PK NEWS – Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya, keturunannya akan meremukan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya (Kejadian 3:15). Ayat ini sangat agung karena memuat janji penebusan oleh Kristus pertama kali dicatat Akitab. Allah terlebih dahulu memproklamirkan anugerah-Nya sebelum pemberian hukuman (Kejadian 3:15). Janji ini disebut juga Protoevangelium atau janji permulaan keselamatan oleh Allah bagi dunia. Allah membuka dan menyediakan keselamatan tatkala manusia jatuh di dalam dosa. Allahlah penggagas keselamatan. Allahlah pertama memprakasai keselamatan bagi manusia. Keselamatan bukan hasil usaha manusia tapi hanya semata-mata oleh anugerah Allah (Ef. 2:8-9). Manusia tidak akan menemukan Allah jikalau Allah tidak membuka diri-Nya untuk dikenal.
Janji tersebut menubuatkan kemenangan mutlak umat manusia dan Allah atas Iblis atau kejahatan melalui peperangan rohani di antara keturunan wanita yakni Tuhan Yesus melawan keturunan ular yaitu Iblis, bapak segala pendusta (Yoh. 8:44). Di sini Allah berjanji bahwa Kristus Yesus akan lahir dari seorang perawan wanita dan akan meremukkan iblis melalui kematian-Nya di Golgota. Janji penyelamatan dalam Yesaya 7:14, bahwa akan lahir Penyelamat melalui seorang Perempuan muda (alma) semakin diperjelas. Kata ini mengandung pengertian seorang perawan, atau seorang perempuan muda sebelum nikah. Janji ini terus diulang-ulang dalam Perjanjian Lama (PL) oleh para nabi bahwa Juruselamat akan lahir dari keturunan Daud. Janji ini semakin dipertegas Allah kepada Daud bahwa Keluarga dan keturunanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, tahtamu akan kokoh untuk selama-lamanya. Akhirnya, janji ini semakin dipersempit bahwa kelahiran Kristus yang lahir dari keturunan Daud sesuai Matius 1:23, lahir dari seorang perawan (Virgin Birth).
Kata Yunani yang dipakai untuk kata perawan yakni Parthenos (παρθηνος). Kristus lahir dari seorang perawan, artinya kelahiran Kristus tanpa persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada benih laki-laki (benih Yusuf) dalam proses kelahiran Kristus. Allah menjelmah melalui Roh Kudus melalui proses alamiah kelahiran Kristus. Janji keselamatan dalam Kejadian ini sangat jelas karena dikatakan bahwa keturunan perempuan yang akan meremukkan ular yang lahir dari seorang perempuan. Makna kalimat ini menyatakan bahwa keturunan perempuan akan lahir dari seorang perempuan tanpa benih laki-laki.
Kelahiran tanpa benih dosa melalui perawan Maria, memungkinkan Kristus mampu menebus seluruh dosa manusia. Seandainya Yesus dikandung dari benih dosa, maka Dia tidak layak menebus dosa seluruh umat manusia. Akhirnya disimpulkan bahwa janji kelahiran oleh seorang perawan dalam Kejadian 3:15 merupakan janji awal penyelamatan, Janji itu terus diulangi para nabi dan penggenapannya dalam Kristus. Janji itu tidak mungkin bagi siapapun selain Yesus karena hanya Dialah Pribadi yang lahir dari seorang perawan yang tanpa persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.
Tatkala nabi Yesaya mengucapkan nubutan ini diperkirakan tahun 735 SM. Firman ini ditujukan kepada Israel yang hendak dibuang. Allah melalui nabi-Nya memberi pengharapan kepada umat pilihan-Nya, bahwa mereka akan diberikan seorang Penyelamat dari tunas Daud (Yes. 7:14). Konotasi ayat ini bahwa akan lahir seorang anak laki-laki dari seorang Perempun muda. Kata perempuan muda bisa mengandung banyak pengertian. Seorang janda muda bisa saja disebut perempuan muda namun tidak perawan. Ada dua kata dalam bahasa Ibrani yang mengandung arti perempuan muda. Alkitab bahasa Ibrani memakai kata alma (עלם) dan bukan betulah (בתלה). Almah berarti perempuan dewasa secara seksual, gadis yang siap dikawinkan (Kej. 24:43), sedangkan Betulah berarti wanita yang dipisahkan, biasanya seorang perawan tapi tidak selalu demikian (Est 2:17; Yeh. 23:3; Yoel 1:8). Dari kedua arti kata tersebut dapatlah dipastikan bahwa maksud nubuatan tersebuat adalah almah. Kata almah lebih mendekati pengertian yang Allah maksudkan karena yang dimaksud disini adalah kelahiran dari seorang perawan.
Mempertentangkan apakah Maria tetap perawan sebelum dan sesudah melahirkan serta perawan selama-lamanya, hanyalah suatu peruncingan dogmatis. Namun yang jelas adalah Alkitab mencatat penggenapan nubuatan ayat ini bahwa anak yang ada di dalam kandungan Maria adalah dari Roh Kudus (Mat. 1:20-23). Ayat ini jelas memberi pengertian bahwa kelahiran Immanuel tidak melibatkan benih laki-laki atau Yusuf (spermatazo). Kelahiran ini murni karya Roh Kudus. Hal ni terbukti dari kata Yunani dalam Matius 1:23, dimana kata the virgin adalah parthenos (παρθένος) yang berarti gadis (perawan). Jadi nubuatan ini dapat disimpulkan bahwa dalam Yesaya 7:14 adalah Literal Level di zaman Yesaya, dan Spiritual Level di dalam Matius 1:23 sebagai penggenapannya.
Pada umumnya dikenal beberapa sistem perkembangbiakan yakni:
Reproduksi Akseksual, seperti pada:
- Tumbuhan. Semua bagian tubuh dari tumbuhan mampu melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi akseksual ini seperti rhizoma, stolon, spora, tunas, akar umbi dan daun.
- Hewan. Reproduksi aseksual pada hewan yakni: pembelahan (fission), fragmentasi, pertunasan (budding), pembentukan tubuh-tubuh repreduktif (formation of reproductive bodies), parthenogenesis dan paedogenesis.
Reproduksi Seksual. Sistem repduksi manusia yakni reproduksi alamiah dan reproduksi non-alami. Pada manusia hanya berlaku satu macam sistem reproduksi yakni sistem reproduksi seksual.
Jelaslah bahwa pada setiap makluk hidup berlaku sistem reproduksi seksual dan reproduksi aseksual atau kedua sistem reproduksi sekaligus. Ada spesies yang memiliki kesamaan sistem reproduksi dan ada yang berbeda sistem reproduksinya. Perbedaan sistem reproduksi ini merupakan kekhasan setiap spesies.
Saat itu tidak ada alat pentest perawan (Hymen Elastis), namun fakta Alkitab menyatakan bahwa tidak ada benih laki-laki dalam proses kelahiran Juruselamat. Janji Allah dalam kitab Kejadian 3:15 (proto evangelium) menyatakan bahwa keturunan perempuan yang akan lahir kelak berasal dari benih perempuan. Bukan berasal dari benih laki-laki tapi benih perempuan (feminin singular). Ini adalah cara kerja Allah. Metode Allah tidak bisa didefenitkan dengan cara manusia yakni mesti melalui perkawinaan atau hubungan seks. Proses inilah yang dikenal dengan inkarnasi. Untuk itu sama halnya dengan virgin birth, maka bisa saja Allah memakai cara lain selain hubungan seksual untuk menyatakan diri-Nya. Allah bebas dalam sifat-Nya dan bebas pula dalam metode dan cara yang Ia pakai untuk menyatakan kehadiran-Nya. Pokok pikiran yang perlu diperhatikan dalam konteks ini adalah cara yang ajaib dipakai Allah untuk menyatakan kehadiran-Nya. Ia lahir tanpa benih laki-laki agar bebas dari dosa warisan dan kutuk dosa. Ia tidak mungkin berdosa dan dapat berbuat dosa karena kelahiran-Nya bukan dari benih berdosa (benih Yusuf). Benih Yesus adalah benih Ilahi, maka Ia tidak mungkin berdosa, sehingga Ia layak memenuhi syarat-syarat penyelamatan (soteriologi).
Alkitab secara jelas menyatakan bahwa seorang anak laki-laki yang akan dilahirkan perempuan muda itu disebut Immanuel (Yes. 7:14, 8:8, 9:6) Ini adalah sifat yang akan dibawah oleh Anak itu. Ia datang untuk merasakan dan memikul keluh kesah manusia. Ia bagaikan domba yang dibawa kepembantaian. Ia lahir dari perawan Maria dan misi Allah ada pada-Nya yaitu misio Dei, yakni mengembalikan manusia kepada citra penciptaan. Immanuel, Allah beserta kita menunjukkan bahwa kasih-Nya tak pernah berkesudahan baik kemarin, hari ini dan besok (Ibr. 13:8). Ia melindungi umat-Nya bahkan mengkungkung dengan kepak sayap-Nya (Maz. 121, 91:4, 139:5; Kel. 19:4).
Pesan Natal di masa pandemi Covid-19 yang belum berahir ini, bahwa penyertaan Allah tidak pernah berubah. Ia yang ada mendahuluhi waktu dan ruang, telah mendahuluhi kita dalam ruang dan waktu; sehingga dengan iman kita percaya bahwa Sang Immanuel (ﬠׅמֶּנוּאֵל) itu, telah merancangkan hidup berkemenangan dan berkelimpahan. Oleh sebab itu, tatalah hidup secara apik dan bijaksana dalam merayakan kelahiran Juruselamat umat manusia, dengan penuh sukacita. Sabda telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita (Verbun caro factum est et habitavi in nobis). Mazal Ubrakha.
By: Pieter Otta