Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil Hari Ini | Kejadian 29:16-17, “Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya.”
*MEMANCARKAN CAHAYA KASIH TUHAN*
Dikisahkan, bahwa Laban tampaknya begitu senang dengan kepandaian dan ketekunan Yakub dalam mengurusi ternaknya, sehingga Laban ingin agar Yakub terus tinggal bersamanya, dan dengan sangat baik berdalih seperti ini: “Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? (Kejadian 29:15).
Sekarang Yakub mempunyai kesempatan baik untuk memberitahukan kepada Laban perasaannya terhadap Rahel, anak perempuannya. Dan, karena tidak mempunyai harta duniawi di tangannya untuk mempersunting Rahel, Yakub berjanji kepada Laban untuk bekerja selama tujuh tahun, dengan syarat bahwa, setelah tujuh tahun itu berakhir, Laban bersedia memberikan Rahel kepadanya sebagai istrinya. Tampaknya, menurut perhitungan, pada saat itu Yakub berumur tujuh puluh tahun ketika mengikat diri untuk bekerja demi mendapat istri, dan untuk mendapat isteri ia menjadi gembala (Hosea 12:13).
Yakub dengan jujur melayani selama tujuh tahun seperti yang sudah dijanjikan, dan tidak melanggar perjanjiannya, meskipun ia sudah tua. Bahkan, ia menjalankannya dengan riang hati: Tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel, seolah-olah ia lebih ingin mendapatkan Rahel dengan bekerja daripada memilikinya begitu saja.
Tipuan murahan yang diperbuat Laban kepada Yakub ketika ia sudah mencapai waktu kerjanya: Laban memberi Lea ke dalam pelukan Yakub, dan bukannya Rahel (Kejadian 29:23). Ini adalah dosa Laban. Ia berbuat salah baik terhadap Yakub maupun terhadap Rahel. Namun setelah melewati 7 hari pernikahan Yakub dengan Lea, Laban ayahnya memberikan Rahel kepada Yakub.
Mengapa Yakub cinta Rahel? Tentunya bukan karena cinta pandangan pertama, melainkan karena “Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya.”
Lea tidak berseri matanya? Jika mata adalah jendela hati, maka Lea seharusnya menjaga hatinya dengan segala kewaspadaan, Amsal 4:23. Itulah sebabnya Allah menghendaki setiap kita untuk mampu mengucap syukur senantiasa dalam segala hal. Singkatnya orang yang mengasihi Tuhan pasti akan memancarkan kasih Tuhan kepada sesamanya. Sudahkah kita mengasihi-Nya? Pst.harts