Pelitakota.Id
Yoh. 6:1-15
Sebagai Guru Agung Tuhan Yesus adakan ujian iman untuk mengetahui sejauh mana keyakinan mereka dalam menghadapi masalah. Perhatikan pertanyaan Yesus dalam ujian ini di ayat berikut.
Yohanes 6:5
“Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?”
Yohanes 6:6
” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. ”
Ujian selalu datang pada kita dalam tujuan Tuhan yakni untuk menyatakan apa yg hendak dilakukan-Nya.”
Jawaban Filipus:
Yohanes 6:9
“Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”
Secara logika, jawaban ini benar tapi ujian ini bukan ujian logika melainkan ujian iman. Iman itu juga logika tapi abstrak sebab merupakan dasar dari yang tidak kelihatan tetapi bukti dari yang diharapkan Ibr:11:1 Jadi saya katakan iman itu adalah logika abstrak sehingga tak terhingga.
Melihat jawaban logika Filipus, Tuhan Yesus mengajarkan sebuah eksperimen tentang bagaimana membuktikan logika abstrak yang tak terhingga itu menjadi terjangkau.
Perhatikan cara kerjanya.
Yohanes 6:10-11
“Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
Hasilnya, yang tadinya tidak ada menjadi ada. Yang tadinya berupa harapan menjadi terbukti.
Yohanes 6:12-13
“Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.”
Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.”
Apa yang ada padamu, walaupun sedikit dan dianggap tidak berarti. Atas dasar iman, serahkanlah pada Tuhan supaya Ia memberkatinya.
Sedikit berkat dari anak kecil ketika tiba di tangan Tuhan berubah menjadi banyak. Ribuan orang beroleh makanan sebanyak yang mereka kehendaki.
Pada akhirnya sedikit roti dan ikan yang dianggap tdk berarti menjadi berarti.
Pesan saya, semua yang kita punyai serahkan pada Tuhan. Ia akan membuatnya berarti bagi kita dan banyak orang. Amin…Tuhan Yesus memberkati.
(Pdt. Liban Kamlasi,.M.Th)