Pelitakota.id | Suara Kebenaran Hari Ini | Kisah Para Rasul 28:2-5, “Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin. Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya. Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan.” Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu.”
Patut bagi kita untuk memperhatikan dan memanfaatkan apa yang telah dicatat di sini perihal Rasul Paulus yang terberkati itu. Karena setelah kisah dalam pasal ini, kita tidak lagi mendengar apa-apa tentang dia di dalam sejarah kudus, walaupun kita banyak berurusan dengan dia dalam surat-surat penggembalaannya. Di sini kita membaca bagaimana ia berada di suatu pulau yang kemungkinan besar tidak akan pernah dikunjunginya, seandainya ia tidak dihempas oleh badai ke tempat ini. Namun, tampaknya Allah memiliki pekerjaan baginya di sini. Bahkan angin badai pun dapat memenuhi rencana Allah. Angin yang berbahaya memang tidak akan membawa kebaikan, tetapi angin yang berbahaya ini membawa kebaikan bagi Pulau Malta. Paulus tinggal selama tiga bulan bersama penduduk pulau itu. Ia yang menjadi berkat bagi setiap tempat yang ia datangi. Pulau ini dinamakan Malta, yang terletak di antara Pulau Sisilia dan Benua Afrika. Panjang pulau ini sekitar tiga puluh dua kilometer, dengan lebar sekitar dua puluh kilometer. Pulau ini adalah pulau terjauh dari benua Eropa dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di Mediterania, jaraknya sekitar sembilan puluh tujuh kilometer dari Pulau Sisilia.
Ketika api itu mulai dinyalakan dan dikobarkan supaya banyak orang dapat dihangatkan, Paulus turut sibuk bersama mereka mengumpulkan ranting-ranting kayu (Kisah Rasul 28:3). Walaupun ia bebas dari segalanya dan lebih terpandang dari semua orang dalam rombongan itu, namun ia menjadikan dirinya pelayan dari semuanya. Rasul Paulus adalah seorang yang giat dan rajin. Ia suka melakukan apa yang harus dilakukan dan tidak pernah berpikir untuk mencari senang sendiri.
Dan ketika mereka melihat binatang berbisa ini terpaut pada tangan Paulus saat mencari ranting kering untuk kayu api, Paulus segera mengibaskannya, mereka menyimpulkan, “Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, yang telah menumpahkan darah orang yang tidak berdosa, dan karena itu, meskipun ia telah luput dari laut, namun pembalasan ilahi tetap mengejarnya, dan sekarang ular itu terpaut pada tangannya, ia tidak dibiarkan hidup.”
Rasul Paulus bukanlah orang seburuk yang disangka mereka. Orang-orang yang telah menyangka bahwa peristiwa terpagutnya Paulus oleh ular yang berbisa itu akan mendatangkan kematiannya, lama menanti-nanti, tetapi mereka melihat bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya. Dengan ini Allah bermaksud menjadikannya luar biasa di antara orang-orang tidak beradab ini, dan dengan demikian membuka jalan untuk pemberitaan Injil di antara mereka, dan nama Tuhan dipermuliakan. Haleluyah !!! Pst.harts