Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil Hari Ini | Keluaran 15:23-24, “Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: “Apakah yang akan kami minum?”
*KENDALIKAN DIRI DAN PERCAYALAH KEPADA TUHAN*
Dengan sedikit kesulitan, akhirnya Musa berhasil membujuk orang Israel untuk meninggalkan pantai kemenangan di mana mereka menyanyikan lagu sebelumnya. Mereka begitu terbawa oleh pemandangan di pantai itu, atau oleh lagu itu, atau oleh banyaknya mayat, sehingga tidak peduli lagi untuk berjalan maju. Karena itu dengan susah payah Musa harus membawa mereka dari Laut Teberau ke padang gurun.
Bahwa di padang gurun Syur, ternyata mereka tidak mendapatkan air (Keluaran 15:22). Tentu saja ini adalah sebuah cobaan yang menjengkelkan bagi para musafir muda itu, dan membuat sukacita mereka berkurang, (jika tidak boleh dikatakan hilang). Begitulah Allah ingin melatih mereka menghadapi kesulitan-kesulitan. Belajar dari Daud, di sebuah negeri yang kering dan gersang tanpa air, menggapai kepada Allah (Mazmur 63:1).
Di Mara mereka memang mendapatkan air, tetapi airnya pahit, sehingga meskipun sudah di padang gurun selama tiga hari tanpa air, mereka tetap tidak dapat meminumnya. Air itu sangat tidak enak rasanya, atau agaknya merugikan bagi kesehatan mereka, dan tidak dapat menghilangkan rasa haus mereka (Keluaran 15:23). Bangsa Israel itu menjadi jengkel dan bertengkar dengan Musa, seolah-olah Musa telah melakukan yang jahat terhadap mereka. “Apakah yang akan kami minum?” adalah semua yang mereka ributkan (Keluaran 15:24). Perhatikanlah saudaraku, sukacita dan pengharapan besar sekalipun segera berubah menjadi kesedihan dan kengerian besar bagi orang-orang yang hidup berdasarkan perasaan saja, dan tidak berdasarkan iman.
Memang pada akhirnya Tuhan menolong bangsa Israel setelah Musa berseru kepada Tuhan. Namun tidak sepatutnya mereka bersungut-sungut oleh suatu keadaan yang mereka alami. Karena baru saja beberapa hari yang lalu mereka semua menyaksikan karya pertolongan Tuhan yang begitu ajaib. Bagaimana dengan kita? Apakah secepat mereka dalam melupakan kasih setia Tuhan? Pst.harts