”TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?”
Mazmur 15:1
Pelitakota.Id | Jangan pernah berpikir bahwa Kerajaan Allah adalah hal yang murah, karena Yesus saja perlu membayar dosa kita dengan nyawanya. Terlalu banyak orang bodoh yang berpikir, muda kaya raya, tua foya-foya dan mati masuk surga, mengerikan sekali.pola pikir yang demikian. Dunia ini bukan tempat liburan dan dengan mudah berpikir bahwa pulang pasti ke sorga, tidak demikian! Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatpun tidak serta merta Tuhan membawa kita ke sorgaNya, Ia memberikan kita waktu hidup untuk mengenal dan mencintaiNya serta menghidupi keinginanNya.
Seperti ada tertulis bahwa: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21). Dan ini menyatakan bahwa percaya di mulut saja tidak ada gunanya, karena hanya orang yang melakukan kehendak Bapa saja yang dikenanNya. Oleh karena itu, pemazmur mengajukan pertanyaan dan pernyataan demikian: “TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya.” (Mazmur 15:1-2).
Mari kita telaah, dan belajar menghidupi kehendakNya sampai layak masuk ke dalam Kerajaan Allah dan memerintah bersama-Nya kelak. Dari Mazmur di atas hal yang mutlak dikakukan adalah: Hidup Benar, tidak bercela dihadapanNya. Dan itu perlu dibuktikan melalui perbuatan kita, seperti dipesankan: “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.” (Filipi 2:12). Hidup dalam kebenaran berarti kita melakukan ketaatan dan berusaha untuk menjauhi segala yang jahat.
Hal yang kedua adalah: Miliki Perkataan yang Benar. Iblis adalah bapa segala dusta, dan Tuhan membenci dusta. Orang-orang yang suka berdusta tidak mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah. “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.” (1 Petrus 3:10). _Sudahkah kita menjaga lidah kita terhadap ucapan yang sia-sia? “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” (Matius 12:36)
Tambahkan lagi, bahwa Hidup adalah kesempatan untuk menjadi saksi Kristus, yang memberitakan kabar tentang anugerah keselamatan yang hanya ada di dalam Kristus. Menjadi saksi Kristus tidak hanya diukur dari seberapa mahirnya kita berkhotbah atau seberapa sibuk kita terlibat dalam pelayanan, melainkan melalui pengalaman pribadi berjalan dengan Tuhan yang terefleksi melalui perubahan hidup yang memancarkan karakter Kristus secara nyata.
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16).
Pdt.Sylvia Supangkat Gembala Sidang GPIA Pekayon