Mikha 4:5 (TB) Biarpun segala bangsa berjalan masing-masing demi nama allahnya, tetapi kita akan berjalan demi nama TUHAN Allah kita untuk selamanya dan seterusnya.
David F. Wells dalam bukunya “God In The Wasteland” (Allah di Lahan Terbengkalai), Momentum 1994, menjelaskan posisi Allah seperti berada di “Lahan Terbengkalai”, alias tidak lagi diminati manusia termasuk mereka yang mengaku diri beragama Kristen. Umat Kristen yang lebih tertarik pada lahan keduniawian telah melupakan dan membiarkan Kristus begitu saja. Alkitab sarat menulis bangsa Israel sebagai umat Allah yang membelakangi dan meninggalkan Allah.
Abad-21 diwarnai dengan tren globalisasi dan era disruptif terutama di bidang teknologi digital – AI, yang menciptakan masyarakat global terikat dengan beragam perangkat AI (kecerdasan buatan). Setelah membahas generasi Z, generasi Alpha, kini di tahun 2025 mulai membahas karakter generasi Beta (Gen Beta) dan akan terus menciptakan sebutan generasi yang berubah-ubah.
Meski sangat tidak relevan menulis judul di atas, mengapa? Karena Kristus tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang sampai selama-lamanya. Namun, manusia terus berubah sesuai dengan zamannya. Pada waktu lalu gereja menghadapi para bidat dengan ajaran sesatnya, kini gereja menghadapi teknologi digital AI yang mampu memikat hati dan pikiran masyarakat dunia pada benda yang cerdas. Tentu saja Kristus tetap sebagai pemenang di segala zaman dan perubahan.
Karena itu, jika kita membiarkan hilangnya Kristus dari pusat pemberitaan di mimbar gereja, membiarkan hilangnya waktu untuk pemuridan, misi dan penginjilan, maka jangan kaget karena waktu akan membuktikan tidak ada lagi meminati Kristus di masa depan! Renungkanlah hal ini, karena ketika kita berhenti berpikir sejenak, teknologi digital AI semakin maju dan luas menguasai manusia, terutama Gen Z, Gen Alpha dan Gen Beta!
Salam Injili