KETAATAN LEBIH DARI PADA PERSEMBAHAN

Spread the love

Pelitakota.id | Suara Kebenaran Injil Hari Ini | 1 Samuel 13:14, “Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu.”
*ALLAH MENGHENDAKI KETAATAN DARI PADA PERSEMBAHAN*
Raja Saul tentu memiliki kuasa, pasukan, serta umat Israel yang mendukung dia. Sayang ketika berada dalam keadaan yang terdesak oleh pasukan Filistin, Saul tidak sabar menunggu Samuel untuk meminta pertolongan Tuhan. Ia membe-ranikan diri mengambil alih tugas Samuel untuk menyajikan persembahan korban bakaran kepada Tuhan, meski tahu bahwa tindakan yang ia lakukan adalah pelang-garan terhadap firman Tuhan. Sebab di Gilgal, di tempat ia telah diangkat menjadi raja Israel di hadapan Tuhan, Samuel telah menyam-paikan firman Tuhan agar rakyat maupun raja harus takut akan Tuhan, mendengar, dan tidak menentang firman Tuhan (1 Samuel 12:20-25).
Alasan Saul tidak menaati firman Tuhan serupa dengan alasan yang sering kita pakai. Pertama, karena terdesak oleh keadaan oleh sebab pasukan Filistin menjepit mereka. Kita pun sering berkata bahwa kita terpaksa melanggar firman Tuhan karena kondisi mendesak kita, takut menghadapi kesulitan hidup, dan sebagainya. Kedua, kita juga tidak sabar menantikan jawaban atau pertolongan Tuhan. Seperti Saul tidak sabar menunggu Samuel, kita juga sering tak sabar menunggu jawaban Tuhan bila sedang menggumulkan sesuatu. Kita ingin secepat mungkin menyelesaikan masalah, tanpa peduli bila hal itu melanggar firman Tuhan.
Dampak dari perbuatan Saul, maka kemudian ia ditolak oleh Tuhan dan kerajaannya tidak kokoh (1 Samuel 13:14).
Dari kisah ini, jelas bukan persembahan yang Tuhan inginkan, juga bukan ritual keagamaan yang Tuhan cari. Akhirnya kita tahu Yang Tuhan kehendaki ialah ketaatan kepada-Nya. Saul hanya mementingkan kemenangan politis bagi dirinya dan juga kekuasaan serta kehormatan pribadi. Ia tidak lagi menempatkan Tuhan pada nomor satu dalam totalitas hidupnya.
Bagaimana dengan kita? Amen. Pst.harts

Tinggalkan Balasan