Pelitakot.Id
(Yohanes 2:1-11)
Setelah ibadah Jumat Agung pada bulan April, saya mengisi perenungan saya melalui menonton Film Tuhan Yesus versi Injil Yohanes. Saya tertegun ketika tiba pada kisah perkawinan di Kana.
Suatu kegemparan terjadi saat sang hamba menuangkan anggur dari buli-buli ke gelas mempelai dan ternyata anggur dalam buli-buli sudah habis dan kosong. Keadaan yg sama terjadi juga pada hamba-hamba lain, yang melayani para tamu. Maria ibu Yesus yang sedang makan, secara spontan berdiri dan datang melapor pada Yesus yang juga sedang makan.
Saudaraku, saya berpikir, Yesus bukan pemimpin pesta yang harus menerima laporan itu. Tapi mengapa Maria datang pada Yesus? Apakah karena Yesus anaknya? Ya, tapi bukan hanya itu melainkan pengenalan akan Yesus sebagai yakni Anak Allah yang maha Tinggi, yang sanggup menciptakan dan mengadakan dengan spontan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Pemahaman ini lahir dari pengalaman Maria sendiri terhadap Firman Tuhan. Maria pernah menerima Firman itu dari malaikat Gabriel dan sungguh-sungguh terjadi.
Pengenalan ini semakin diperkuat dengan persekutuannya bersama Yesus sang Firman yang telah menjadi manusia dalam hidupnya…Yohanes 1:14.
Dari sisi ini saya hendak katakan bahwa
“Firman itu juga ada bersama-sama dengan Maria.”… Betul? jangan terlalu lama merenung..
Iman Maria begitu kuat dan terus timbul karena tiap hari dia melihat, mendengar, memeluk, merawat Firman hidup itu yang telah menjadi manusia melalui perantaraannya. Pengenalan dan kepercayaan pada Yesus inilah yang mendorong Maria melaporkannya dan seolah-olah mendesak Yesus untuk bertindak menyelesaikan persoalan kehabisan anggur.
Tindakan iman Maria dilandaskan pada pengalamannya terhadap kuasa dari perkataan yang akan diucapkan.
Dahulu oleh malaikat Gabriel dan terjadi padanya, sekarang oleh Yesus sang Anak Allah dan bagi iman Maria pasti akan terjadi juga.
Itulah sebabnya ia memerintahkan kepada para pelayan: “Apa yg dikatakan kepadamu, buatlah itu.” Mengapa? Sebab saat Firman itu berfirman pasti jadi. Kisah ini berakhir pada sukacita besar terjadi dalam pesta perkawinan itu. Sukar menjadi suka.
Hai saudaraku, Firman itu juga ada bersamamu setiap saat. Namun apakah saudara telah mengalami kuasa-Nya?
“Tirulah Maria, dan alamilah seperti Maria. Tuhan membuatmu tetap bersukacita dikala sukar.
Amin.
TUHAN YESUS BERKATI
(Pdt. Liban Kamlasi,.M.Th)