DAHULU TIANG AWAN DAN API MENYERTAI UMATNYA, SEKARANG IMANUEL

Spread the love

 

Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil Hari Ini | Keluaran 13:17-18, “Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: “Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir.” Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.”

ALLAH SETIA MENYERTAI KITA
Manusia bisa saja memikir-mikirkan jalannya, dan merancangnya. Akan tetapi, bagaimanapun juga, Allahlah yang menentukan arah langkahnya (Amsal 16:9). Manusia berencana, tetapi Tuhan yang menentukan, dan ketentuan-Nya harus kita terima, dan kita harus menetapkan hati untuk mengikuti pemeliharaan ilahi. Ada dua jalan dari Mesir ke Kanaan. Yang satu adalah jalan pintas dari bagian utara Mesir ke bagian selatan Kanaan, mungkin sekitar empat atau lima hari perjalanan. Yang lain adalah jalan yang lebih jauh dan berputar-putar, melewati padang gurun, dan itulah jalan yang dipilih Allah untuk menuntun umat-Nya Israel (Keluaran 13:18).
Ada satu alasan mengapa Allah tidak memimpin mereka di jalan yang terdekat, yang akan membawa mereka ke negeri orang Filistin selama beberapa hari saja (sebab negeri itu adalah bagian dari Kanaan yang terletak di sebelah Mesir), yaitu, karena mereka masih belum pantas untuk berperang, apalagi berperang melawan orang Filistin (Keluaran 13:17). Jiwa mereka telah hancur oleh perbudakan. Tidak mudah bagi mereka untuk beralih dari memegang sekop (alat kerja) lalu memegang pedang secara tiba-tiba. Orang-orang Filistin adalah musuh-musuh yang tangguh, terlalu bengis untuk dihadapi oleh prajurit-prajurit yang masih mentah. Lebih pantas kalau mereka memulai dengan orang Amalek (dalam pimpinan dan berkat Tuhan), dan sekaligus mempersiapkan diri untuk peperangan dengan orang Kanaan dengan mengalami kesusahan-kesusahan di padang gurun. Perhatikan, Allah menyesuaikan cobaan-cobaan umat-Nya dengan kekuatan mereka, dan tidak akan membiarkan mereka dicobai melampaui kekuatan mereka (1 Korintus 10:13).
Saudaraku, ketika kita berada dalam kesulitan apapun itu, Dia tahu bahwa kita mampu menghadapinya. Tentu saja dengan penyertaan Tuhan dalam semua peristiwa itu. Haleluyah, amen. Pst.harts

Tinggalkan Balasan