PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KEPADA KARAKTER REMAJA ERA MILENIAL

Spread the love

 

Pelitakota.Id – John M. Nainggolan dalam bukunya yang berjudul Guru Agama Kristen sebagai panggilan dan profesi mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah mengajarkan pengetahuan atau pandangan – pandangan, keyakinan, dogma atau teologia yang dimiliki seseorang tentang Yesus Kristus. Pendidikan Agama Kristen yang diberikan harus berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Tujuan dari pendidikan agama Kristen adalah agar seseorang dapat mengenal secara utuh pribadi Yesus Kristus melalui pengalaman pribadinya dalam menerapkan seluruh kebenaran firman Tuhan dalam setiap aspek kehidupannya.

Janse Belandina Non – Serrano dalam bukunya yang berjudul Pedoman untuk Guru Pendidikan Agama Kristen SD – SMA dalam melaksanakan kurikulum baru berpendapat bahwa hakikat Pendidikan Agama Kristen seperti yang tercantum dalam hasil loka karya strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan pada siswa agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakannya dalam kehidupan sehari – hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya.

Salah satu dasar pendidikan dalam Alkitab tercatat dalam Ulangan 6 : 7 yang berbunyi : “haruslah engkau mengajarkannya berulang ulang kepada anak anakmu  dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,  apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”

Kata mengajarkannya berulang – ulang berasal dari kata Ibrani “ shaw nan ” ( jenis kata kerja) yang memiliki arti lain menajamkan atau mengasah. Kegiatan menajamkan atau mengasah tidak mungkin dilakukan hanya satu kali, tetapi harus berulang – ulang sampai objek yang kita asah menjadi tajam atau terasah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kata mengajarkannya berulang – ulang dalam nats ayat tersebut tidak hanya menyiratkan pemindahan ilmu pengetahuan saja, tetapi melibatkan seluruh kehidupan si pengajar. Jadi firman tersebut harus diajarkan saat di dalam rumah, di luar rumah, dan dalam berbagai kegiatan dimana kita dalam keadaan terjaga.

Pendidikan Agama Kristen juga merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan di dalam keluarga setiap hari atau dengan jadwal tertentu dan dalam bentuk – bentuk sesuai dengan ciri khas setiap keluarga. Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen ini dipimpin oleh Ayah sebagai kepala keluarga.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang terkecil di dunia namun memiliki peranan yang sangat penting. Tuhan Yesus lahir dalam keluarga yang takut akan Allah. Melalui Maria dan Yusuf, Tuhan Yesus selain mendapatkan pendidikan formal, pendampingan untuk menunjang pertumbuhan kerohaniannya, Tuhan Yesus juga dibimbing untuk mengenal tradisi dan budaya lingkungannya. Sabda Online mengutip buku Is There a Family in the House karangan Kenneth Chafinbahwaada ada 5 identifikasi mengenai keluarga yaitu:

  1. Keluarga adalah tempat untuk bertumbuh baik pertumbuhan jasmani, hubungan sosial, hubungan kasih, maupun pertumbuhan Setiap manusia diciptakan dengan potensi bertumbuh. Keluarga inilah yang menjadi tempat memberi energy, perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif yang mendukung pertumbuhan tersebut ke arah Yesus Kristus.
  2. Keluarga merupakan tempat pengembangan semua aktivitas baik jasmani maupun Semua anggota keluarga dapat mengembangkan talenta / karunia yang dimiliki.
  3. Keluarga merupakan tempat untuk berteduh ketika ada badai dalam Ketika ada badai kehidupan, setiap anggota keluarga tidak mencari tempat lain di luar keluarga. Dalam keluarga inilah ada tempat perlindungan dan perhatian.
  4. Keluarga merupakan tempat saling belajar satu sama lain dan tempat untuk mengajarkan nilai – Keluarga yang memiliki nilai – nilai yang buruk akan menghasilkan generasi yang buruk juga.
  5. Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaian. Tidak ada keluarga di dunia ini yang tidak pernah mengalami permasalahan Semua keluarga dalam berbagai tingkatan pasti memiliki permasalahan dalam kehidupannya. Permasalahan yang dialami oleh setiapkeluargaselalumunculdengantiba-tiba tanpa memandang waktu dan tempat, misalnya permasalahan ekonomi, hubungan suami – isteri, hubungan orangtua dengan anak, dan sebagainya. Namun bagi keluarga yang membiarkan Yesus Kristus memerintah sebagai Tuhan dan Raja dalam kehidupan mereka pasti selalu dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.

Dari kelima identifikasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter, tata nilai, cara beriman yang dimiliki seorang siswa / siswi muncul dan berkembang dari lingkungan keluarga tempat mereka dibesarkan.

Sejak mulanya Allah menciptakan sebuah keluarga dengan tujuan agar keluarga menjadi sekolah mengenal Allah. Oleh karena itu keluarga dalam hal ini orangtua merupakan penanggung jawab utama untuk melaksanakan pendidikan agama kristen di rumah. Seharusnya pendidikan agama kristen tidak diserahkan kepada guru agama atau guru sekolah minggu. Namun faktanya banyak orangtua tidak memperhatikan pentingnya pendidikan agama kristen. Allah sudah memberi amanat yang ditujukan kepada seluruh orang tua kristen untuk melaksanakan pendidikan agama dalam Kristen di rumah bersama dengan seluruh keluarga. Dalam Bilangan 6 : 7  ditegaskan bahwa pendidikan agama kristen harus diberikan pertama kali dalam keluarga kepada anak – anak ( Bilangan 6 : 7 ). Pendidikan agama Kristen dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai bentuk misalnya dengan mezbah keluarga atau pertemuan dalam keluarga secara rutin menyangkut tentang pendidikan agama kristen yang tujuannya adalah untuk mendidik anak mengalami Kristus dan mempersiapkan mereka untuk terjun ke dalam masyarakat.

John M. Nainggolan dalam bukunya yang berjudul PAK dalam Masyarakat Majemuk berpendapat bahwa tujuan dari pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga adalah untuk mengajarkan anak – anak takut akan Tuhan, hidup menurut jalan-Nya, mengasihi Dia, dan melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa mereka ( Ulangan 10 : 12 ). Jika anak – anak kita memiliki hati yang mengasihi Tuhan dan hidup menurut jalan Tuhan, maka pada saat mereka remaja akan tetap memegang kebenaran demi kebenaran yang telah kita ajarkan.

Penulis Rommy Junianto Handoyo,S.Pd – Pendidik dan Pengurus Yayasan Transformasi Anak Bangsa Membangun Indonesia (YAYASAN TERANG NUSA)

DAFTAR PUSTAKA

  1. AlkitabTerjemahan Indonesia. 2002. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta.
  2. Non-Serrano, Janse Belandina, Pedoman untuk Guru PAK SD-SMA Dalam Melaksanakan Kurikulum 2009. Bandung: Bina Media Informasi.
  3. Nainggolan, John M. 2010. Guru Agama Kristen Sebagai Panggilan dan Profesi. Bandung: Bina Media Informasi.
  4. Nainggolan, John M. 2009. PAK dalam masyarakat Bandung: Bina Media Informasi.

Tinggalkan Balasan