MENYELAMATKAN DENGAN SYAFAAT

Spread the love

Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil Hari Ini | Kejadian 18:32, Katanya: “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Firman-Nya: “Aku tidak akan memusnahkan-nya karena yang sepuluh itu.”
*MENYELAMATKAN DENGAN SYAFAAT*
Abraham berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan bagi mereka, masyarakat Sodom dan Gomora. Melalui kisah ini kita belajar, “meskipun dosa harus dibenci, pendosa harus dikasihani dan didoakan”. Allah tidak senang jika mereka mati. Demikian pula seharusnya kita juga tidak boleh menginginkan hal itu, tetapi kita justru harus berharap agar hari celaka itu tidak kunjung tiba.
Abraham mulai dengan doanya agar orang-orang benar di antara mereka dapat diselamatkan, dan tidak turut dilenyapkan dalam bencana yang akan dijatuhkan kepada semua orang di sana. Khususnya yang dimaksud oleh Abraham adalah Lot. Sikap Lot yang penuh perhitungan terhadapnya telah lama diampuni dan dilupakan olehnya, dan sekarang ia menunjukkan kehangatan hatinya untuk menyelamatkan Lot, dahulu Abraham menyelamatkan Lot dengan pedangnya (ketika Lot di tawan oleh raja-raja di Timur, Kejadian 14) sekarang dengan doanya berusaha untuk menyelamatkannya dari murka Allah.
Ketika Tuhan menyatakan bahwa, jika ada 10 orang benar di Sodom dan Gomora, maka Tuhan akan membatalkan rencana pemusnahan itu. Dari sini kita mendapat pengertian bahwa Lot dan keluarganya bukanlah orang benar pada waktu itu. Namun oleh kasih-Nya kepada Abraham yang meminta dalam doa itu memberikan ruang kesempatan untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya, Kejadian 19:30.
Doa syafaat senantiasa menunjukkan yang terbaik di dalam diri manusia. Perhatian yang tanpa pamrih melalui “Doa Syafaat” untuk orang lain bersinar bagaikan permata yang indah. Abraham dengan jelas menunjukkan kasih dan perhatian yang sungguh-sungguh melalui doanya bukan hanya bagi Lot dan keluarganya.
Rasa keadilan Abraham digugah, walau ia tahu Lot dan keluarganya bukan lagi tanggung jawabnya sebagai paman. Lot sudah memilih jalannya sendiri, dan sebagai orang dewasa harus menerima akibat pilihannya tersebut. Namun, Abraham melihat dari perspektif lain. Abraham memperhitungkan nama Tuhan yang akan dihujat bila membiarkan orang benar dibinasakan bersama-sama orang fasik (Kejadian 18:23-25). Keadilan Tuhan harus ditegakkan. Abraham tergugah untuk bersyafaat demi kemuliaan Tuhan tetap dipertahankan.
Saat di mana kelemahan saudara-saudara kita menghantar mereka pada kebinasaan, apa yang akan kita perbuat? Apakah kita akan berdiam diri atau akan menyatakan keprihatinan kita? Mungkin kita perlu dalam kasih dan demi kemuliaan Allah menegur saudara kita! Bukan untuk mempermalukan, namun dalam ketulusan menyelamatkan mereka dari kebinasaan. Sudahkah kita berdoa bagi mereka? Haleluyah! Pst.harts

Tinggalkan Balasan