Pelitakota.Id, SalatigaMelonjaknya kasus Covid 19 di sejumlah kota di Jawa Tengah sungguh sangat mengkawatirkan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar melakukan pengecekan langsung ke pusat Shelter dan RS Darurat. Senin,21 Juni 2021, Ganjar meninjau RSUD Salatiga dan Widya Graha Salatiga dengan menyempatkan dialog dengan para pasien yang terpapar COVID – 19. Dalam dialognya, ia menegaskan kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.
Angka kasus COVID- 19 yang melonjak tinggi di Jawa Tengah terutama di Kudus. Mengakibatkan pasien meningkat dan kapasitas daya tampung RS Darurat dan Shelter lainnya tidak dapat menampung lagi.
Keresahan ini bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja namun perlu adanya inisiatip dari seluruh Tokoh dan lapisan masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi pelonjakan yang diperkirakan akan semakin tinggi.
Nusron, anggota DPR RI Nuston Wahid dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah II yang meliputi Kudus, Jepara dan Demak, segera bertindak menyulap pesantren Nashrul Ummah yang dipimpinnya itu, secara fisik dan letaknya di Desa Mejobo, Kabupaten Kudus cukup layak untuk dijadikan tempat isolasi pasien COVID – 19 sebagai shelter dan RS Darurat COVID.
“ Persebaran semakin tinggi. Rumah sakit enggak muat lagi. Banyak yang kena COVID isolasi di rumah. Ini bahaya. Perlu terobosan,” Jelas Nusron saat launching Shelter dan RS Darurat Pesantren COVID via Zoom, kamis 17 Juni 2021. “Tempat tidur yang layak sudah kami datangkan.
Kami sedang perbaikan agar bagus dan bersih. Pokoknya tidak kalah dengan RS portable.” Kata mantan Ketua Umum GP Ansor ini.
Senada dengan Nusron, dimulai dari rasa keprihatinan, Pdt.Tina Purnomo Gembala Sidang dari Gereja JKI Injil Kerajaan, segera tanggap mengantisipasi pelonjakan pasien COVID – 19 dengan segera menghubungi Walikota Semarang, menawarkan Gedung sehubungan dengan santernya berita lonjakan COVID, Wanita yang begitu peduli pada aksi Sosial kemanusiaan ini menawarkan Gedung Miracle Healing Centre (MHC) untuk digunakan sebagai tempat isolasi pasien COVID – 19 oleh Dinas Kesehatan Kota, Semarang. “ Pak Walikota Hendy segera merespon, beliau berkata memang sedang mencari tempat yang dapat digunakan dan akan segera mengutus Dinas Kesehatan Kota (DKK) untuk meninjau tempat.
Puji Tuhan, Dinas Kesehatan Kota menilai MHC layak. Perkiraan saya tempat ini dapat menampung 50 pasien namun oleh DKK mengatakan dapat menampung 100 pasien. Kami sudah mempersiapkan Kasur dan lain-lain yang diperlukan. Gratis” Katanya lagi.
Tina Purnomo mengungkapkan rasa syukurnya oleh karena sejak semula Gedung MHC oleh (alm) Pdt. Petrus Agung Purnomo, suami tercintanya, dibangun dengan visi dapat merawat orang-orang sakit. “Apa yang menjadi visi beliau tergenapi saat ini. Tempat ini terbuka untuk umum, kami bersyukur dapat menjadi berkat. Kami akan memberikan yang terbaik” Ungkapnya lewat whatshap. (LSM)