degradasi moral pemuda adalah mereka mau terlibat dalam pelayanan. Tidak hanya sekedar menjadi jemaat biasa, namun ada kemauan dalam diri mereka untuk ikut mengambil bagian di dalam melayani Tuhan.

KESIMPULAN
Degradasi moral dikalangan pemuda tidak mungkin terlepas dari era modernisasi dan glibalisasi. Perkembangan zaman yang semakin pesat menyebabkan para pemuda seringkali terjebak dan terbawa oleh arus perkembangan teknologi. Sehingga pemuda di era ini tidak lagi hanya sebagai korban dampak negatif dari era modernisasi dan globalisasi melainkan juga sebagai pelaku yang terlihat dari segala aspek kehidupannya yang menunujukkan terjadinya degradasi moral. Untuk itu, perlu adanya peran dan tanggung jawab dari berbagai pihak yang salah satunya adalah gereja dalam menangani hal ini. Dengan tujuan supaya pemuda di era ini tidak menyalahgunakan teknologi yang semakin canggih dan terjerumus dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan norma dan etika Kristen. Namun, tetap mengikui perkembangan zaman sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Dan tentunya gereja dapat mewujudkan hal ini ketika ada upaya yang dilakukan oleh gereja seperti yang telah dipaparkan di atas, yaitu terlebih dahulu gereja harus menjadi teladan dan kemudian menerapkan pemuridan seperti pelayanan kategorial kepemudaan, komsel (kelompok sel), Bible Camp, dan pelayanan pembinaan lanjutan (follow up).

Penulis : Lesta Gea_STT Kadesi Dan Anita R Sitio,SP.,M.Pd.K

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arifianto, Yonatan Alex. “Kajian Biblikal Tentang Manusia Rohani Dan Manusia Duniawi.” JURNAL TERUNA BHAKTI 3 (2020). 12–24.
  2. Bigman Sirait. Akhir Zaman Dan Degradasi Moral Tablid Reformata. Edisi 149., 2012. 28.
  3. Charles M. Shelton. SJ. Menuju Kedewasaan Kristen. Yogyakarta: Kanisius, 1988. 41.
  4. Daniel Fajar Panuntun and Eunike Paramita. “Hubungan Pembelajaran Alkitab Terhadap Nilai-Nilai (Kelompok Tumbuh Besama Kontekstual).” Gamaliel: Teologi dan praktika 1, no.2 (2009).
  5. Dardjowidjojo, Soenjono. Robohnya Moral Kami, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesi, 2005) Ix. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.
  6. Doni Koesoema A. Pendidikan Karakter: Mendidik Anak Di Zaman Global. JAKARTA: Grasindo, 2010. 117.
  7. Fansuri, Hamzah, Hamzah Fansuri, Hamzah Fansuri, Hamzah Fansuri, Hamzah Fansuri, Dosen Fakultas, Ushuluddin Iain, and Raden Intan. “Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung.” TAPIs 7, no. .12 (2011): 1–30.
  8. H. Soekahar. Potret Pendeta Di Tengah Masyarakat Pluralis Modern 0. Malang: gadumas, 2000.
  9. Irwant, Berutu dan Harls E.R. Siahaan. “Menetapkan Kelompok Sel Virtual Di Masa Mendemik Covid-19.” Sotiria Jurnal Teologi dan Pelayanaan Kristiani 3 (2020).
  10. Jahroh, Windi Siti, and Nana Sutarna. “Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Mengatasi Degradasi Moral.” Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan (2016): 395–402.
  11. KBBI, ed. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. 4th ed. JAKARTA: Pt. gramedia, 2008. 1211.
  12. Ma’rufah, Nurbaiti, Hayatul Khairul Rahmat, and I Dewa Ketut Kerta Widana. “Degradasi Moral Sebagai Dampak Kejahatan Siber Pada Generasi Millenial Di Indonesia.” Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 7, no. 1 (2020): 191–201.
  13. Moh. Saifulloh Aziz. Milenium Menuju Masyarakat Madani. SURABAYA: Terbit Terang, 2020. 15.
  14. Nurlatu, Jesly, Marlina Tafonao, Tera Mosin, and David Eko Setiawan. “Upaya Pembinaan Warga Gereja Dalam Mengatasi Degradasi Moral Pada Kaum Muda.” CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika 2, no. 2 (2021): 269–282.
  15. Sari, Anggelika Permata, Cahaya Melynia, Harun Ar Rasyid, and Lim Seong Been. “Pendidikan Dan Modernisasi” (2020): 1–11.
  16. Sari, Dwi Novita. “Upaya Preventif Guru Kristen Dalam Menghadapi Dengradasi Moral Anak.” Jurnal Teologi Kristen I (2019). 79.
  17. Sitorus, Theresia Tiodora. “Pembinaan Warga Jemaat.” Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat 4 No. 2 (2020). 197.%0A270. sumule, Linus. “Pengembangan Pemuridan Kontekstual Untuk Mengatasi Degradasi Moral Pemuda Di Jemaat Bethel Polongaan Melalui Pembinaan Warga Gereja” (2020).
  18. Sutoyo, Daniel. “Komunitas Kecil Sebagai Tempat Pembelajaran Gaya Hidup Kristen,”.” ANTUSIAS: Jurnal Teologi dan Pelayanan 2 2 (2012).
  19. Sutria, Dewi. “DAMPAK PENGARUH GLOBALISASI BAGI KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA.” Jurnal Pesona Dasar 7, no. 2 (2019): 1–9.
  20. Yuliati and KeziaYemima. “Model Pemuridan Konseling Bagi Alumnus Perguruan Tinggi Lulusan Baru (Fresh Graduate) Yang Mengingkari Panggilan Pelayanan).” Gamaliel: Teologi dan Praktika 1, no 1 (2019).
  21. Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. JAKARTA: Yayasan Obor Indonesia, 2008. 25.

Editor Romo Kefas 

Leave a Reply