KRITISI PEMERINTAH, PEMIMPIN JANGAN CACAT MORAL!

Spread the love

Matius 5:16 PBTB2 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.”

Para pemimpin gereja, lembaga atau pemimpin Kristen, perlu mengkritisi dan bersuara atas berbagai keadaan yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun di pemerintah, terutama pemerintah yang baru. Di Indonesia, setiap muncul calon pemimpin berskala nasional, masyarakat atau kelompok tertentu, akan memeriksa keadaan diri para calon tersebut, apakah sekolahnya benar? ijazahnya asli?, apakah punya rekam jejak pernah dijerat hukum?, apakah punya pasangan simpanan? apakah ada riwayat rumah tangga yang buruk? apakah gaya hidupnya sering pamer kekayaan? apakah sering melakukan kekerasan? apakah konten dimedia sosialnya kerap mbalelo? Dan apa saja yang berpotensi disebut cacaf moral, semua ini akan disorot dan segera dipersoakan jika ternyata benar.

Seorang pemimpin gereja wajib mengkritis pemerintah baru, namun jika ia cacat moral, justru menjadi boomerang bagi dirinya dan gereja atau lembaga yang dipimpinanya. Lebih dari itu jika pemimpin gereja atau pemimpin Kristen vocal terhadap banyak situasinya, namun cacat moral, ia hanya menjadi bulan-bulanan media massa. Di sini ada juga pemimpin gereja atau pemimpin Kristen bersikap melempen, diam saja tanpa suara, supaya posisinya baik di kalangan umat Kristen, masyarakat maupun pemerintah tetap aman. Pemimpin seperti sama sekali tidak memiliki integritas dan keberanian jika hanya mencari aman. Tuhan Yesus justru menekankan bahwa setiap terangnya orang percaya harus bercahaya di depan orang, artinya tidak ada terang yang bercahaya hanya terkurung dalam kamar kecil

Dalam segala hal, di era perubahan cepat, suatu informasi sekecil apapun dapat segera menyebar menjadi berita vural. So, pilih mengkritis pemerintah baru, situasi masyarakat bahkan kalangan gereja atau bersikap lembek dan cari aman saja? Yang mana?

Salam Injili

Tinggalkan Balasan