Pelitakota.Id Untuk umat Katolik, ziarah rohani ke goa Maria sudah menjadi tradisi ratusan tahun. Biasanya Goa Maria akan dipadati pengunjung pada Bulan Mei dan Bulan Oktober atau yang di sebut dengan Bulan Maria, wisatawan bahkan mengunjungi Goa Maria Lourdes, di Prancis Selatan atau Maria Fatima di Portugal. Namun tidak perlu ke luar negeri, anda juga bisa berziarah ke Goa Maria di Pulau Jawa. Bila sedang dalam perjalanan dari Semarang ke Magelang atau sebaliknya, Anda bisa mampir di Goa Maria Kerep Ambarawa (GMKA), Jawa Tengah.
Di Terminal Ambarawa, sudah ada ada papan petunjuk arah menuju gang yang menjadi akses ke GMKA. Didirikan pada 1954, GMKA ini lahir tidak berdasarkan suatu penampakan. Goa Maria ini dibangun di atas lahan bekas perkebunan milik warga Negara Belanda yang sempat jadi biara Kongregasi Bruder Para Rasul (Bruder Apostolik). Memasuki area GMKA, pengunjung akan disambut dengan patung Bunda Maria tertinggi dan terbesar di dunia. Dan bila berdiri di depan gerbang kompleks GMKA akan terlihat menara Gereja Jago atau Gereja Santo Yusuf Ambarawa. Selain berdoa di goa Maria, pengunjung juga dapat berkontemplasi di taman doa yang Asri. Di Taman tersebut terdapat patung-patung yang mengisahkan perjalanan Yesus yang tertera di Injil. Air Berkah Dari Ambarawa, wisatawan bisa berziarah ke Goa Maria Sendangsono yang terletak di Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Selain berdoa, pada umumnya para peziarah mengambil air dari sumber mata Airnya.
Mereka percaya bahwa air tersebut dapat menyembuhkan berbagai Macam penyakit. Dijadikannya goa Maria tersebut sebagai lokasi ziarah rohani bermula dari dibaptisnya 171 warga setempat oleh Romo Van Lith SJ pada 14 Desember 1904.
Dan mereka dibaptis dengan air dari kedua pohon sono. Dua puluh lima tahun kemudian, tepatnya 8 Desember 1929, Sendangsono dinyatakan resmi menjadi tempat penziarahan oleh Romo JB Prennthaler SJ. Patung Bunda Maria di Sendangsono dipersembahkan oleh Ratu Spanyol.
Patung ini diangkat beramai-ramai dari Desa Sentolo oleh umat Kalibawang. Pada 1945 Pemuda Katolik Indonesia berkesempatan berziarah ke Lourdes, dari sana mereka membawa batu tempat penampakan Bunda Maria untuk ditanamkan di bawah kaki Bunda Maria Sendangsono sebagai reliqui sehingga Sendangsono disebut Gua Maria Lourdes Sendangsono.
Sendangsono dibangun secara bertahap sejak tahun 1974 hanya dengan mengandalkan sumbangan umat. Budayawan dan rohaniwan YB Mangunwijaya memberikan sentuhan arsitektur. Konsep pembangunan kompleks Sendangsono ini bernuansa Jawa yang ramah lingkungan.
Bahan bangunannya memanfaatkan hasil alam. Pada 1991, kompleks bangunan Sendangsono mendapat penghargaan arsitektur terbaik dari ikatan arsitek Indonesia, untuk kategori kelompok bangunan khusus. Yesus dan Bunda Maria berlatar Jawa Goa Maria Tritis Masih di Yogyakarta, peziarah rohani bisa dating ke Goa Maria Tritis yang cukup unik. Sebabnya, goa yang terletak di Paliyan, Gunungkidul itu alami lengkap dengan stalaktit dan stalagmit.
Di tempat wisata religi itui pengunjung bisa mendengar cicit kelelawar dan air yang menetes di goa. Selain mengunjungi Goa Maria, peziarah juga bisa berdoa di Gereja Katolik Ganjuran, di Bantul. Di gereja itu, pengunjung bisa melihat Yesus dalam balutan Jawa. Gereja itu sangat unik karena menampilkan Yesus dan Bunda Maria dengan busana campuran Jawa dan Hindu.
Di gereja tersebut juga terdapat candi dengan patung Yesus di dalamnya yang biasa digunakan para jemaat untuk merenung dan berdoa. Siapapun diperbolehkan berkunjung ke gereja tersebut walaupun bukan umat Katolik. Umumnya peziarah datang ke gereja tersebut pada malam hari untuk berdoa. (dari Berbagi Sumber)