Pelitakota.id | Suara Kebenaran Hari Ini | 1 Timotius 3:1, Benarlah perkataan ini: “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah.”
*EPISKOPOS, TUAN YANG MELAYANI*
Kedua surat Paulus kepada Timotius, dan surat kepada Titus, berisi tentang kepemimpinan di dalam jemaat atau petunjuk bagi para pelayan Tuhan, yang berdasarkan firman. Menurut perkiraan kita, Timotius adalah seorang penginjil yang ditempatkan di Efesus, untuk mengasuh orang-orang yang telah ditetapkan oleh Roh Kudus sebagai penilik jemaat di Efesus, yaitu para penatua. Ini seperti yang tampak di dalam Kisah Para Rasul 20:28, di mana pemeliharaan jemaat dipercayakan kepada para penatua, dan di situ mereka disebut penilik. Agaknya mereka begitu enggan berpisah dengan Paulus, terlebih lagi karena Paulus telah memberitahukan bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi (Kisah Rasul 20:38).
“Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah (1 Timotius 3:1).” Jabatan seorang penilik jemaat menurut firman adalah jabatan yang ditetapkan oleh Allah, bukan diciptakan oleh manusia. Jabatan pelayanan itu sudah ada di dalam gereja sebelum para penguasa mengakui Kekristenan, karena jabatan ini merupakan salah satu karunia terbesar yang pernah dianugerahkan Kristus kepada gereja (Efesus 4:8-11).
Jadi, orang-orang yang akan ditetapkan untuk menerima jabatan itu haruslah memiliki suatu kerinduan yang mendalam akan kedudukan tersebut. Apabila seseorang menginginkannya, maka ia harus menginginkannya dengan sungguh-sungguh berdasarkan pertimbangan bahwa ia akan mendatangkan kemuliaan yang besar bagi Allah, dan mendatangkan kebaikan yang terbesar bagi jiwa-jiwa manusia melalui jabatan tersebut. Bukan sekedar akan menerima kehormatan dan privilege dalam sebuah jemaat. Pertanyaan yang wajib diajukan kepada orang-orang yang menawarkan diri mereka untuk melayani di dalam gereja di Inggris: “Apakah menurutmu, engkau digerakkan oleh Roh Kudus untuk memegang jabatan ini?”
Saudaraku, “Penilik Jemaat” (episkopos) pada waktu itu adalah tuan rumah dari jemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi pengawas atau penilik atas pertemuan jemaat di sana (jabatan ini berkembang menjadi penatua seperti yang ada pada gereja masa kini). Namun, harus diingat, jabatan ini adalah jabatan yang diangkat atau dipilih lewat sebuah mekanisme standar Alkitab.
Jabatan kepemimpin rohani bukan sekadar status di hadapan manusia, tetapi suatu keindahan di hadapan Allah. Kepemimpinan rohani bukan sekadar keahlian atau kehebatan secara manusiawi. Pilihlah orang yang memiliki hati yang takut akan TUHAN dalam segala hal dan dapat membimbing keluarganya di dalam kasih dan kekudusan Allah. Selamat melayani Tuhan, amen. (Pst.harts)