PIODALAN PURA LUHUR RSI MARKANDEYA: WUJUD KEBERSAMAAN DAN GOTONG ROYONG.

Spread the love

Sidomulyo, Banyuwangi (Selasa 14 Juni 2022) – Pelaksanaan piodalan di Pura Luhur Rsi Markandeya adalah salah satu yang kita jadikan contoh untuk implementasi kebersamaan intern umat Hindu dan juga harmoni dengan agama lain.

Hal itu sangat beralasan karena suksesnya piodalan didukung penuh oleh umat Hindu se-kecamatan Sempu dan umat di sekitar lereng gunung Raung. Mereka berbondong-bondong datang dan ikut membantu rangkaian ritual sampai tuntas. Termasuk menyediakan konsumsi, menerima tamu hingga mengikuti prosesi puncak piodalan..

Pura yang diempon (dipelihara) hanya oleh 12 KK umat Hindu, menyelenggarakan piodalan setiap tahun sekali pada Purnama Sasih Kasodo. Ketua Panitia Piodalan, Bapak Mariadi, menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran berbagai komponen keumatan seperti Dekornas dan Dekorda Banyuwangi Puskor Hindunesia, PHDI Kec. Sempu, Peradah dan Generasi Muda serta FKUB Kec. Sempu. Beliau menyampaikan kondisi Pura sampai saat ini dan menceritakan sejarah keberadaan Pura Rsi Markandeya. Tidak lupa mengingatkan bahwa Puskor Hindunesia banyak berkontribusi dalam pembangunan pasraman dan juga pembebasan lahan untuk Beji Pura yang akan direncanakan untuk ditata kembali.

Turut memberikan sambutan perwakilan dari PHDI Kecamatan Sempu, Gede Budi Suwantoro, yang menekankan pentingnya peningkatan kualitas keumatan walau secara kuantitas umat Hindu sangat kecil di Sidomulyo.

Pada bagian akhir disampaikan Dharma Wacana oleh Ketua Umum Dekornas Puskor Hindunesia, DR. Ida Bagus K Susena, yang mengambil tema khusus mengenai makna Piodalan dan Purnama dikaitkan dengan pemahaman kekinian. Beliau mengatakan bahwa umat Hindu harus bangga diwarisi ajaran adiluhung yang menanamkan ajaran budhi dan dharma dalam praktek yang mudah dipahami. Sehingga setiap ritual atau momen sakral dihadapi dengan sikap bijak dan positif, tanpa menyalahkan atau merusak harmoni alam.

Ketua Umum menutup dharma wacana dengan pesan penting pada umat untuk tetap berpegang teguh pada ajaran dharma agar kita bisa terhindar dari banjir kemunduran moralitas dan etika di jaman kali.

Sebelum persembayangan bersama dimulai, diserahkan punia Rp. 500.000 dan piagam penghargaan kepada para relawan dharma yang mengabdikan diri pada pendidikan dan seni budaya. Dekorda Banyuwangi Puskor Hindunesia sangat komit dengan program pemberdayaan sumber daya Hindu khususnya pendidikan dan seni budaya.

Rangkaian acara piodalan ditutup dengan persembahyangan bersama oleh seluruh umat yang hadir dibimbing oleh para pemangku dari berbagai tempat di kecamatan Sempu dan se-lereng Gunung Raung.●●●

Sumber : Dekornas(DA-BWI).

●□●Kang Bandrio.

Tinggalkan Balasan