Pelitakota.id | Suara Kebenaran Hari Ini | 2 Korintus 6:1-2, “Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. ”Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.”
*REKAN SEKERJA ALLAH*
Injil adalah firman kasih karunia yang menggema di telinga kita. Namun, akan percuma saja kita mendengarnya, kecuali kita mempercayainya dan bertindak menuruti tujuan serta rancangannya. Selain itu, karena sudah menjadi tugas para pelayan Injil untuk menyerukan kepada para pendengar dan meyakinkan mereka supaya menerima kasih karunia dan rahmat yang ditawarkan kepada mereka, para pelayan Injil dianugerahi gelar yang luhur ini, yakni sebagai *rekan sekerja* Allah.
Frase, “supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah“, yang menunjuk pada orang percaya di Korintus yang menerima Kristus. Tetapi kata “sia-sia” ini menunjuk pada tujuan keselamatan, yang berbuah-buah bagi Kerajaan, bukan sekedar keselamatan pribadi.
Rasul Paulus mempercayai bahwa seorang percaya dapat menerima kasih karunia Allah dan mengalami keselamatan (2 Korintus 6:2), tetapi sesudah itu, karena kecerobohan rohani atau dosa yang disengaja, dia meninggalkan iman dan kehidupan di dalam Injil lalu terhilang lagi.
Untuk itu, orang percaya memiliki tanggung jawab untuk meyakinkan orang dengan keselamatan yang telah dialaminya sebagai anugerah. Sehingga melalui karya kasih tersebut, maka anugerah keselamatan yang dialaminya tidak menjadi sia-sia melainkan berbuah-buah bagi Kerajaan-Nya.
Hari ini saya menjumpai seorang hamba Tuhan yang sederhana cara menghargai kasih karunia Allah yang menyelamatkan hidupnya. Hidupnya menjadi suratan yang hidup dalam masyarakat kota Bekasi, secara khusus di perumahan Titian Indah. Pagi, siang, malam mengingatkan agar masyarakat disekitarnya menjaga prokes 5 M, Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi.
Dengan penuh tanggungjawab, beliau memakai atribut sebagai Satgas Covid-19 dan menambahkan papan tulisan (kertas laminasi) pada baju tugasnya di depan dan belakang. Tentu saja dengan berbalut masker dua lapis pada wajah yang nampak setengah dari seluruh wajahnya. Tidak lupa masker pelindung wajah dari plastik mika memancarkan sinar mata yang ramah namun nampak bicara penuh ketegasan bahwa Covid-19 itu harus disikapi dengan sangat serius. Kurang dari 10 menit menjumpai Pdt. Welem Doko, beliau minta maaf untuk segera meninggalkan saya karena sedang mendampingi dokter yang sedang menangani warganya yang ditengarai terpapar. Sebuah kesaksian yang menarik untuk seorang hamba yang menjadi rekan sekerja Allah untuk menunjukkan anugerah yang tidak menjadi sia-sia dengan menjadi volunteer Covid-19 di kota Bekasi. Dengan penuh harap dalam doa dan karya yang dilakukannya, bahwa hari ini adalah hari perkenanan Tuhan untuk Pertolongan-Nya (2 Korintus 6:2) Haleluyah, amen. (Pst.harts)