“Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” 2 Korintus 4:17
Setiap kita rasanya enggan jika berhadapan dengan penderitaan, namun manusia tak kuasa menentukan kehidupannya. Tuhan mengaturnya begitu rupa sehingga akan terus kita merasakan bahwa kita memerlukan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kita. Kita bisa mempercayaiNya, sehingga kita juga dapat berharap hanya kepadaNya dan tetap berdoa karena kita tahu bahwa Ia yang mengatasi segala permasalahan dalam kehidupan kita.
Kita memiliki Pelindung dan Penjaga yang tak pernah terlelap dan tak pernah tertidur, yang menguasai segala sesuatu dan mengatur segala-galanya. Itulah sebabnya Daud dapat berkata; “Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.” (Mazmur 34:20) Permasalahan apa yang Anda hadapi hari ini sebenarnya tidak berarti di dalam pandangan Tuhan, karena Ia yang menciptakan segala sesuatunya dan menetapkan setiap langkah kita, dan semuanya ada dalam kendaliNya, Ia sanggup membalikkan keadaan yang terburuk sekalipun, menjadi teramat baik.
Rasul Paulus menegaskan dalam Roma 8:35, bahwa bisa saja terjadi; penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang, di sepanjang jalan kehidupan kita.
Namun, satu hal yang pasti adalah semua hal itu tak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, dan itu berarti segala-galanya bagi kita. Karena jika yang mengasihi kita, adalah Dia yang berkuasa, maka apa yang perlu kita kuatirkan lagi? Ia pasti bertanggung jawab atas hidup kita.
Malahan kita seharusnya bermegah dalam penderitaan yang kita jalani, jika itu karena kebenaran. Karena sesungguhnya, Tuhan sedang mengajar kita untuk mengenalNya lebih lagi. Ia mau mengerjakan di dalam diri kita hal-hal yang mulia, yang tidak dapat timbul tanpa pengikisan. Penderitaan menjadi alat yang mengikis kehidupan kita, sehingga kita terus disempurnakan di dalam iman dan kepercayaan kita, sampai akhirnya kita menjadi serupa denganNya. Inilah yang juga menjadi doa dari Rasul Paulus; “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” (Filipi 3:10)
Salam Sejahtera Sahabat..
Tuhan Yesus memberkati
(Romo Kefas)