Ranting Asli (Bagian Pertama)

Spread the love

 

Pelitakota.Id

Yohanes 15: 1-8
Salah satu pesan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya berbuah. Lebih dari 7 x mengutip kata ini sangat penting utk dicermati. Dalam Injil Yohanes 2 x menyebutkan kata ” buah

Yohanes 4:36, ” Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, jadi penabur dan penuai sama-sama bersukacita.”
Yohanes 12:24, ” Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; Tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”

Yohanes 4:36 katakanlah pengumpulan buah untuk hidup kekal. Yohanes 12:24 berbicara tentang benih itu harus lebih dulu dikubur dalam tanah. Jika tidak, maka ia tidak akan menghasilkan banyak buah.

Ayat kedua ini berbicara tentang Bapa sebagai penabur benih keselamatan Tuhan Yesus, dan kita diutus untuk menuai.

Memasuki pasal 15:1-8, murid harus berbuah. Caranya bukan mati lagi dan dikubur seperti Yesus, tapi tinggal dalam Dia. Kata tinggal juga disebutkan 7 x dalam nats ini.

Ibarat benih anggur yakni Yesus sudah dikubur dalam tanah oleh Bapa, sang pengusaha dan benih itu telah tumbuh besar. Ranting – ranting nya adalah para murid yang harus tinggal pada pokok. Tinggal pada pokok bukan berarti numpang, tapi menyatu karena memang bertumbuh keluar dari pokok karena inisiatif pokok, bukan hasil cangkokan. Itulah sebabnya Yesus berkata dalam 15:16 “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Aku yang memilih kamu.
Dengan demikian maka sifat ranting, warna, bentuk daun, buah, akan sama dengan pokok.

Jika kita yang memilih maka kita bagai mengomentari tempelan yang akan mengeluarkan sifat, bentuk daun dan buah yang berbeda dengan pokok, karena hanya numpang makan dan hidup dari pokok, atau jadi tumbuhan parasit. Bukan ini yg Tuhan mau.
Yakinkah saudara itu sudara ranting yang asli?

7 x kata tinggal vs 7 x kata berbuah = 1: 1. Berhasil sepanjang hidup kita di dalam Yesus, kita menghasilkan buah maksimal. Artinya, jika kurang berarti kurang buahnya ….

( Pdt. Liban Kamlasi, M.Th )

Tinggalkan Balasan