Pelitakota.Id | Salah satu dampak dari Pandemi Covid-19 dalam pelayanan Gereja di Indonesia adalah ditiadakannya ibadah Anak Sekolah Minggu secara onsite atau secara offline. Di masa pandemi, pelayanan anak mengalami kendala, karena tidak bisa bertemu tatap muka antara Guru Sekolah Minggu dengan anak-anak. Bukan hanya itu, kurangnya fasilitas dan sumber daya manusia dan sumber daya kelengkapan bagi Gereja-gereja kecil , membuat pelayanan anak menjadi terkendala. Tidak sedikit yang akhirnya Gereja-gereja tidak berbuat apa-apa untuk anak-anak Sekolah Minggunya, atau hanya menyarankan anak-anaknya “menumpang” ibadah online dengan menonton ibadah Sekolah Minggu online gereja lain, atau lembaga pelayanan anak yang menyediakan.
Untuk menjawab kebutuhan anak-anak Sekolah Minggu tersebut, Departemen Pemuda dan Anak (DPA) GBI propinsi Banten, menyelenggarakan Training Guru Sekolah Minggu dalam bentuk Webinar Touching Kids Ministry Di Masa Pandemi. “Guru-guru Sekolah Minggu perlu pelatihan pelayanan secara kreatif, supaya tetap melayani anak-anak Sekolah Minggu di masa pandemi ini. Pandemi Covid-19 ini adalah kejadian luar biasa dan merubah kebiasaan. Karena itu, penanganan dan pelayanan Sekolah Minggu pada masa pandemi ini, memerlukan metode yang kreatif dan pelayanan yang luar biasa pula, melebihi dari kebiasaan,” sambutan Pdt Doni Susanto S.Th sebagai Ketua DPA GBI propinsi Banten, dalam acara webinar pelatihan Guru Sekolah Minggu ini, yang diikuti oleh 100 orang peserta Guru Sekolah Minggu. Selain dari GBI-GBI di Banten, pelatihan Guru Sekolah Minggu ini juga diikuti peserta Guru Sekolah Minggu dari non denominasi GBI dan bahkan dari luar daerah, seperti Guru Sekolah Minggu dari gereja-gereja di daerah Sumatera, Kalimantan, DKI Jakarta, Jawa barat, Papua, NTT, dan dari porpinsi lainnya. Ketua Bidang Anak Bethel Indonesia (ABI) DPA GBI propinsi Banten, Pdp Yohanes Istanto mengatakan, “Manfaat yang kita peroleh melalui Touching Kids Ministry di masa pandemi ini adalah kita bisa membuat pelayanan yang menyentuh anak dan bisa menciptakan konten Sekolah Minggu secara Online yang kreatif serta menarik anak-anak.”
Dalam pelatihan Guru Sekolah Minggu Touching Kids Ministry yang diadakan 2 sesi hari Senin tanggal 7 dan 14 September 2020 ini, peserta diajarkan bagaimana membuat ibadah Sekolah Minggu secara online dengan kreatif walaupun SDM serta fasilitas terbatas, melibatkan anak-anak sekolah minggu dalam pelayanan dan interaksi, serta bagaimana memfollow up anak-anak sekolah minggu melalui kelompok sel anak, kegiatan-kegiatan pembelajaran kreatif di rumah, serta keterlibatan orang tua dalam pendampingan anak-anak. “Disadari atau tidak, anak-anak tetap membutuhkan kehadiran kita, guru atau pembinanya. Anak-anak tetap membutuhkan ‘sentuhan’ kita, meskipun hanya melalui media online.” menurut Kak Iswahyudi dari Rajawali Kecil Ministry, sebagai Trainer dalam Pelatihan Guru Sekolah Minggu secara webinar ini. Beliau juga mengingatkan, apakah pelayanan anak di gereja kita tetap menyentuh (touching) kebutuhan anak-anak kita? Atau jangan-jangan ketika pandemi berakhir, kita kehilangan anak-anak kita, karena Guru Sekolah Minggu atau Gereja tidak ‘hadir’ untuk mereka di masa sulit ini.
Mengutip dari 1 Petrus 5:2 dan Yohanes 10:12, Marilah kita menjadi Gembala-gembala anak-anak yang baik, dan jangan mau dikatakan hanya sebagai gembala upahan yang ‘lari’ dan tidak peduli pada domba-domba (anak-anak) di masa sulit ini. (DSU/pelitakota.id)