Ternate — Sebanyak 36 tim beradu prestasi di ajang Madrasah Young Researcher 2024 yang diselenggarakan di Ternate, 2-7 September 2024. Di arena yang digelar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ini, banyak temuan-temuan menarik yang akan diuji kualitasnya.
Myres adalah platform bagi siswa madrasah untuk mengeksplorasi minat mereka di bidang sains dan ilmu pengetahuan. Pada platform ini ada tiga bidang yang dilombakan yaitu matematika, sains dan pengembangan teknologi, ilmu sosial-humaniora, dan ilmu keagamaan.
Banyak temuan siswa madrasah yang sifatnya aplicable dan dapat diterapkan untuk membangun masa depan. Temuan-temuan itu dipresentasikan dalam Myres 2024.
MAN 1 Sukabumi misalnya, pada Myres 2024 mengusung penelitian berjudul “Pengembangan Polimer Super-Absorben Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Penyerap Polutan Pada Teknologi Air Purifier,”. Penelitian ini menemukan bahwa tandan kelapa sawit dapat secara efektif menyerap polutan di lingkungan. Padahal tandan kelapa sawit adalah limbah buangan yang selama ini menjadi masalah.
Sementara itu siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) menciptakan alat pendeteksi kebocoran gas metana. Gas metana bisa ditemukan di area tambang dan sering menyebabkan ledakan apabila terpicu percikan api. Di Sawahlunto, Sumatera Barat, kasus ledakan di dalam area tambang menjadi cerita lama yang masih sering terjadi.
Hal ini memotivasi dua siswa MTsN 2 Kota Sawahlunto membuat alat berbasis sirkuit Enhanced Smart Power (ESP), dengan sensor parameter gas. Hasilnya adalah alat murah yang bekerja efektif mendeteksi resapan gas metana dalam oksigen, yang dapat dimonitor lewat ponsel.
Pada saat membuka acara KSM-Myres Nasional, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas berharap gelaran tahun ini semakin menginspirasi seluruh pelajar di Indonesia, untuk terus berprestasi dan berinovasi dalam setiap aspek kehidupan.
KSM-Myres, kata Gus Men, menjadi media strategis dalam mengembangkan ekosistem madrasah yang unggul dan memiliki daya saing tinggi. Menag berharap arena ini dapat menjadi wahana meningkatkan kualitas bagi semua pihak, tidak hanya peserta.
“Kemenangan sejati bukan hanya tentang meraih medali, tetapi tentang bagaimana menghargai proses, menghormati lawan, dan terus belajar dari setiap pengalaman,” tegas Menag. Bagi para guru, kepuasan sejati tidak hanya terletak pada kemenangan, tetapi pada proses mendidik tentang nilai-nilai kesabaran, ketekunan, dan kerja keras.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof Abu Rokhmad, menyoroti beberapa keistimewaan dari KSM tahun ini. Disebutkan bahwa KSM 2024 bersifat inklusif, dengan menambahkan kategori untuk peserta dari madrasah inklusif. Selain itu, terdapat juga kategori baru untuk peserta dari madrasah yang terletak di daerah terpencil, wilayah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T), serta madrasah yang memiliki siswa berkebutuhan khusus. Secara umum KSM 2024 diikuti oleh 618.756 peserta dari babak penyisihan hingga final. “Ajang ini dapat mengeksplorasi dan mengapresiasi potensi anak madrasah di bidang sains,” jelas Abu Rokhmad.
Ketua Panitia KSM-MY RES 2024, Shola Taufiq mengungkapkan, tahun ini MY RES menampilkan 36 Tim terbaik yang telah disaring di tingkat daerah. Temuan dan riset-riset mereka ini telah diuji di tingkat kabupaten hingga provinsi. Para juri di ajang ini adalah orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, sehingga karya-karya yang memenangi Myres ini dapat menjadi simbol kemajuan madrasah saat ini.
“Sejauh ini riset-riset tersebut banyak menjadi koleksi panitia, dan masih memerlukan peran dunia usaha untuk mewujudkannya menjadi suatu produk yang lebih riil mengubah masyarakat,” kata Kasubdit Sarpras KSKK Kemenag ini.
Level Madrasah Naik di UTBK
Dengan banyaknya ajang kompetisi, siswa-siswi madrasah sudah dapat meningkatkan levelnya dalam bidang sains sejauh ini. Hal ini membuat madrasah dapat berkompetisi setara dengan sekolah umum di di level nasional maupun internasional.
Siswa madrasah juga kerap kali memenangi ajang Olimpiade Sains Nasional yang pada masa lalu terus didominasi anak-anak SMA. Yang terbaru, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang membawa pulang 10 medali dari ajang Olimpiade Sains Nasional Tingkat Nasional Jenjang SMA pada (31/8/2024). Pada OSN yang digelar oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Kemenristek Dikti, di Jakarta, sebanyak 17 siswa MAN 2 Kota Malang yang menjadi finalis sukses menggondol 10 medali dan 1 gelar The Best.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama M. Sidik Sisdiyanto mengungkapkan, upaya terus menerus yang dilakukan Kemenag akhirnya membuahkan hasil. “Madrasah yang dulu sekolah pinggiran sekarang sudah jauh berbeda,” katanya.
Reputasi yang terus dibangun itu membuat level madrasah di mata publik terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan membludaknya pendaftar pada madrasah-madrasah negeri hingga menciptakan persaingan yang ketat.
Dalam berbagai mata pelajaran, siswa madrasah mengalami peningkatan prestasi yang signifikan. Salah satu indikator yang dapat dipakai adalah meningkatnya anak-anak madrasah yang mengisi kampus-kampus perguruan tinggi melalui jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). UTBK merupakan salah satu tes yang wajib diikuti untuk masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT).
Berdasarkan laman resmi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi atau LTMPT, pada tahun 2024 ini terdapat 13 Madrasah Aliyah (MA) di seluruh wilayah Indonesia yang berhasil memperoleh nilai UTBK membanggakan dan nangkring di 100 besar peraih UTBK terbaik.
Madrasah-madrasah itu adalah MAN Insan Cendekia Serpong, MAN Insan Cendekia Pekalongan, MAN 2 Kota Malang, MAN Insan Cendekia Kota Batam, MAN Insan Cendekia Gorontalo, MAN Insan Cendekia Jambi, MAN Insan Cendekia Pasuruan, dan MAN Insan Cendekia Padang Pariaman.
Setelah itu ada MAN 1 Yogyakarta, MAN Insan Cendekia OKI Sumsel, MA Zakaria Kota Bandung, MAN Insan Cendekia Tanah Laut, dan MAN Insan Cendekia Lombok Timur. [*]