Dialog Ayah dan Anak : Membangun Tanggung Jawab dan Keteladanan

Spread the love

Kota Bogor – Kemarin siang selepas kami sekeluarga ibadah minggu, dan kebetulan hari itu (29/09) istriku mendapatkan kasih karunia Allah dengan ditambahkan 1 tahun usianya, sebelum kami mengantarkan anak kami ke travel karena dia akan kembali ke Bandung untuk bergelut dengan tugas dan kuliahnya yang sudah menginjak semester 3 di sebuah perguruan tinggi swasta ternama di bandung.

Dan siang itu kami bertiga mengarah ke jalan tol sentul selatan untuk mencari makan siang, dan anak kami yang menyupiri mobil yang kami tumpangi, disebuah restoran didaerah sentul kami datang untuk sekedar mengisi perut sambil menunggu waktu untuk kami mengantarkan sang buah hati ke travel yang akan mengantarkan dirinya ke kota Bandung, disela – sela makan banyak kami ngobrol hal – hal yang ringan, dan cenderung saya hanya memperhatikan istri dan anakku ngobrol sambil sesekali bercanda yang begitu terlihat sangat menikmati siang hari itu.

Dan tiba – tiba anak saya bertanya pa apakah boleh, saya ngevape (bahasa anak muda), saya hanya bilang ke anak saya, papa sadar bahwa kamu sudah besar umurmu sudah terbilang bukan anak – anak lagi, papa sih ndak yakin bahwa kamu ndak merokok atau coba – coba minum alkohol, dan anakku hanya tersenyum dan kulanjutkan bicaraku kan dari kamu kecil papa ndak pernah marah atau main tangan sama kamu, karena papa berpikir memarahi atau memukul anak bukan solusi yang baik, yang ada kalau anak sering di marahi bukan malah makin pintar tapi makin bodoh ucap saya kepada anak saya.

Papa mungkin belum bisa jadi orang tua yang baik atau menjadi teladan buat kamu, akan tetapi biarlah kamu belajar dalam memutuskan apapun yang terbaik buat diri kamu, baik itu terkait apapun yang harus kamu ingat bahwa tubuh ini bait Allah, memang setiap keputusan yang mungkin kamu ambil ada sesuatu yang belum tentu benar, akan tetapi dengan kesalahan itu kamu bisa belajar untuk menjadi lebih baik, makanya dari dulu papa ndak pernah melarang kamu mo bergaul dengan siapapun, yang penting yang harus kamu ingat jaga nama baik keluarga dan kamu sendiri, bangun komunikasi dan silaturahim dengan siapapun tanpa harus menutup diri, karena semuanya itu nanti ada gunanya buat kamu di masa depan ketika kamu akan membangun kehidupanmu jelas saya kepada anak saya.

Bincang – bincang kami tak terasa udah cukup lama dan tinggal setengah jam lagi anak ku harus diantar ke travel yang akan memberangkatkan dia ke Bandung, setelah membayar bill makan kami ke kasir, segera kami bergegas ke mobil dan meluncur ke tol kembali ke daerah warung Jambu untuk mengantarkan anak kami menuju lokasi travel yang akan mengantarkannya menuju kostnya di Bandung, itulah sekelumit kisahku kemarin siang, banyak harapan dan impianku sebagai orang tua, dan ingin melihat bahwa anak kami menjadi kebanggaan keluarga, bisa menggapai cita-citanya dan mampu membangun kehidupan masa depan dengan kedua tangannya…. Dalam setiap doa malam kami selalu kami sebut namanya biar Tuhan karuniakan Anak kami menjadi kepala dan bukan ekor, seperti doa alm mama kala masih bersamasama dengan kami bagaimana dalam setiap doa – doa malamnya nama kami ke 7 anaknya selalu di sebutkan, itulah goresan sketsa kata yang aku torehkan dalam sebuah wibsite Media online kami….. TUHAN MEMBERKATI (R_Kfs74D)

Tinggalkan Balasan