KASIH ADALAH KEGENAPAN HUKUM TAURAT

Spread the love

Pelitakota.id | Suara Kebenaran Hari Ini | Roma 13:10-11, “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat. Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.”

Perintah untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri diambil dari Imamat 19:18. Dalam nas Perjanjian Lama ini, di dekat akhir dari serangkaian perintah, terdapat gambaran mengenai bagaimana seseorang harus hidup di tengah masyarakat. Jika Perjanjian Lama secara tersirat mengatakan bahwa kasih merupakan penggenapan hukum Taurat, Paulus menjadikan kenyataan tersebut tersurat. Kasih dengan jelas menunjukkan komitmen positif dan ketaatan aktif dari orang percaya terhadap Allah. Perilaku yang benar sangat penting sebab keselamatan yang sempurna sudah makin dekat (Roma 13:11-14).
Kasih merupakan “sesuatu” yang sangat positif dan kreatif yang memancar keluar dari kepribadian seseorang.
Taurat diberikan Tuhan bukan untuk membatasi kebebasan manusia. “Hakikat Hukum Taurat adalah kasih.” Iman Kristen tidak memisahkan kasih dan kekudusan. Kasih sangat penting sehingga orang Kristen selalu berhutang untuk menunjukkan kasih kepada saudara-saudarinya (Roma 13:8). Demikian juga dengan kekudusan.
Pertama, kita mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri (Roma 13:9). Seberapa jauh seseorang dapat mengasihi dirinya, sejauh itu jugalah kemampuannya mengasihi orang lain. Kasih sejati itu tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi mempedulikan orang lain. Hal yang paling tragis adalah ketika seseorang berusaha mengasihi sesama tetapi dia sendiri tidak mampu mengasihi dirinya sendiri. Kedua, menyatakan kasih adalah menggenapi seluruh perintah Hukum Taurat (Roma 13:10).
Hari ini, seorang sahabat berduka cita sebab yang dikasihinya (Ibunda) berpulang kerumah Bapa. Deep Condolences Brother Bambang Irawan. May she Rest In Peace, amen.
Dalam dukacitanya dia melepaskan dengan rela sebab dia tahu pasti bahwa Tuhan adalah kasih adanya. Dengan kasih-Nya kita melakukan ini dan itu, merasakan ini dan juga merasakan itu, sukacita dan dukacita serta semua yang Tuhan izinkan terjadi. Namun yang pasti adalah bahwa keselamatan kita sudah jauh lebih dekat dari sejak kita percaya (Roma 13:11).

Dukacitapun sepatutnya tergantikan oleh pengharapan di dalam Tuhan yang adalah kasih, bahwa kelak pasti akan jumpa kembali dengan orang-orang yang kita kasihi. HALELUYAH..! (Pst.harts)

Tinggalkan Balasan