Pelitakota.id | Suara Kebenaran Hari Ini | Roma 5:12-13, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.”
Perbandingan pararel yang dibuat Rasul Paulus antara hubungan dosa dan maut oleh Adam yang pertama dan hubungan kebenaran dan kehidupan oleh Adam yang kedua (Roma 5:12). Perbandingan ini tidak saja menggambarkan kebenaran yang sedang dibicarakan olehnya, tetapi sangat cenderung untuk memuji kasih Allah dan menghibur hati orang-orang percaya sejati. Sebab, ia menunjukkan kaitan erat antara kejatuhan kita dan pemulihan kita, yang tidak saja serupa, tetapi mengandung kuasa yang lebih besar di dalam Adam yang kedua untuk membuat kita berbahagia, dibandingkan dengan Adam pertama yang membuat kita sengsara.
Kemudian kesalahan dosa Adam yang telah masuk itu diturunkan juga kepada keturunannya serta mengakibatkan kerusakan dan kehancuran akhlak alam secara umum. “Eph’ ho” – sebab itu (begitulah kita membacanya), dan bukannya di dalamnya, semua telah berbuat dosa. Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh Adam, sebab di dalam dia kita semua telah berbuat dosa. Seperti yang dikatakan di dalam 1 Korintus 15:22, di dalam Adam semua orang mati. Begitu pula di sini, di dalam dia semua orang telah berbuat dosa. Paulus menunjukkan bahwa dosa tidak dimulai dengan hukum Taurat Musa, tetapi telah ada di dunia ini, atau telah ada sebelum hukum Taurat itu ada. Paulus menyimpulkan bahwa sebelumnya telah ada suatu hukum. Sebab, dosa tidak akan diperhitungkan kalau tidak ada hukum. Dosa asal adalah tidak adanya ketaatan kepada hukum Allah, dan dosa perbuatan adalah pelanggaran yang dilakukan terhadap hukum Allah: Oleh karena itu semuanya berada di bawah suatu hukum tertentu.
Satu tindakan ketidaktaatan Adam sudah cukup untuk membuat seluruh manusia terbelenggu dosa dan terdakwa di hadapan Allah.
Seperti halnya kasih dan pengurbanan Kristus jauh melampaui kondisi bejat kita (Ayat 6-10), demikian juga satu perbuatan taat Kristus berdampak jauh lebih dahsyat dan membalikkan dampak membinasakan dari perbuatan Adam.
Kita patut bersyukur karena firman ini menyatakan bahwa dampak satu ketaatan Kristus jauh lebih besar menghasilkan anugerah, kebenaran dan, hidup (Ayat 17). Dalam pergumulan beroleh kepastian pengampunan Allah, juga pergumulan untuk hidup kudus di hadapan-Nya, mari kita arahkan iman kita kepada Kristus yang kematian-kebangkitan-Nya menghasilkan hidup. Haleluyah !!! (Pst.harts)