Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil Hari Ini | 1 Samuel 3:18, “Lalu Samuel memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak menyembunyikan sesuatu pun. Kemudian Eli berkata: “Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik.”
*BERSERAH PADA RENCANA ALLAH*
Menurut Yosefus, (sejarawan Yahudi-kewarganegaraan Romawi abad pertama Flavius Yosefus meliputi rujukan kepada Yesus dan asal muasal Kekristenan). Samuel baru saja mencapai usia dua belas tahun pada saat Tuhan berbicara kepadanya. Yesus juga baru berusia dua belas tahun ketika berangkat menuju ke Yerusalem dengan orang tua-Nya (Lukas 2:42). Firman Tuhan jarang. Maksudnya adalah bahwa masa itu jarangnya penyataan Allah menjadikan beberapa peristiwa penyataan itu hal yang sangat berharga. Penglihatan-penglihatan pun tidak sering. Penyataan itu adalah dalam bentuk firman yang bisa “dilihat” oleh sang nabi (bdg. Yesaya 2:1 – “wahyu yang kelihatan kepada Yesaya bin Amoz” TL). LXX mengimplikasikan bahwa pada waktu itu tidak ada nabi yang dikenal secara umum sehingga dapat dimintai tolong, dan juga tidak ada yang menerima pewahyuan ilahi.
Paling tidak ada dua kualifikasi hamba Tuhan yang sedang diproses Tuhan dalam hidup Samuel. Pertama, panggilan. Tuhan yang memilih, memanggil, menyiapkan seseorang menjadi hamba-Nya. Tanpa panggilan, orang hanya akan menjadi seorang hamba Tuhan yang mengandalkan cita-cita, ambisi, dan kemampuannya sendiri. Dalam terang Alkitab, orang yang demikian disebut hamba Tuhan palsu. Kedua, hamba Tuhan harus memiliki sikap hati yang taat. Sebagai pelayan Tuhan, haruslah seseo-rang belajar untuk menundukkan segala hal di bawah kehendak Allah. Kedua hal inilah yang tengah dibentuk Tuhan dalam diri Samuel ketika Ia memanggilnya.
Tiga kali Samuel dibangunkan dari tidur di tengah malam. Tiga kali ia terjaga, berta-nya kepada imam Eli karena menyangka Eli yang memanggilnya (1 Samuel 3:5-9). Adegan ini memperlihatkan Allah tengah membentuk disiplin, kepekaan akan suara Tuhan dalam hati Samuel. Haleluyah, amen. Pst.harts