Pura-Pura Baik Aja Itu

Spread the love

Pelitakota.id Matius 23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.

Kepribadian Manipulatif

Apakah semua orang baik itu benar-benar baik? Apakah Sebagian hanya pandai berpura-pura supaya Anda merasa bersalah atas hal yang mereka sengaja lakukan terhadap Anda?

George K. Simon dalam bukunya “In Sheep’s Clothing: Understanding and Dealing with Manipulative People” mengatakan bahwa Orang manipulatif tidak terlihat agresif. Justru tampak tenang, lembut, dan seolah peduli. Itulah yang membuat mereka lebih berbahaya daripada orang jahat yang terang-terangan.

Begitu juga Martha Stout dalam bukunya: The Sociopath Next Door Mengatakan bahwa 1 dari 25 orang di sekitar kita kemungkinan adalah seorang Sosiopat (= individu dengan gangguan kepribadian antisosial (ASPD) yang ditandai dengan perilaku dan pola pikir menyimpang, seperti manipulatif, agresif, dan kurang empati) ; yang tidak punya empati namun sangat pandai menyamar.

Sebagai Contoh: Pernahkah Anda *merasa bersalah* setelah menolak permintaan seseorang padahal Anda tidak melakukan kesalahan? Atau merasa bingung karena dia selalu bilang “saya cuma ingin yang terbaik untukmu” tapi perbuatanya justru merugikan Anda? Artinya: Banyak dari kita terjebak dalam hubungan yang tidak sehat ini karena tidak bisa membedakan mana kebaikan tulus dan mana kepura-puraan yang menyamar sebagai kepedulian.

Masalahnya, Perilaku Emosional Manipulatif tidak selalu tampak jelas karena Pelakunya pandai menyesuaikan diri dan kita sering mengira mereka orang yang “”bijak”, dan “baik” .

Inilah beberapa ciri khas yang sering muncul pada orang Pura-Pura Baik (Manipulatif) tsb:

1, Mereka mahir membuat dirinya tampak lemah agar Anda merasa bersalah. Misalnya, saat Anda menolak membantu, lantas orang tsb akan berkata “ya sudah, saya biasa tidak dianggap kok” dengan nada tersakiti, padahal itu sebenarnya menekan anda secara Emosi. George K. Simon menyebutnya sebagai covert aggression, cara licik untuk mengendalikan tanpa terlihat memaksa.

2, Orang tsb biasanya memposisikan diri sebagai korban yang harus dimengerti. Tapi ketika Anda butuh didengar, mereka akan mengalihkan atau meminimalkan perasaan Anda. Sakitkan? Orang manipulatif membuat hubungan jadi satu arah, di mana Anda terus memberi dan mereka terus menerima dengan wajah tersenyum. Parasit yang Licik

3, Cantik Main dan Rapi, bukan dengan Teriakan atau Hinaan. Tapi lewat kalimat seperti”Anda terlalu Baper n sensitif”, “coba pikir dulu pakai akal sehat”, atau pun dia berkata “aku bilang begini karena aku peduli kamu“. Kalimat-kalimat ini menipu. Seolah logis, padahal bertujuan membuat Anda ragu pada perasaan Anda sendiri. Ini disebut Gaslighting. Perilaku Gaslighting sering menyangkal kejadian yang sebenarnya terjadi atau pun juga memutarbalikkan fakta untuk membuat korban merasa bersalah atau bingung.

Celakanya Perilaku, Manipulasi tidak selalu datang dalam bentuk ancaman. Kadang ia datang dengan wajah penuh senyum, kalimat Moral dan bijak, dan seolah baik. Justru di situlah bahayanya. Akhirnya orang dibuat percaya bahwa Andalah yang salah, bukan dia.

Kalau Anda pernah merasakan hal semacam ini tapi tidak tahu harus menyebutnya apa, Anda so pasti tidak sendiri. Namun satu nasehat dari Rasul Paulus: Ujilah Segala Sesuatu dan Peganglah yang Baik. 1 Tes 5:21

Saudaraku, Mari belajar membedakan mana kebaikan yang tulus dan mana yang penuh siasat tersembunyi alias Manipulatif alias Kasih yang Pura-pura! Hati-hati ya..Amen

Pdt Ezra Simorangkir

Tinggalkan Balasan