LUBUK BESAR – Menyambut Hari Bhayangkara Ke-78, Polda Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) menggelar beragam kegiatan sosial, di antaranya pemberian bantuan sosial, bakti sosial religi, donor darah, bedah rumah hingga pembuatan fasilitas air bersih kepada warga yang membutuhkan. Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Desa Perlang, Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (25/6).
Pelaksanan kegiatan ini dipimpin oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari Mabes Polri yang diikuti oleh seluruh Polda secara virtual. Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov. Kep. Babel Fery Afriyanto yang hadir pada acara itu turut memberikan apresiasinya atas diselenggarakannya kegiatan bakti sosial tersebut.
“Terima kasih kepada Polri dengan menyelenggarakan kegiatan sosial dalam menyambut HUT Ke-78 Bhayangkara ini. Semoga program ini rutin setiap tahunnya, sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya,” ungkapnya.
Adapun kegiatan HUT Ke-78 Bhayangkara ini dikatakan Asisten Logistik (Aslog) Kapolri, Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono secara virtual, merupakan bagian dari komitmen Polri untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.
Terutama di daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih dan tempat ibadah yang perlu diperbaiki. Dia menyebut hingga kini, Polri telah berhasil membangun 237 titik air bersih dari target 337 titik di seluruh Indonesia.
“Kami fokus pada daerah-daerah yang sangat membutuhkan, dengan harapan dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas kesehatan masyarakat,” ujar Argo yang juga Ketua Panitia Bakti Sosial Polri.
Selain pembangunan fasilitas air bersih, Polri juga melaksanakan berbagai kegiatan bakti sosial lainnya dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-78. Di antaranya adalah bedah rumah, perbaikan dan pembersihan tempat ibadah, serta pemberian bantuan sosial berupa paket sembako.
Sebagai informasi, Polda Babel hingga saat ini telah mendistribusikan 6.550 paket sembako dari total 8.000 paket sembako, dengan target penerima manfaat masyarakat miskin, para lansia rentan, kuli bangunan, warga masyarakat yang sakit menahun, pemulung, pedagang keliling, dan nelayan.(Red)