Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil Hari Ini | Hakim-hakim 7:2, “Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: “Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku.”
*BUKAN JUMLAH, TETAPI KETAATAN*
Berdasarkan perhitungan manusia, meng-hadapi musuh dengan jumlah seperti belalang banyaknya (Hakim-hakim 7:12), tentu perlu jumlah tentara dengan perbandingan seimbang. Saat itu jumlah tentara Israel hanya 32.000 (Hakim-hakim 7:3) sementara Midian dan sekutunya punya 135.000 prajurit (Hakim-hakim 8:10). Namun menurut Allah, kemenangan 32.000 prajurit bisa mem-buat Israel membanggakan diri, padahal kemenangan itu dari Tuhan. Sebab itu Tuhan menyuruh Gideon untuk memu-langkan mereka yang takut perang. Tak disangka, 22.000 orang kembali ke rumah, lebih dari dua pertiga jumlah mereka yang ikut! Ini mengejutkan karena tinggal 10.000 orang. Tentu jumlah ini membuat nyali Gideon menciut. Namun jumlah ini pun masih terlalu besar bagi Tuhan (Hakim-hakim 7:4)!
Lalu Allah menyuruh Gideon untuk memisahkan tentaranya berdasarkan cara mereka minum. Tak ada penjelasan mengenai hal ini, tetapi berdasarkan ketentuan Allah terpangkas jumlah 9.700 orang.
Berapa yang tinggal? Hanya 300 orang! Ini membuat rasio tentara Israel dan Midian menjadi 1:450. Namun kekuatan Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan manusia. Dengan cara-Nya sendiri, Allah akan menghancurkan musuh umat-Nya. Allah memerintahkan Gideon bersiap berperang malam itu (Hakim-hakim 7:9). Allah memberikan tanda bahwa Ia menang (Hakim-hakim 7:13-14).
Metode dan strategi terbaik manusia tak laku bagi Allah. Ketiga ratus personalia militer terpilih itu tidak boleh membawa senjata, pedang, tombak, dlsb. Mereka hanya boleh membawa terompet, buyung atau kendi kosong, dan obor. Meski aneh, tugas mereka sebagai pasukan Allah kini adalah taat pada sang komandan. Perang itu adalah perang rohani, maka hanya bisa dimenangkan bukan dengan senjata biasa tetapi dengan iman dan ketaatan! Haleluyah, amen. Pst.harts