Pelitakota.id Hidup di tengah keberagaman memang ada sisi baiknya yaitu kita saling melengkapi namun ada juga sisi buruknya terkadang membuat kita tidak merasa nyaman tidak nyaman terlebih bila posisi kita sebagai minoritas. Di tambah sikap yang tidak baik atau sikap tidak bersahabat dengan lingkungan atau orang-orang yang benci pada kita, banyak orang percaya yang mengundurkan diri dari persekutuan dalam ibadah dan bahkan memilih untuk menjauhkan diri dari Tuhan karena tidak kuat dalam menerima sikap orang-orang yang membenci pada keyakinannya.
Kita seringkali terjebak pada kesimpulan terbanyak yang menurut kita itu yang benar sehingga kita takut di benci ketika kita mau mempertahankan kebenaran itu seorang diri saja. Padahal Tuhan Yesus Kristus sendiri telah mengingatkan kepada kita bahwa apabila kita mengikut Dia, kita pasti akan di benci, karena produk kehidupan kita bukan berasal dari dunia ini. Kita tentu harus selalu ingat bahwa apa yang kita alami ittu Tuhan Yesus Kristus telah lebih dulu mengalaminya. Apa yang tuhan Yesus Kristus alami kita juga pasti mengalaminya.
Tuhan Yesus Kristus telah mengingatkan kepada kita akan hal ini, sehingga apabila nanti atau ketika kita telah mengalaminya, kita tidak lagi menyalahkan Tuhan, tidak marah kepada Tuhan, tidak selalu bertanya kepada Tuhan, mengapa? Mengapa? Dan mengapa? Melainkan kita belajar untuk lebih beryukur setiap proses yang telah di izinkan oleh Tuhan terjadi dalam hidup kita karena, kita harus bersyukur kepada Tuhan Dia adalah Allah yang menjadi teladan untuk kita teladani dalam hidup kita. Teruslah kuat dan setia mempertahankan keyakinanmu, karena seandainya di dunia ini hanya saudara sendiri yang percaya kepada-Nya, Ia akan tetap menunjukan Kasih-Nya, Ia akan tetap menujukan kasihNya di atas kayu salib untuk saudara dan saya. Karena saudara dan saya sangat berharga, seharga darah Tuhan Yesus Kristus
Bagian ke 2. Percayalah Kepada Janji Tuhan (Kejadian 17:7)
Ketika kita merasa hidup di tengah ketidakpastian, tanpa pekerjaan, tanpa keluarga, tanpa harapan yang pasti, terkadang kita mempertanyakan arti kehadiran Tuhan dalam diri kita. Kalau memang Tuhan itu hadir dalam kehidupan orang percaya, mengapa hidup rasanya begitu kosong?
Tetapi di dalam Alkitab tertulis kisah kehidupan seseorang yang bernama Abraham. Di dalam kitab Kejadian 17: 1-8 Allah berjanji kepada Abraham akan membuat keturunan Abraham menjadi Bangsa yang besar. Walaupun saat itu Abraham sendiri sudah berumur sembilan puluh sembilan tahun, Abraham tidak berpikir bahwa janji yang diucapkan oleh Allah itu tidak masuk diakal manusia, sekalipun Abraham tidak mengerti dan pada saat itu belum di karuaniai seorang anak namun, Abraham tetap memilih untuk percaya pada janji Tuhan.
Terkadang dalam kehidupan kita pun, kita sering kali merasa takut akan ketidak pastian yang terjadi. Kita merasa bahwa Tuha tidak hadir dalam hidup kita, namun harus kita ingat akan janji Tuhan kepada umat-Nya. Tuhan senatiasa memberikan rancangan damai sejahtera pada saat yang tepat. Tuhan tidak pernah mengingkari janji-Nya. Abraham sendiri sekalipun tidak melihat keturunanya menjadi bangsa yang besar, namun sekarang terbukti bahwa keturunannya menjadi bangsa yang sangat besar. Yang kita lakukan sekarang hanyalah jangan pernah berhenti untuk percaya.
Penulis Yosina Hitus_Mahasiswa STT Kadesi & Anita R Sitio,SP.,M.Pd.K
Sumber:
- Alkitab
- Kamus Besar Bahasa Indonesia
Editor Romo Kefas