BELAJAR DARI PERGUMULAN HIDUP HANA

Spread the love

Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil Hari Ini | 1 Samuel 1:12-13, “Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu; dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.
*BELAJAR DARI PERGUMULAN HIDUP*
Dalam Perjanjian Lama kita jumpai konse-kuensi tidak enak keluarga yang poligami. Ketika beribadah di rumah Allah, seharus-nya orang memuliakan Allah dan dipenuhi dengan kesukaan. Memang itulah yang dirasakan oleh keluarga Elkana.

Setahun sekali seluruh keluarga memper-sembahkan korban kepada Allah di Silo. Seusai ibadah, seluruh keluarga menga-dakan perjamuan syukur. Namun dalam suasana suka itu, Hana malah sedih dan tertekan. Ia mandul dan madunya, Penina, merendahkan dan menghinanya (1 Samuel 1:6).
Hana yang sedang mengalami pergumu-lan berat itu, tidak bisa dihiburkan siapapun. Masalah Hana adalah tidak bisa mengandung dan melahirkan anak! Tentu saja ini merupakan aib bagi seorang istri dalam budaya patriarkat, seperti Israel. Elkana, suaminya, menam-bah penderitaannya dengan ketidakmam-puan mengerti perasaan istri yang tertekan (1 Samuel 1:8). Apalagi sikap merendahkan dari madunya, Penina yang bisa memberikan keturunan bagi Elkana. Pandangan yang berlaku dalam bangsa Israel pada masa itu, kemandulan merupakan hukuman Tuhan atas seorang wanita.
Memang Tuhan yang menutup kandung-an Hana (1 Samuel 1:5), tetapi bukan dengan maksud menghukum.

Di tengah kepedihan hati tiada tara, Hana mengadukan nasibnya kepada Tuhan. Sengsara memang bisa membuat orang mendekatkan diri pada Tuhan. Melalui doa yang dipanjatkan dengan hati yang hancur, Tuhan memakai Eli untuk menja-wab pergumulan Hana. Sebelumnya Imam Eli menyangka bahwa Hana perempuan dursila. Hana terhibur karena ia tahu bahwa Tuhan mendengar dan menjawab doanya. Namun buat kita, jangan tunggu persoalan datang baru kita mencari Tuhan. Biasakan diri mencari kehendak-Nya dan mengucap syukur atas semua hal yang Tuhan sudah lakukan dalam hidup kita. Haleluyah, amen. Pst.harts

Tinggalkan Balasan