INJIL ADALAH TOLOK UKUR MATI HIDUPNYA GEREJA

Spread the love

PELITAKOTA.ID

” Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Matius 16:18

Pekabaran Injil adalah hakikat dari gereja, jika gereja berhenti memberitakan Injil, maka gereja telah selesai . Gereja terdiri dari himpunan orang percaya yang dikuduskan Kristus, dan gedung dengan berbagai-bagai bentuk. Gereja didirikan, dimiliki dan berkepala Tuhan Yesus Kristus , dihadirkan bukan di ruang hampa tetapi di dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Tepat saat dimana gereja didirikan Tuhan Yesus “..di atas batu ini Aku mendirikan jemaat-Ku..” maka pada saat itu juga Tuhan Yesus memproklamasikan, bahwa kehadiran gereja “tidak akan dikuasai oleh alam maut” (Mat 16:18). Dengan demikian, gereja secara keseluruhannya, adalah pusat kehidupan dari setiap orang Kristen. Dari seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia, ia berada dalam kehidupan gereja. Gereja tempat seseorang diajarkan firman Tuhan, tempat beribadah menyembah Allah, tempat pertumbuhan iman, tempat dan pusat pengutusan jemaat Tuhan Yesus dihadirkan di dunia untuk beritakan Injil. Tetapi mengapa ada banyak orang kecewa dengan gerejanya sendiri, dengan gembalanya, dengan pelayanannya, dengan banyak sikap pelayan Tuhan yang menyakiti hati? dan lain sebagainya. Orang-orang yang kecewa dan tinggalkan gerejanya, ada anggota jemaat, majelis dan pendeta yang pernah aktif melayani. Fakta lain, banyaknya gedung-gedung gereja dijual atau beralih fungsi karena jemaatnya tidak beribadah lagi. Banyak orang Kristen menjadi sangat sekuler, dan hidup tanpa firman dan gereja. Mengapa banyak gereja mati? Salah satu jawaban adalah “Injil telah lama hilang di gereja tersebut!”. Ketika Injil Tuhan Yesus digeser dan diganti ajaran-ajaran dari dunia ini, di mimbar-mimbar gereja, maka gereja mati! Gereja tanpa Kristus sama artinya pelayan Tuhan dan anggota jemaat telah mati. Jika khotbah dan ajaran di gereja, hanya berisi kehebatan dan pikiran manusia, ajaran keberhasilan diluar Kristus, gereja sudah mati. Maka, satu-satunya yang memberi kehidupan di gereja, jika Injil terus menerus dihidupkan sebagai harga mati. Anak-anak Sekolah Minggu, remaja, taruna, pemuda hingga orang dewasa, keluarga, dihidupi oleh kuasa Injil! Ya, setiap warga gereja harus ber-DNA Injil maka ia hidup! Dan hal ini bukanlah soal pilihan tetapi keharusan, bahwa Injil adalah tolok ukur mati atau hidupnya suatu gereja. Salam Injili.

Pdt.Ronny Mandang

Tinggalkan Balasan