Pelitakota.id
DULU, AI cuma ada di film-film science fiction. Sekarang? Udah jadi bagian dari keseharian kita! Bayangin aja, dulu mau cari informasi harus buka-buka buku atau browsing sana-sini. Sekarang tinggal tanya AI, seketika jawabannya muncul dengan lengkap dan akurat.
Tapi, di balik kemudahan yang ditawarkan, kadang suka mikir juga, “Terus, peran manusia jadi apa ya?”
Dulu waktu kecil, ngebayangin masa depan itu seru banget, penuh dengan penemuan-penemuan canggih. Tapi sekarang, canggihnya udah di depan mata, malah jadi bikin sedikit khawatir. Khawatir pekerjaan kita diambil alih sama robot.
Sebenarnya, gunain AI itu gak salah, kan? Malah, kalau digunakan dengan bijak, AI bisa jadi alat yang membantu kita mencapai banyak hal yang sebelumnya terasa sulit atau bahkan gak mungkin.
Contohnya aja, aku sendiri sering banget pakai AI buat berbagai keperluan, mulai dari ngerjain tugas atau bantu brainstorming ide-ide kreatif, bahkan jadi tempat curhat pun bisa hahaha… Dan jujur aja, ini ngebantu banget! Ada banyak waktu yang bisa dihemat, dan hasilnya pun kadang lebih optimal. Yang penting, kita paham kalau AI itu cuma alat bantu, tapi keputusan akhir dan kreativitas tetap ada di tangan kita.
Tapi ya, aku juga paham sih kenapa ada orang yang merasa khawatir. Mungkin mereka takut AI bakal menggantikan pekerjaan manusia, atau bikin kita jadi terlalu bergantung sama teknologi. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, bukankah setiap teknologi baru memang selalu menimbulkan kekhawatiran di awal? Dulu, internet juga dianggap menakutkan, tapi lihat sekarang, kita semua malah gak bisa hidup tanpa itu.
AI seharusnya jadi partner, bukan pengganti. Coba deh lihat AI dari sisi yang berbeda. AI itu bisa jadi alat yang powerful kalau kita tahu cara menggunakannya dengan benar. AI cuma alat, dan aku yakin selama kita bisa bijak memanfaatkannya, kita bisa tetap jadi diri sendiri, tanpa harus merasa terancam oleh teknologi ini karena di balik semua itu, ada manusia yang tetap pegang kendali karena teknologi diciptakan untuk memudahkan hidup kita.
Penulis : Laura