Garut Menjadi Pilot Project Penggunaan Lampu Hemat Energi

Spread the love

KAB. GARUT –  Kabupaten Garut menjadi salah satu daerah yang menjadi pilot project program Advancing Indonesia’s Lighting Market to High Efficient Technologies (ADLIGHT). Tujuan program ini salah satunya untuk menerapkan retrofit lampu LED (Light Emitting Diode) pada alat penerangan jalan (APJ).

Program ini merupakan kegiatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, yang bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Environment Programme (UNEP) dan didanai oleh Global Environment Facility (GEF), dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan teknologi lampu efisiensi tinggi melalui transformasi pasar nasional sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

ADLIGHT berfokus untuk mendorong pasar lampu hemat energi (lampu LED) dengan menerapkan proyek percontohan sistem pencahayaan hemat energi pada APJ, melalui skema pembiayaan inovatif.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut Nurdin Yana menyambut baik dan berterima kasih atas ditunjuknya Kabupaten Garut  sebagai salah satu daerah pilot project program ADLIGHT.

Ia juga mengungkapkan penggunaan lampu LED ini juga sudah diterapkan di salah satu institusi dengan tingkat efisiensi yang signifikan, pembayaran listrik yang biasanya sebesar 7 juta rupiah turun menjadi 1 juta rupiah.

“Artinya kan ini sungguh signifikan penerapan pemanfaatan lampu (LED), ini barangkali yang menjadi pemikiran kita, kalau ketersediaan anggaran kita itu sebetulnya cukup, maka kita sebenarnya bisa ganti mereka (PJU lama) semua itu dengan itu (LED), biar terjadi efesiensi di pengeluaran PJU kita,” ujar Nurdin Yana seusai melakukan pertemuan dengan Kementerian ESDM RI, di Rumah Dinas Sekda Garut, Kamis (18/4/2024).

Nurdin juga mengungkapkan pihaknya tertarik untuk menggunakan lampu LED ini, karena selain efisien, penggunaan lampu tersebut juga dinilai memiliki kualitas penerangan yang lebih baik, dengan harga yang lebih murah dibandingkan lampu sebelumnya.

“Tentu kita punya kepentingan dengan budget, kalau saja pemanfaatan lampu (LED) dengan kualitas (dan) kualifikasi lampu yang lebih baik, menampilkan penerangan yang lebih holistik, kemudian dengan harga yang murah, tentu itu yang menjadi pilihan kita,” ucapnya.

Selain efisiensi, imbuh Nurdin, kepentingan masyarakat terkait dengan penerangan juga bisa diberikan, terutama di malam hari.

Sementara itu, Subkoordinator (Subkor) Pengawasan dan Labelisasi Konservasi Energi, Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM RI, Catur Wahyu Prasetyo menuturkan, pertemuan kali ini membahas terkait penyerahan lampu hemat energi dan juga pemberian pendampingan terkait dengan pemasangan atau retrofit dari lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) biasa ke lampu LED.

Catur berharap terjadi percepatan dan penetrasi ke lampu yang hemat energi, sejalan dengan regulasi yang ada di pemerintah yang berkenaan dengan pelaksanaan konservasi energi.

Ia berharap, ke depan pemerintah daerah khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Garut semakin masif mengimplementasikan penerapan efisiensi energi ataupun konservasi energi.

Menurutnya, dalam Konservasi energi ini terdiri dari dua sisi yakni sisi supply melalui pendekatan diversifikasi energi, dan demand adalah kegiatan upaya efisiensi energi.

“Harapannya adalah lebih memasifkan lagi terkait dengan upaya-upaya efisiensi energi, yang diterapkan khususnya bagi peralatan-peralatan pemanfaatan energi yang sebelumnya masih menggunakan teknologi yang tidak hemat energi, menjadi menggunakan peralatan yang sudah menggunakan teknologi yang lebih efisieni energi,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Koordinator Komponen 3 Proyek ADLIGHT, Amanda Justicia mengatakan, ada 23 kabupaten/kota di Indonesia yang menjadi lokasi pilot project dari proyek ADLIGHT, di mana di Jawa Barat sendiri ada 3 kabupaten/kota yang menjadi pilot project yakni Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, dan Kota Bandung.

Ia mengungkapkan, sebagai salah satu kabupaten penyangga ibukota Provinsi Jawa Barat, Garut merupakan daerah yang potensial untuk penerapan proyek ADLIGHT. Terlebih, Kabupaten Garut memiliki kurang lebih 10 ribu titik lampu dengan 7 ribu diantaranya masih belum menggunakan lampu LED.

“Jadi masih ada 7 ribu lagi yang bisa kita efisiensikan. Nah pertanyaannya adalah kenapa LED? Karena LED ini adalah salah satu teknologi yang bisa menjamin efisiensi minimal 50% maksimal ini bisa 80%, dan memang dari teknologi ini sendiri kita memberikan lampu-lampu yang sudah tersertifikasi LS Pro penunjukkan ESDM,” ungkapnya.

Amanda berimbuh, kualitas pencahayaannya sudah baik, simulasi pencahayaannya juga sudah teruji, dan memiliki standar kinerja energi minimum 140 persen sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 135 Tahun 2022.

Sebelum hari Idulfitri 1445 Hijriah, kata Amanda, pihaknya sudah memasang sekitar 55 unit lampu LED di PJU yang ada di Kabupaten Garut, untuk membantu penerangan dan mempermudah pemudik dari target 100 unit lampu LED yang dihibahkan kepada Kabupaten Garut melalui proyek ADLIGHT ini.

Ia menuturkan, ada keberlanjutan dari Pemerintah Daerah Garut terkait efisiensi energi, dan juga mendorong agar untuk lebih aware terhadap penggunaan lampu LED di PJU yang ada di Kabupaten Garut.

“Jadi kita juga mengharapkan ada efisiensi dari tagihan listriknya, tentunya jika tagihan listrik itu berkurang pasti akan meringankan beban anggaran di daerah, dan justru daerah bisa memposkan atau mengalokasikan anggaran untuk kegiatan lain gitu,” ungkap Amanda.

Melalui proyek ini diharapkan mampu mendorong produsen LED dalam negeri untuk mempunyai pasar di negara sendiri, tentunya dengan ketentuan teknis yang sudah sesuai standar yang sudah ditentukan.

“Semua lampu hibah yang kami berikan yang project ADLIGHT berikan itu sudah ada dan sudah tayang di e-katalog nasional, bekerjasama dengan LKPP, sehingga untuk pengadaan selanjutnya akan memudahkan para Pemdakab dan Pemdakot melakukan pengadaan sesuai dengan regulasi barang dan jasa,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan