Pelitakota.id Kemerdekaan merupakan kata yang sering diucapkan tetapi belum banyak orang memahami makna yang sebenarnya. Kemerdekaan bukan hanya sekadar tanggal merah dalam kalender atau perayaan lomba – lomba yang spektakuler.
Kemerdekaan menjadi Hak Asasi Manusia yang berharga dan diraih melalui sejarah perjuangan serta pengorbanan yang sangat luar biasa. Sejarah telah mengajarkan kita tentang arti kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Para Pejuang bangsa telah mempertaruhkan nyawa dan masa depan untuk membebaskan negara ini dari belenggu penjajahan. Apakah kita telah menjaga dan menghargai hasil perjuangan para pahlawan? Kemerdekaan bukan hanya tentang hak untuk mengeluarkan suara dalam pemilu atau bebas berbicara, tetapi mengenai tanggung jawab untuk membangun negara yang lebih baik, adil, dan sejahtera.
Di era modern ini, kemerdekaan sebagai kebebasan dari ketidaksetaraan dan diskriminasi. Masa depan kemerdekaan telah menghapus batas-batas fisik dan mental yang memisahkan setiap manusia. Teknologi dan globalisasi telah membuka pintu untuk berinteraksi dan belajar dari berbagai budaya sehingga dapat menggugah semangat kemerdekaan yang sejati. Namun, pada kenyataannya dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih baik selalu dihadapkan pada tantangan baru seperti kemerdekaan digital.
Bagaimana kita dapat menjaga privasi dan kebebasan di era modern ini? Bagaimana kita dapat menggunakan teknologi untuk meningkatkan partisipasi warga negara tanpa mengorbankan keamanan dan kenyamanan pribadi?
Kita sebagai generasi penerus bangsa yang baik perlu merenung tentang cara untuk memperkuat demokrasi dan menjamin akses yang setara terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan.
Kemerdekaan tidak hanya tentang bebas dari penindasan politik, tetapi bebas dari ketidaksetaraan sosial. Kemerdekaan menjadi titik tolak untuk meraih potensi terbaik sebagai individu dan masyarakat. Kita generasi penerus bangsa perlu menghidupkan semangat perjuangan yang sama seperti generasi-generasi sebelumnya dalam memperjuangkan Bangsa Indonesia tercinta ini. Kita harus menghargai sejarah, mengatasi tantangan modern, dan berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih baik dengan benar-benar menghormati makna sejati dari kemerdekaan.
Perkembangan zaman yang sangat luar biasa sehingga terjadi gemuruh teknologi dan globalisasi menyebabkan makna kemerdekaan memperoleh dimensi baru yang memerlukan pemahaman mendalam. Kemerdekaan tidak lagi berkaitan dengan pelepasan dari belenggu penjajahan fisik, tetapi melibatkan pembebasan dari kungkungan digital, sosial, dan budaya. Perkembangan teknologi dapat membantu kita dalam memperoleh pengetahuan baru sehingga dapat menambah wawasan dan pemahaman.
Dalam Angutara Nikaya III.2482, Sang Buddha menjelaskan tentang 5 (lima) manfaat mendengarkan Dhamma, yaitu: (1) asuttam sunati, (2) sutam pariyodapeti, (3) kankam vihanati, (4) ditthi ujum karoti, dan (5) cittamassa pasidati. Dengan mendengarkan Dhamma, kita dapat memperoleh pengetahuan baru yang sama sekali belum pernah kita ketahui. Itulah manfaat pertama yang disebut asuttam sunati.
Pengetahuan awal menyebabkan pendengar dapat memperoleh persepsi yang baik dan benar tentang Dhamma. Manfaat dari sutam pariyodapeti diperoleh apabila konsisten mengikuti ceramah Dhamma, sehingga pemahaman awal yang diterima tersebut semakin jelas, semakin menarik, kemudian menumbuhkan minat dan motivasi untuk membuktikannya (ehipassiko). Pengetahuan yang diperoleh secara langsung atau informasi secara digital tidak mudah untuk dipercaya dan dilaksanakan sebelum membuktikan terlebih dahulu.
Kehidupan pada zaman modern seperti ini memberikan kita kemudahan untuk mengakses informasi melalui berbagai macam platform. Tantangan untuk menjaga kebebasan berbicara dan berpendapat dalam lingkungan yang muncul lebih banyak. Kita perlu menggugah semangat kemerdekaan untuk menciptakan ruang bagi beragam sudut pandang. Kemerdekaan berhubungan dengan inovasi dan kreativitas dari masyarakat sehingga masyarakat mampu menghasilkan gagasan-gagasan baru tanpa takut akan hambatan atau penghakiman dari pihak lain.
Dalam era modern ini, kita dihadapkan pada tantangan baru untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat dan globalisasi seperti perubahan iklim dan krisis kesehatan.
Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan informasi mudah tersebar sehingga perlu berlatih pemahaman yang kritis dan bijak terhadap apa yang diterima. Kita harus mampu membedakan antara berita palsu atau hoaxs dan fakta yang telah teruji kebenarannya, serta memilih untuk berkontribusi pada diskusi yang membangun daripada merusak. Semangat kemerdekaan di era modern ini perlu memfokuskan pada kesetaraan. Kemerdekaan tidak dapat dirasakan jika masih ada kelompok-kelompok yang tertinggal atau terpinggirkan sehingga perlu bekerja sama untuk mengatasi kesenjangan sosial dan memastikan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Dalam menggugah makna sejati kemerdekaan pada saat ini harus mengenali tantangan dan peluang yang ada di hadapan maupun sekitar lingkungan kita. Dengan menjaga semangat perjuangan para pahlawan, inovasi, dan tanggung jawab maka kita dapat melangkah maju menuju masa depan yang lebih berdaya, beragam, dan lebih merdeka daripada di kehidupan sebelumnya.
Dalam perjalanan merayakan dan menghayati makna kemerdekaan terdapat beberapa nilai dan aspek yang perlu dipupuk dan ditanamkan dalam budi pekerti setiap manusia untuk menuju masa depan yang lebih inklusif, berdaya, dan berwawasan luas.
Kemerdekaan sejati dapat terwujud jika setiap individu dan kelompok merasa dihargai dan diakui. Kita perlu berusaha memahami dan menghormati perbedaan, baik dalam keyakinan, budaya, maupun pandangan dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang dapat menciptakan masyarakat berlandaskan keragaman dan Pancasila. Kemerdekaan dapat memberikan ruang untuk mengekspresi diri dan pengembangan potensi yang dimiliki. Dalam era modern yang cepat berubah maka sangat diperlukan keberanian dalam mencari solusi-solusi baru untuk mengatasi tantangan-tantangan baru yang muncul.
Kemerdekaan tidak boleh disalahgunakan untuk merugikan orang lain atau menciptakan ketidaksetaraan tetapi dengan memegang teguh tanggung jawab sosial, maka dapat membantu menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Di era informasi yang berlimpah maka harus mampu memilah dan memilih informasi yang akurat dan terpercaya sehingga perlu menganalisis dengan bijak setiap informasi yang kita terima, agar tidak mudah terbawa arus pandangan sempit atau berita palsu.
Sang Buddha mengingatkan bahwa untuk memahami Dhamma maka seseorang haruslah penuh perhatian karena kebanyakan orang tidak dapat menjalankan hal yang baik. Hal-hal yang tidak baik dapat menghalangi orang untuk mengerti Dhamma, yaitu nafsu (raga), kebencian (dosa), dan kebodohan (moha).
Dhammapada, XVIII:251 menyatakan bahwa: “Tiada api yang menyamai nafsu, tiada cengkeraman yang dapat menyamai kebencian, tiada jaring sekuat ketidaktahuan, dan tiada arus menyamai nafsu keinginan.” begitu pula kuatnya ikatan raga, dosa, dan moha sehingga orang tidak dapat mencerap dan mencerna dengan baik setiap informasi baik yang diterimanya.
Sehingga informasi yang diperoleh dari media massa maupun secara langsung harus diserap secara sederhana dalam memaknai arti kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan diperoleh dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawan sehingga dalam menjaga dan menghormati warisan yang dimiliki dengan wujud penghargaan terhadap perjuangan yang telah dilakukan. Kita harus memahami sejarah untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan membangun masa depan yang lebih cerah. Dalam menggugah makna sejati kemerdekaan untuk menuju masa depan yang lebih cerah maka kita harus menggabungkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan sehari-hari.
Martini, S. Ag., (Penyuluh Agama Buddha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali)