Yohanes 16:16-33
(lanjutan)
Pelitakota.Id – Hari ini kita akan melihat kembali nats ini, untuk sekali lagi memahami perhatian Tuhan Yesus, saat dukacita karena iman datang menghampiri. Dalam nats ini Tuhan Yesus sedang membicarakan dukacita yang akan dialami para murid saat kematian-Nya.
Sekaligus, Tuhan Yesus hendak menunjukan cara
bagaimana kita menyikapi dukacita, yang disebutkan 5 kali dalam pasal 16 ini ayat 6, 20, 21, 22. demi sebuah kemenangan. Bagaimana caranya?
- Tahu bahwa dukacita itu pasti akan menghampiri kita.
Dukacita adalah suasana kesedihan hati atau kesusahan hati (kbbi). Hal ini dapat juga kita lihat dari ciri-ciri dukacita yang disebutkan dalam ayat 20 yakni menangis dan meratap. Memang benar karena kata dukacita selalu disebutkan pada saat seseorang meninggal dunia, dan tandanya adalah tangisan dan ratapan dari orang berduka. Menarik untuk diamati karena Tuhan Yesus menggunakan istilah dukacita untuk menjelaskan suasana hati seorang perempuan pada saat melahirkan anaknya. Tentunya nuansa sedih hati, susah hati seorang perempuan saat melahirkan berkisar pada dia atau anaknya mati atau hidup, sebab disitulah ia berjuang mempertaruhkan nyawanya, demi kelahiran seorang anak manusia (kata mama dan istri saya). Tanda fisiknya juga sama yakni sang ibu yang melahirkan pun menangis dan meratap, bahkan mengerang. Nah… dengan menggunakan perumpamaan ini, Tuhan Yesus hendak mengajari kita bahwa dukacita pasti ada, pasti akan menghampirimu, dan kita telah menyadari bahwa hal itu akan dihadapi. Bukankah sang perempuan sudah tahu susahnya melahirkan?… tapi lahir lagi dan lagi… Bukankah kita tahu bahwa kematian itu satu hal yang PASTI di tengah-tengah ke-tidak-pasti-an?…tapi takut mati… Jadi, tangisan dan ratapan duka itu pasti ada. - Sadari bahwa dukacita itu adalah peristiwa transisi utk transit. Bagai seorang perempuan yang sedang mengandung anaknya, demikianlah kita harus tahu bahwa kita juga sedang mengandung sesuatu yang tak terlihat. Itu adalah harapan dan cita-cita. Ketika hendak mengeluarkannya kita harus melewati proses yang penuh ratap dan tangis, bagai perempuan saat melahirkan tadi. Ingat… Duka itu hanyalah transisi untuk transit sesaat saja. Kegembiraan itu bukan sesaat tapi menetap dan tidak bisa dirampas oleh siapapun kata Yesus di.. Ingat… yang namanya kemenangan didahului dengan pertempuran. Dukacita mendahului sukacita.
Ada peribahasa yang berbunyi: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian…
Tuhan Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu: “… tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita” ayat 20.
“Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia” ayat 21.
“Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.”
Inilah rahasia kegembiraan itu, yakni: “AKU AKAN MELIHAT KAMU LAGI,” sebab Ia bangkit kembali dari kematian…Senang dilihat Yesus?…Amin…Tuhan Yesus memberkati….
(Pdt. Liban Kamlasi, M.Th)