KEBERANIAN PERCAYA

Spread the love

Pelitakota.Id

“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.”
1 Yohanes 5:14

Seringkali timbul pertanyaan di dalam benak kita, sanggupkah kita menghadapi hari-hari ke depan? Rasanya tidak sanggup, apalagi jika kita hanya mengandalkan kekuatan sendiri, karena sehebat, sekuat, sepintar atau sekaya apa pun, kita tetap manusia yang penuh dengan segala keterbatasan! Itu sebabnya kita membutuhkan kekuatan yang berasal dari luar diri kita agar kuat berdiri di tengah terpaan badai kehidupan yang kian mengganas. Dan kekuatan yang kita butuhkan itu adalah kekuatan adikodrati yang hanya kita peroleh melalui doa dalam persekutuan yang karib dengan Tuhan.

Yakobus 5:17-18 menyatakan: “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.” Elia manusia biasa, sama seperti kita, bukan dia yang punya kuasa, tetapi ia memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan, sehingga kuasa Tuhan nyata di dalam dirinya. Doa menghadirkan kuasa Tuhan yang tidak terbatas di dalam diri manusia yang terbatas, yang sanggup menembus segala kemustahilan!

Ketika Nabi Elia berdoa supaya tidak turun hujan, hujan pun tidak turun di bumi selama tiga setengah tahun, dan ketika ia berdoa meminta hujan kepada Tuhan langit pun menurunkan hujan. Mengapa ketika kita berdoa dan mungkin ditambah dengan puasa, pujian dan penyembahan, tetapi terasa surga yang tertutup, dan kita kehilangan pegangan. Waspadalah karena memang ada doa yang tidak berkenan di hadapanNya. Yakobus 4:3 katakan: “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” Apa yang sedang kita doakan? Apakah hanya demi kepentingan diri? Akankah menjadi berkat bagi banyak orang lainnya, atau pemuas nafsu diri belaka?

Nabi Elia meminta bukan demi dirinya agar dikenal luas sebagai orang yang dipakai Tuhan mengadakan mujizat, tetapi untuk membawa bangsa Israel kepada pertobatan dan keselamatan. Namun dari kejadian ini kita dapat belajar bagaimana bergantung pada Tuhan sehingga tidak ada yang mustahil bagi kita, sama seperti yang terjadi pada Elia. Kalau doanya dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, maka tidak ada yang mustahil juga bagi kita, jika kita sungguh-sungguh berdoa. Pergumulan apa yang sedang kita hadapi saat ini? Kekuatan kita memang terbatas, itulah sebabnya kita membutuhkan kekuatan ekstra dari Tuhan, dan doa adalah senjata ampuh untuk mengalahkan musuh sebesar apapun!

Jangan pernah berhenti untuk berharap kepada Tuhan! Karena: “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” (Lukas 18:7) Isilah setiap doa kita, dengan hasrat yang besar agar kemuliaanNya dinyatakan, izinkan Tuhan menggunakan permasalahan kita sebagai alat kuasa dan kasihNya dinyatakan, supaya banyak yang ditarik untuk percaya kepadanya dan diselamatkan. Setiap persoalan, besar atau kecil, pasti ada jalan keluarnya di dalam Tuhan. Sampai “apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” (1 Yohanes 3:22).

Tinggalkan Balasan