Data SKI 2023 Bisa Dijadikan Dasar Kebijakan Pembangunan Kesehatan

Spread the love

Jakarta, Pelitakota.id – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, bisa dijadikan acuan utama dalam penyusunan rencana pembangunan dan kebijakan kesehatan.

Karenanya, tujuan SKI adalah menilai capaian hasil pembangunan kesehatan selama lima tahun terakhir di Indonesia serta mengukur tren status gizi balita dari 2019 hingga 2024.

“Data kesehatan ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka menyusun kebijakan kesehatan dan sebagai salah satu bahan pembangunan kesehatan yang terangkum dalam enam pilar transformasi kesehatan,” kata Wamenkes Dante saat Desiminasi SKI 2023 pada Rabu (12/6/2024).

Sebelum terintegrasi dalam SKI, terdapat dua survei besar di bidang kesehatan yaitu Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terakhir pada 2018 dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) yang terakhir kali dilaksanakan pada 2022.

Menurut Wamenkes Dante, peristiwa pandemi COVID-19 menjadi pembelajaran penting tentang pentingnya data dalam penyusunan kebijakan.

Ketersediaan data dan informasi kesehatan yang akurat dan terkini dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional sangat penting untuk menyusun program dan kebijakan kesehatan yang efektif, baik dalam situasi pandemi maupun dalam mencapai target kesehatan nasional.

Data SKI 2023 itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti bahan kebijakan program, dasar arah pembangunan kesehatan yang berbasis bukti, perencanaan pembangunan kesehatan ditingkat nasional maupun daerah.

Wamenkes Dante juga berpesan dan berharap agar seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dibidang kesehatan dapat menerima dan memahami perbedaan sikap masyarakat dalam menyikapi hasil survei.

Wamenkes Dante menjelaskan terdapat dua jenis data yang dapat digunakan pada SKI 2024. Pertama, data yang bersumber dari pelaporan atau data rutin, seperti data yang dilaporkan ke dinas kesehatan, data pasien rumah sakit, dan data pengguna BPJS Kesehatan.

“Data ini digunakan untuk mengetahui progres program kesehatan yang berjalan, seperti jumlah balita yang ditimbang,” kata Wamenkes Dante.

Kedua, data yang bersumber dari survei seperti data dari Riskesdas, SSGI, atau SKI. Data survei ini lebih ditujukan untuk mengukur dampak kesehatan, seperti prevalensi stunting.

“Kedua jenis data ini memiliki peran yang saling melengkapi dan mendukung serta dibutuhkan untuk mengukur capaian program kesehatan di Indonesia,” kata Wamenkes Dante.

Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Liza Munira menyatakan SKI 2023 menghasilkan berbagai data dasar kesehatan yang komprehensif, mulai dari penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa, disabilitas.

Kemudian kesehatan ibu dan anak, biomedis, kesehatan lingkungan, akses pelayanan kesehatan, farmasi dan pengobatan tradisional, pengetahuan dan perilaku kesehatan, hingga status gizi.

Liza menambahkan selama pelaksanaan survei, tim SKI berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan mulai dari Badan Pusat Statistik (BPS) hingga pemerintah daerah.

Liza menjelaskan bahwa laporan hasil SKI 2023 sudah dapat diakses melalui situs web BKPK dalam tiga format, yaitu laporan SKI dalam angka, laporan tematik Potret Indonesia Sehat, dan factsheet SKI.

“Selain itu kami juga membuka akses micro data melalui portal layanan data Kementerian Kesehatan,” kata Liza.

Informasi lengkap SKI bisa diakses melalui https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/hasil-ski-2023/

K3f45

Tinggalkan Balasan