INJIL YANG BERKEBUDAYAAN

Spread the love

Roma 1:16 PBTB2 “Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.”

Ini bukan Injil dan Kebudayaan tetapi Injil yang berkebudayaan. Injil yang berkebudayaan tidak merubah hakikat Injil. Ketika Injil di terima oleh berbagai suku, misalnya suku Jawa, suku Dayak, suku Batak, suku Minahasa, dan lain-lain, maka suku-suku tersebut tidak meninggalkan jati diri sukunya. Contoh, seseorang dari Suku Jawa ketika ia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, dan ia menjadi Kristen, ia tidak perlu mencabut diri dari identitas Suku Jawa. Ia adalah orang Jawa yang percaya Yesus dan setelah melewati proses pemuridan ia menjadi orang Jawa yang memberitakan Injil.

Hal ini sama dengan, orang Indonesia yang menjadi Kristen, ia tidak perlu menjadi orang Kristen yang ke-Barat-baratan atau orang Kristen yang ke-Israel-Israelan, ia tetapi orang Indonesia dengan jati diri bangsa Indonesia yang Kristen.

Injil yang berkebudayaan tidak merubah satu orang dwngan sukunya yang memiliki identitas khusus, lalu karena percaya dan menerima Yesus, orang dari suku tersebut kehilangan identitas atau jati dirinya. Tentu saja Injil yang berkebudayaan tidak diartikan seluruh adat istiadat dari satu Suku, utamanya adat-adat istiadat dari Suku tersebut yang bertentangan dengan Injil diterima begitu saja. Sebab seseorang dari satu Suku yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan menjadi Kristen tidak lagi mempraktekkan adat istiadat yang melawan Injil. Tegasnya, Injil yang berkebudayaan tidak mencabut seseorang keluar dari akar Sukunya, ia dulu dalam kegelapan dan kini hidup dalam Terang Kristus, maka tidak harus tinggalkan dirinya sebagai Suku dimana ia dikenal.

Salam Injili

Tinggalkan Balasan