Kata “bahaya” biasanya kita lihat ditempat atau benda yang mengandung resiko mencelakakan orang, misalnya:
- Di Pantai yang berombak besar: bahaya, jangan berenang ditempat ini
- Pada komplek pembangkit tenaga listrik: bahaya, ada listrik tegangan tinggi
- Pada jalan curam: bahaya, waktu hujan licin sekali
- Pada pembungkus zat kimia: bahaya, jauhkan dari api atau sinar matahari
- Pada bagian depan obat keras: bahaya, jangan diminum anak-anak
Apa yang disebutkan diatas tentu dapat dengan mudah diterima, tetapi apabila hari ini dikatakan bahwa Gereja adalah tempat berbahaya, pasti banyak yang heran dan tidak setuju. Bukankah selama ini kita piker gereja adalah tempat yang aman, lepas dari segala bahaya? Hari ini kita mendapat pengajaran Firman Tuhan yang menunjukkan bahwa gereja bisa juga menjadi tempat berbahaya.
TEORI TANPA PRAKTEK
Ibadah adalah teori yang harus dipraktekkan di luar gereja. Pada hari minggu ada banyak jemaat yang datang menghangatkan bangku-bangku gereja. Mereka angkat tangan dan berseru Haleluya, bahkan berkali-kali mengatakan “amin” Ketika Pendeta membawakan Firman Tuhan. Umat Israel pada zaman nabi Maleakhi sangat mengerti akan ayat ini, jadi mereka suka memberi persembahan.
Sepintas tampaknya sangat baik, tetapi tunggu dulu!! Persembahan macam apakah yang mereka berikan? Ternyata yang mereka beri adalah persembahan asal-asalan saja. Maelakhi 1:6-14 menulis sebagai berikut:
Umat Israel membawa roti cemar ke atas mezbah Tuhan (ayat 7)
Umat Israel membawa Binatang buta, timpang dan sakit sebagai persembahan (ayat 8)
Binatang hasil curian juga dipersembahkan (ayat 14)
Dengan berbuat demikian umat Israel hanya sekedar memberi persembahan asal-asalan saja, tanpa sikap menyembah sama sekali. Ingat – Tuhan dalam kitab Taurat telah memberi perintah dan pengarahan bagaimanakah seharusnya persembahan yang berkenan kepada Tuhan itu.
“Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.” Ulangan 17:1
Bahaya – Hal ini mendatangkan murka TUHAN. Bahkan Maleakhi 2:2 berkata: “Maka Aku akan mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk!”
SOLUSI – Persembahan harus diberikan dengan sikap menyembah. Beberapa tips:
Ingat bahwa semua berkat yang kita miliki adalah berasal dari TUHAN
Semua yang ada itu adalah “barang titipan” Tuhan yang tidak bisa dibawa pada waktu mati
Siapkanlah dari rumah persembahan kita
Dalam hal barang, apa yang ada di rumah dan sudah mau disingkirkan (daripada). Berilah yang terbaik kepada Tuhan.
Jangan memberi dari hasil yang tidak berkenan kepada Tuhan.
Jadikan Roma 12:1-2 sebagai pegangan pada waktu memberi persembahan.
BERSERU TANPA MENGENAL
Perhatikan Matius 7:21-23. Yang disebut disini adalah orang yang sudah hebat pelayanannya menurut ukuran dunia. Jemaatnya besar, urapannya hebat, buktinya bisa usir setan dan lainnya dalam nama Yesus. Pelayanan yang disertai mujizat dan nubuat profetis sekarang lagi mode. Seharusnya Tuhan Yesus menyambut gembira orang-orang model begini, namun ternyata dalam ayat ke 23 disebut: “Aku tidak pernah mengenal kamu!” Lebih dahsyat lagi disebut: “Engkau pembuat kejahatan.”
Jadi – KKr dan segala macam acara yang serba wah-wah seperti usir setan, nubuat profetis dan mujizat bisa disebut “jahat” oleh Tuhan Yesus. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Jawabannya ada pada “pengenalan”. Pengenalan apa:
Kenal kehendak Allah
Berserunya hebat, tapi mereka berseru tidak dalam kehendak Allah. Yeremia 28 menjelaskan tentang nabi-nabi yang suka membuat nubuat sendiri (bukan dari Tuhan). Dewasa ini yang model begini jumlahnya banyak sekali (sesuai dengan kata Yesus dalam Matius 7:21). Dengan mudah mereka berkata TUHAN berbicara bigini/begitu kepada mereka, padahal TUHAN tidak berbicara kepada mereka.
Kenal karakter Allah
1 Yohanes 4:8 meringkas karakter Allah dalam 3 kata: “God is love”. Dan love itu dijabarkan dalam 1 Korintus 13 – sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidak adilan dan sabar menanggung segala sesuatu.
Siapa yang menyebut nama TUHAN seraya merendahkan orang lain/hamba Tuhan lain jelas tidak mengenal karakter Allah.
Bahaya – Berseru tanpa mengenal akan membawa malapetaka,
SOLUSI – Kenalilah karakter dan kehendak Allah dengan baik, maka kita beroleh berkat. Ingat apa yang Paulus kerjakan buat dirinya sendiri: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” 1 Korintus 9:27.
Abah Daniel