Pelitakota.Id
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi [akan] bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa. — Mazmur 91:1
Sebagai anak balita yang penuh energi, putra saya Xavier menolak untuk menenangkan diri selepas siang hari. Ketenangan itu sering membuatnya mengantuk, padahal ia tidak mau tidur. Jadi, yang ia lakukan adalah bergoyang-goyang di kursinya, meluncur turun dari sofa, meluncur di lantai kayu, bahkan berguling-guling mengitari ruangan untuk menghindari tidur siang. ”Ma, aku lapar . . . aku haus . . . aku mau ke kamar mandi . . . aku mau dipeluk.”
Karena seorang anak memang butuh beristirahat, saya pun menolong Xavier duduk tenang dengan mengajaknya menempel ke badan saya. Setelah bersandar di samping saya, ia akhirnya menyerah dan tertidur juga.
Dahulu di awal kehidupan rohani saya, seperti anak saya, saya juga selalu ingin aktif. Kesibukan membuat saya merasa diterima, dianggap penting, dan terlihat berkuasa. Hiruk-pikuk pelayanan membuat saya tidak perlu memperhatikan kekurangan dan kesulitan yang saya miliki. Berhenti untuk beristirahat sama saja dengan mengakui sisi manusiawi saya yang rapuh. Oleh karena itu, saya menghindar untuk duduk diam dan tenang, karena tanpa sadar saya ragu Allah dapat mengurus segala sesuatu tanpa bantuan saya.
Namun, Allah itulah tempat perlindungan kita, seberapapun banyaknya kesulitan atau ketidakpastian yang melingkupi kita. Jalan di depan mungkin terlihat panjang, menakutkan, dan berliku-liku, tetapi kasih-Nya menaungi kita. Dia mendengar kita, menjawab kita, dan tinggal bersama kita . . . sekarang sampai selama-lamanya (Mzm. 91).
Kita dapat mengambil waktu untuk menjadi tenang dan bersandar pada kasih Allah yang tidak berkesudahan dan hadirat-Nya yang senantiasa menyertai kita. Kita bisa tinggal tenang dan beristirahat di dalam Dia karena kita aman di bawah naungan kesetiaan-Nya yang tidak pernah berubah (Mzm. 91:4).—XOCHITL DIXON
WAWASAN
Dalam usaha untuk membuat Yesus berdosa di padang gurun, Iblis berkata kepada-Nya: “[Allah] akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu” (Matius 4:6). Ini adalah kutipan dari Mazmur 91:11-12. Menariknya, ayat berikutnya dalam Mazmur 91 berbunyi, “Engkau akan menginjak anak singa dan ular naga” (ay.13). Singa dan ular naga adalah gambaran yang digunakan dalam Kitab Suci untuk menyebut Iblis (1 Petrus 5:8; Wahyu 12:9). Yesus menentang penyalahgunaan firman Allah oleh Iblis dengan mengutip Kitab Suci secara akurat, sehingga dengan itu Dia berhasil “menginjak” musuh-Nya. —Tim Gustafson
Dalam hal apa saja kamu mengalami perlindungan Allah dalam hidupmu? Bagaimana cara kamu menghadapi berbagai kesulitan saat menyadari bahwa Allah menaungimu dengan kepak sayap-Nya?
Bapa Surgawi, terima kasih karena Engkau menyediakan tempat perlindungan yang aman dengan kasih-Mu yang tak berkesudahan.