Temanggung, Pelitakota.id – Bhikkhu Sangha Theraweda melaksanakan prosesi ritual pengambilan Air Berkah atau Air Suci di Umbul Jumprit, Ngadirejo, Temanggung sebagai salah satu rangkaian dari Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 Buddhist Era. Prosesi ini berlangsung pada Rabu pagi 22 Mei 2024.
Bhante Subin Goshito Mahatera, salah satu Bhikkhu asal Thailand yang dapat berbahasa Indonesia menyampaikan makna ritual pengambilan Air Suci di Umbul Jumprit dari Bhante Yutthana Mahatera dan Bhante Wichai Phonok (asal Thailand).
“Air ini penting bagi setiap manusia termasuk binatang, ini penting sekali. Apalagi air Jumprit ini air yang sakral, berkah, dibawa ke Candi Borobudur untuk do’a sembahyang. Air ini penting untuk dunia kita. Kalau tanpa air kita tidak bisa hidup,” jelas Bhante Subin menerjemahkan penjelasan dari Bhante Yutthana Mahatera.
Setelah dua kali mengunjungi Umbul Jumprit, Bhante Yutthana menyampaikan kegembiraan dan perasaan bahagia, karena Air Berkah yang ada di Umbul Jumprit bisa digunakan bagi kehidupan masyarakat dan umat.
“Pengambilan Air Berkah ini (Bhante Yutthana) merasa bahagia, gembira, dan melihat para umat, masyarakat lingkungan Air Jumprit ini memberikan berkah. Apalagi kita bisa mengambil air untuk minum bagi masyarakat dan umat. Tambah berkah, tambah bahagia. Turut bahagia kepada masyarakat umat-umat kita,” tambahnya.
Selain itu, Bhante Wichai Phonok menyampaikan, bahwa air yang suci ini seperti bendera Indonesia, Merah Putih. Dalam tubuh manusia pun tersusun atas 70 persen air. Bhante Wichai juga mengajak untuk terus menjaga kelestarian dari Umbul Jumprit.
“Air itu seperti hidup, kalau tanpa air berarti tanpa hidup. Seperti Bendera Indonesia yang berwarna merah dan putih. Putih itu seperti air, bersih, suci. Kalau yang warna merah itu seperti darah. Dalam tubuh kita juga ada 70% air. Jadi makna air di sini seperti sumber kehidupan orang Indonesia dan seluruh dunia. Kita harus jaga Air Jumprit ini sampai selamanya,” ungkap Bhante Wichai.
Ketua Penyelenggara Pengambilan Air Suci sekaligus Ketua DPD WALUBI Provinsi Jawa Tengah, Tanto Harsono turut menjelaskan, Perayaan Tri Suci Waisak ini disambut dengan suka cita umat Buddha.
“Bagi umat Buddha, perayaan Hari Tri Suci Waisak sangatlah penting. Karena pada Hari Waisak itu, kami memperingati tiga kejadian besar untuk Buddha. Kita meningkatkan kesadaran yang diajarkan oleh Sang Buddha. Hindarilah keserakahan duniawi, kebodohan, kemarahan, dan kebencian,” tandasnya.
Sebelumnya, WALUBI dan para Bhikkhu Sangha telah melaksanakan prosesi pengambilan Api Abadi di Mrapen pada Selasa 21 Mei 2024. Air Suci dari Umbul Jumprit selanjutnya dibawa ke Candi Mendut kemudian ke Candi Borobudur saat Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2568 BE pada Kamis 23 Mei 2024. (Nin)