Pelitakota.id | Suara Kebenaran Hari Ini | Kisah Para Rasul 20:35-36, “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua.”
Kelihatannya, kapal yang dinaiki Paulus dan kawan-kawannya menuju Yerusalem itu memang sengaja dipakai untuk melayani kepentingannya. Kapal itu tinggal di suatu tempat dan berangkat lagi sesuai kehendak Paulus, sebab ketika dia sampai di Miletus, dia naik ke darat dan menunggu di sana selama yang dibutuhkannya untuk memanggil penatua-penatua jemaat di Efesus supaya datang menemuinya di sana. Ini dilakukannya karena jika dia datang ke Efesus, mungkin dia tidak diperbolehkan lagi untuk meninggalkan mereka. Penatua-penatua, atau para hamba Allah ini, menurut sebagian orang merupakan kedua belas orang yang menerima Roh Kudus melalui tangan Paulus (Kisah Rasul 19:6). Akan tetapi, selain mereka, mungkin juga Timotius telah melantik para penatua lain untuk melayani jemaat di sana dan di daerah sekitarnya. Inilah orang-orang yang dipanggil Paulus, supaya ia dapat mengarahkan dan menguatkan mereka untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawab mereka. Seluruh pengarahan yang ia berikan kepada mereka akan mereka teruskan lagi kepada generasi berikutnya.
Saudaraku, di tengah zaman yang menawarkan berbagai bentuk persaingan, kompromi, dan kesenangan sesaat, orang Kristen perlu melakukan evaluasi terhadap orientasi hidup dan pelayanan. Kita bisa belajar dari Paulus.
Pertama, Paulus memiliki konsep pelayanan yang jelas. Ia tidak ragu sedikit pun akan panggilannya sebagai pengabar Injil, meski itu berarti penderitaan atau kematian (Kisah Rasul 19-20, 24).
Kedua, Rasul Paulus tidak hanya ingin menyenangkan telinga pendengarnya saja. Namun sasarannya adalah supaya orang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus (Kisah Rasul 20:21). Itulah sebabnya, Rasul Paulus memberitakan Injil, baik kepada orang Yunani yang tidak mengenal Allah maupun kepada orang Yahudi yang ingin membunuh dia.
Ketiga, Paulus berorientasi pada tujuan akhir, yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Tuhan kepada dia (Kisah Rasul 20:24). Paulus melayani bukan untuk kebesaran namanya atau untuk mengumpulkan kekayaan (Kisah Rasul 20:33). Motivasi Paulus adalah untuk menyenangkan Tuhan dengan cara mencapai garis akhir yang telah ditetapkan oleh Tuhan, bukan oleh ambisi pribadinya. Bagaimana dengan kita? SoliDeoGloria. Pst.harts