Pelitakota.id
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Umat Kristen juga memaknai untuk hidup sebagaimana Yesus hidup di dunia ini. Artinya, setiap kehidupan umat Kristen haruslah segambar dan serupa seperti Yesus. Nilai-nilai Pancasila Tidak Bertentangan dengan Iman Kristen.
Pancasila lahir dari sebuah tantangan yang perlu dijawab. Ia dilahirkan dari kenyataan ketika bangsa ini menghadapi masalah yang amat mendesak dan menentukan, yaitu negara macam apa yang harus dibangun atau dibentuk supaya tetap bersatu akibat adanya kemajemukan suku, agama, ras dan lain-lain.
Dengan didasarkan pada kemajemukan tersebut bangsa Indonesia rentan terhadap perpecahan. Bung Karno menegaskan dengan istilah menggali bukan menciptakan.
Kemajemukan bangsa Indonesia bukanlah berarti tidak melahirkan suatu konsep pandangan hidup bangsa, itu terwujud dengan lahirnya Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia. Dengan kata lain pancasila digunakan sebagai petunjuk hidup, pedoman hidup serta sebagai penujuk arah bagi semua aktifitas hidup masyarakat Indonesia dalam segala bidang.
Pancasila berfungsi sebagai cita-cita yang selalu diusahakan untuk dicapai oleh tiap-tiap manusia Indonesia sehingga diharapkan bisa terwujud. Oleh karena itu, yang mungkin dapat dikemukakan ialah bahwa pelaksanaan pancasila dalam hidup bermasyarakat tidak boleh bertentangan dengan norma agama maupun norma — norma yang telah ada didalam masyarakat.
Indonesia adalah negeri yang penuh dengan kontradiksi. Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia, dalam arti mempunyai jumlah penduduk yang beragama Islam terbanyak. Di sisi lain Indonesia pernah mempunyai partai komunis yang terkuat setelah Cina dan Rusia, dipihak lain di Indonesia terdapat banyak Gereja.
Namun Pancasila telah menjadi payung bagi kemajemukan bangsa Indonesia. Ia mempunyai daya tarik emosional tersendiri, menjadi ideologi, juga sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang digali dari budaya bangsa, yang mencerminkan sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Dari segi iman Kristen, kita dapat melihat ada hubungan yang cukup erat antara Pancasila dan iman Kristen. Ini tercermin dari nilai- nilai yang dikandung dari keduanya. Kita percaya bahwa Tuhan yang mengutus umat Kristen ada di Indonesia dalam rangka pelaksanaan panggilan orang-orang percaya di segala tempat dan disepanjang masa untuk menjadi saksi-Nya.
Seperti yang kita ketahui, Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata yaitu “Panca” yang berarti lima, dan “Sila” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini tak berbeda dengan Alkitab yang merupakan pedoman bagi seluruh umat kristiani dalam menjalankan kehidupan rohaninya.
Lalu banyak yang bertanya, apakah rumusan dalam Pancasila selaras dengan ajaran Alkitab? Mari kita perhatikan ulasan berikut:
1.KETUHANAN YANG MAHA ESA.
Sila pertama ini mengatakan bahwa Tuhan itu satu (esa), dan sila yang pertama ini sejalan senada dengan perkataan Musa dalam Ulangan 6:4 yang mengatakan bahwa Tuhan itu esa. Bahkan Tuhan Yesus sendiri kembali menegaskan bahwa Tuhan itu esa dalam Markus 12:29.
2.KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB.
Sila kedua menjelaskan bahwa sebagai sesama manusia, kita harus berlaku adil dan senantiasa memperlakukan manusia lain dengan beradab. Perintah untuk menegakkan dan mengejar keadilan ini juga ditegaskan oleh Tuhan dalam Yesaya 56:1 dan Ulangan 16:20. Mengapa kita diperintahkan untuk menjadi manusia yang adil? Karena Allah mencintai keadilan (Ibrani 1:9).
3.PERSATUAN INDONESIA
Sila ketiga menekankan kita untuk menjaga perdamaian dan persatuan dengan seluruh rakyat, dan Alkitab dalam Roma 14:19 meminta kita untuk mengejar sesuatu yang mendatangkan damai sejahtera, dan Paulus kembali menasehati supaya jangan ada perpecahan diantara kita dan hendaknya kita erat bersatu (1 Korintus 1:10).
4.KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN DAN PERWAKILAN
Sila keempat mengingatkan kita agar dalam melakukan sesuatu, hendaknya kita dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan, serta menyelesaikan permasalahan yang muncul dengan bermusyawarah. Tentang hikmat dan kebijaksanaan, Alkitab menceritakan kisah tentang Raja Salomo yang memimpin dengan hikmat dan kebijaksanaan (1 Raja Raja 3:16-27), dan Alkitab menjelaskan bahwa untuk mendapat hikmat, kita harus memintanya kepada Allah (Yakobus 1:5).
Sedangkan penyelesaian masalah dengan permusyawaratan juga beberapa kali dilakukan dalam Alkitab dan salah satunya adalah pemilihan Matias untuk menggantikan Yudas Iskariot yang dilakukan oleh para rasul. Meski Matias dipilih dengan membuang undi, namun sebelumnya para rasul sudah bermusyawarah dan mengusulkan 2 calon pengganti, sebelum membuang undi (Kisah Para Rasul 1:23)
5.KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Sila kelima lebih ditujukan untuk para pemimpin agar menciptakan keadilan sosial untuk rakyat Indonesia, terutama rakyat miskin dan rakyat kecil. Pesan bagi para pemimpin ini juga tertulis dalam Mazmur 82:3, mengatakan bahwa kita harus memberikan keadilan bagi orang yang lemah, serta membela hak orang yang sengsara dan berkekurangan.
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa ideologi Pancasila tidaklah melenceng dari ajaran Alkitab dan sebaliknya, banyak ayat dalam Alkitab yang selaras dengan Pancasila. Maka dari itu, sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita menghormati Pancasila sebagai ideologi bangsa serta mendukung segala keputusan pemerintah yang baik, karena ada tertulis: “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” (Roma 13:1).
Penulis : Pdt. Dr. Daniel Pujarsono, STh.MSi [Gembala Jemaat GBI Alethea /Budayawan/Dalang]