Sleman – PK NEWS Beberapa jam lagi kita akan mengakhiri tahun 2022 dengan segala kenangannya dan akan memasuki tahun 2023 dengan penuh pengharapan. Mari kita kembali belajar tentang FOKUS KEPADA TUHAN
“Pada malam itu juga TUHAN berfirman kepadanya: Ambillah seekor lembu jantan kepunyaaan ayahmu, yakni lembu jantan yang kedua, berumur tujuh tahun, runtuhkanlah mezbah Baal kepunyaan ayahmu dan tebanglah tiang berhala yang di dekatnya. Kemudian dirikanlah mezbah bagi TUHAN, Allahmu, di atas kubu pertahanan ini dengan disusun baik, lalu ambillah lembu jantan yang kedua dan persembahkanlah korban bakaran dengan kayu tiang berhala yang akan kautebang itu.” Hakim-hakim 6 : 25 – 26
Menurut penglihatan kita, mana yang lebih besar: tangan kita atau bulan yang ada jauh di luar sana? Sebagian besar dari kita mungkin akan menjawab bulan di malam hari jauh lebih besar! Bisa jadi. Namun, jawaban pertanyaan itu bergantung pada fokus mata kita! Jika fokus kita adalah tangan yang kita tempatkan di depan mata kita, maka tangan kitalah yang jauh lebih besar ketimbang bulan. Demikian pula sebaliknya. Semuanya bergantung pada fokus!
Firman Tuhan kepada Gideon dalam ayat renungan ini menunjukkan bahwa fokus utama yang harus dikerjakan oleh Gideon adalah memulihkan relasi antara bangsa Israel dengan Tuhan, bukan mengalahkan bangsa Midian.
Penguasaan dan perbuatan yang dilakukan bangsa Midian memang telah menyulitkan kehidupan bangsa Israel, bahkan menjadikan Israel sebagai bangsa yang melarat dan hidup dalam ketakutan (Hakim-hakim 6 : 2 – 6). Namun bukan itu yang menjadi masalah utama bangsa Israel. Masalah utama adalah kejahatan yang dilakukan Israel di mata Tuhan, yakni tidak mendengarkan firman Allah dan memilih untuk menyembah allah orang Amori (Hakim-hakim 6 : 10).
Bagi Allah, mengalahkan Midian dan memulihkan Israel dari kemelaratan bukan perkara utama. Yang jauh lebih utama adalah Allah dan umat Israel sebagai mitra perjanjian-Nya kembali berelasi. Karena itu, tugas utama dan pertama yang diberikan Tuhan kepada Gideon bukanlah mengalahkan Midian ataupun memulihkan situasi Israel, namun menyingkirkan penyembahan Baal, allah orang Amori.
Ada banyak hal di sekitar kita bahkan berbagai tugas yang seringkali menggeser tempat Tuhan sebagai yang utama dan terutama di dalam hidup. Ada banyak ilah yang sudah menggeser fokus kita dari relasi kita dengan Tuhan.
Ketika pergumulan datang, kita berfokus pada pergumulan itu sendiri, dan tidak berfokus pada apa yang Tuhan kerjakan atas pergumulan. Kita terlalu sibuk mengerjakan tugas kita sendiri ketimbang memilih duduk dekat kaki Tuhan, mencari apa yang menjadi isi hati-Nya.
Pergumulan bahkan kesibukan terlihat besar dan Tuhan terlihat kecil sebab kita salah berfokus! Karena itu, dalam berbagai situasi, tempatkan Dia menjadi yang terutama dan yang utama, itulah fokus panggilan yang senantiasa Dia rindukan dalam hidup kita.
Berfokus pada Tuhan di tengah masalah dan kesibukan kita ditandai ketika kita mengambil keputusan, apakah hati kita penuh dengan damai sejahtera? Ketika kita bersibuk ria dengan tugas-tugas kita, apakah dasar dari segala yang kita kerjakan adalah kasih kepada Tuhan dan sesama? Saat pergumulan begitu berat, apakah kita pun belajar menyerahkan rasa takut dan kuatir kepada Tuhan?
Eben haezer…Kiranya Tuhan menyertai kita untuk belajar memokuskan diri kita kepada Tuhan. (Abah Daniel)