Pengertian tentang Otak Manusia
Pelitakota.Id, (31/08/2020)| Otak merupakan bagian yang terpenting di dalam tubuh manusia. Otak menjadi pusat kehidupan, pusat kontrol tubuh manusia. Karena otak merupakan salah satu organ dalam tubuh manusia yang tersusun dengan banyaknya jaringan – jaringan pendukung dan milyaran sel syaraf yang saling terhubung yang mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku, dan fungsi tubuh seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Wah, luar biasa sekali otak manusia yang Tuhan ciptakan. Golden Age atau usia emas adalah masa dimana anak dilahirkan hingga anak usia 5 tahun. Pada umur tersebut, otak anak tumbuh dan berkembang sangat pesat, sehingga peran orang tua sangatlah penting sekali dalam perkembangan otak anak. Sekitar 700 hingga 1.000 koneksi neural (syaraf) terbentuk setiap detiknya menurut Havard center on the Development Child (HCDC) bahkan pada usia 3 tahun jumlah ini bertambah menjadi 1.000 triliun koneksi neural (syaraf) dalam otak anak.
Koneksi Neural (syaraf) adalah salah satu bagian dari perkembangan anak yang berperan penting dalam kemampuan mengolah informasi atau pengalaman baru yang dipelajari oleh anak. Sebagai orang tua kita harus memiliki strategi untuk bergerak cepat dalam meningkatkan koneksi neural (syaraf) tersebut karena kemampuan ini akan menurun dengan cepat juga yaitu dimasa anak usia dini tepatnya ketika anak melampaui usia 5 tahun. Waktu yang sangat singkat untuk momen yang penting. Maka dari itu orang tua wajib memahami betapa pentingnya masa tersebut. HCDC mengatakan bahwa hubungan antar neural (syaraf) mudah sekali diperkuat tetapi mudah juga terputus. Sehingga pentingnya bagi orang tua untuk memberikan pengalaman bagi anak, seperti pembentukan karakter, konsisten membaca firman Tuhan, aturan, kebiasaan – kebiasaan yang baik, nilai – nilai dan norma, selain itu juga pembelbentukan kognitif anak yaitu anak banyak mengenal berbagai jenis makanan atau bahasa pada tiga tahun pertama kehidupannya. Hal tersebut sangat perlu dilakukan agar bertumbuh menjadi orang dewasa yang sukses, bahagia , serta dapat meraih impiannya. Dengan mendampingi anak saat beraktivitas sangat baik untuk perkembangan anak. Tanda dari otak yang berkembang adalah anak mau belajar dengan hal-hal yang baru karena manusia pada dasarnya suka belajar dan mudah beradaptasi. Tetapi fenomena yang ada banyak anak yang tidak suka belajar. Yang membuat hal ini terjadi dikarenakan proses belajar yang dilakukan oleh anak ketika otak anak sudah tebentuk sempurna. seiiring berlalu waktu dan juga akibat kebiasaan yang sudah terbentuk, otak manusia semakin kurang sensitif terhadap pembelajaran ( pengalaman baru ) .
Beberapa hal yang penting yang mempengaruhi perkembangan otak anak yaitu Nutrisi dan Stimulasi. Nutrisi pada otak anak berperan pada pertumbuhan anak sejak dalam kandungan . Nutrisi ini berasal dari makanan yang ibu mengandung konsumsi, Nutrisi mempengaruhi perkembangan sel otak janin dan selanjutnya menentukan besarnya sel otak, komunikasi antar sel otak dan mempengaruhi perkembangan otak, gerakan, pertumbuhan dan fungsi kognitif. Nutrisi juga berpengaruh pada masa anak-anak misalnya anak usia 5 bulan belum bisa diberikan makanan nasi karena akan menyebabkan alergi, maka dariitu orang tua perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh anak. selain dari nutrisi ada hal penting yang berperan pada perkembangan otak anak yaitu stimulus.
Stimulus
Stimulus adalah hal – hal yang merangsang terjadinya kegiatan belajar, seperti pemikiran, perasaan dan lain – lain yang dapat ditangkap oleh alat indera. Stimulasi sangat membantu dalam menstimulasi / merangsang otak untuk menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan dalam perkembangannya. Stimulasi dapat diberikan dalam berbagai bentuk yang sederhana dan mudah untuk dilakukan. Stimulasi tersebut dapat berupa kehangatan dan cinta tulus yang diberikan orang tua. Selain itu, orang tua dapat memberikan pengalaman langsung dengan menggunakan panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, dan penciuman). Interaksi anak dan orang tua melalui sentuhan, pelukan, senyuman, nyanyian, dan mendengarkan dengan penuh perhatian juga merupakan bentuk stimulasi secara dini. Ketika anak yang belum dapat berbicara mengoceh, ocehan itu perlu mendapatkan tanggapan sebagai bentuk stimulasi kemampuan bicara anak. Sejak dini orang tua semestinya mengajak bercakap-cakap dengan suara lembut dan memberikan rasa aman kepada anak. Ketika dilahirkan, otak anak sudah mempunyai sel syaraf yang bermilyaran jumlahnya, namun jumlah itu banyak yang hilang seteah dilahirkan. Ketika otak mendapatkan suatu stimulus yang baru, maka otak akan mempelajari sesuatu yang baru. Stimulus tersebut akan menyebabkan sel syaraf membentuk sebuah koneksi baru untuk menyimpan informasi. Sel-sel yang terpakai untuk menyimpan informasi akan mengembang, sedangkan yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya suatu stimulasi yang rutin diberikan. Stimulasi yang terus-menerus diberikan secara rutin akan memperkuat hubungan antar syaraf yang telah terbentuk sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik. Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-3tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi kimiawi otak.
Berikut ini beberapa tips dari Dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi tentang stimulasi dini pada balita:
- Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai meliputi dengar, lihat, dan tiru/coba
- Bagian yang distimulasi adalah otak kanan-kiri, sensorik, motorik, kognitif, komunikasi- bahasa, sosio-emosional, kemandirian, dan kreativitas
- Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan berupa suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan, membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret, menggambar, merangkai, dll.
- Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua berinteraksi dengan anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV, dsb).
Bagaimana cara mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri
Otak manusia mempunyai dua belahan, yaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua belahan otak tersebut mempunyai fungsi dalam proses berpikir. Otak kanan dan otak kiri masing-masing mempunyai spesialisasi kemampuan tertentu, namun terkadang terdapat persilangan fungsi di antara keduanya. Dalam melakukan tugasnya kedua otak ini juga saling bekerja sama. Otak kiri mempunyai kemampuan dalam mengatur proses berpikir analitis dan logis, fungsi bahasa serta kemampuan sains dan matematika. Selain itu, otak kiri juga berfungsi untuk mengatur kerja organ yang ada di sebelah kiri. Sehingga, tidaklah heran jika otak kiri cenderung lebih berkembang karena sebagian besar dari kita menggunakan tangan kanan untuk melakukan berbagai pekerjaan terutama menulis. Semakin banyak gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan akan semakin meningkatkan dominasi otak kiri dalam proses berpikir Di belahan yang lain, otak kanan di samping mengatur kerja organ yang berada di sisi kiri, bagian ini juga mengambil peran dalam mengatur proses berpikir global dan lebih mengutamakan intuisi. Selain itu, kemampuan seni, musik, dan kreativitas juga dikendalikan oleh otak kanan. Kedua belahan otak ini mempunyai peran yang sama pentingnya. Oleh karena itu, seseorang akan dapat seimbang dalam setiap aspek kehidupannya apabila dapat mengoptimalkan kemampuan kedua belahan otak ini. Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk berpikir dengan otak kiri hendaknya mengimbangi dengan proses berpikir menggunakan otak kanan untuk mencegah terjadinya stress dan penurunan kesehatan fisik. Sebaliknya, orang yang cenderung menggunakan otak kanannya, sebaiknya berusaha mengimbangi dengan menggunakan pula otak kiri dalam aktivitas berpikirnya. Berikut ini adalah ciri-ciri anak yang didominasi oleh salah satu belahan otak menurut Joan Freeman dan Utami Munandar:
Otak Kanan | Otak Kiri |
Senang belajar kelompok | Senang belajar sendiri |
Tidak senang duduk dan kurang giat belajar | Mandiri |
Senang bergerak, memegang, menyentuh, dan meng erjakan sesuatu | Gigih, keras hati |
Prestasi di sekolah tidak cemerlang | Duduk tenang ketika belajar |
Menyenangi cahaya yang temaram dan kehangatan | Prestasi di sekolah baik, Senang pengajaran formal |
Semua orang tua pasti menginginkan anaknya mempunyai kecerdasan yang seimbang, sehingga yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah sejak dini mengasah kemampuan anak untuk menggunakan kedua kemampuan otaknya secara seimbang.
Mari kita meningkatkan kemampuan otak anak-anak dengan memberikan stimulus yang benar sehingga anak mampu optimal dalam menggunakan otak kanan dan kiri.
Penulis : Febri Anita K, S.Pd. (Tenaga Pengajar TK Tunas Pertiwi)
DAFTAR PUSTAKA
- Anik Pamilu: Mengoptimalkan Keajaiban Otak Kanan dan Otak Kiri Anak. Pustaka Horizona, Magelang, 2008.
- Faras Handayani (ed): Stimulasi Otak untuk Kecerdasan. Penerbitan Sarana Bobo, Jakarta, 2009.