Cara Praktis Menjaga Kerapihan Lingkungan dan Barang Sendiri

Spread the love

Kota Bogor – Mengatur diri dan lingkungan sekitar saya untuk mencapai efisiensi yang sebesar-besarnya merupakan definisi dari karakter ketertiban. Seperti yang telah disampaikan juga dalam artikel yang berjudul “Kiat praktis merapikan barang dan menjaga kebersihan sebagai wujud karakter ketertiban” bahwa karakter ketertiban merupakan karakter yang penting untuk dimiliki oleh setiap manusia. Mengapa kita harus hidup dalam karakter ketertiban? Salah satu alasannya adalah karena Tuhan telah memberikan kepada kita, umat-Nya roh ketertiban, seperti yang tertulis dalam 2 Timotius 2:7 “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” Membangkitkan ketertiban artinya mendorong kita hidup dalam kedisiplinan. Tuhan menghendaki kita untuk memiliki penguasaan diri untuk hidup secara tertib dalam segala aspek hidup kita. Tuhan juga ingin jadikan diri kita sebagai teladan dalam hidup tertib, karena pada kita telah dikaruniai roh yang membangkitkan ketertiban.
Disampaikan juga dalam artikel tersebut, untuk menumbuhkan karakter ketertiban ada 2 (dua) hal yang perlu dilakukan yaitu “merapikan barang-barang disekitar saya” dan “menjaga kebersihan dan kerapihan tempat belajar dan tempat bermain saya”. Dalam definisi karakter ketertiban dikatakan ‘untuk mencapai efisiensi yang sebesar-besarnya’, efisiensi sendiri memiliki arti (KBBI) melakukan pekerjaan dengan tepat dan mampu menjalankan tugas dengan cermat, dan berdaya guna. Untuk itu, selain 2 (dua) hal yang telah disampaikan tadi, dalam penulisan artikel ini pun, saya akan menyampaikan 3 (tiga) hal lainnya yang dapat dilakukan agar dapat mencapai ‘efisiensi’ dalam ketertiban, diantaranya :
Mengembalikan barang-barang ke tempatnya semula. Untuk meningkatkan efisiensi, suatu tempat harus diatur sedemikian rupa, sehingga ada tempat untuk segala sesuatu dan mudah pula untuk mengembalikan segala sesuatu ketempatnya semula. Mengembalikan barang ke tempatnya semula setelah digunakan membuat ruang tidak berantakan. Seorang anak dapat menunjukkan kerapian dengan mengembalikan suatu mainan sebelum mengambil mainan yang baru, menggantung pakaian atau memasukkannya ke keranjang cuci, dan mengembalikan makanan ke kulkas atau lemari. Disiplin dan penguasaan diri diperlukan untuk mengembangkan kebiasaan mengembalikan barang ke tempat semula secara tertib. Apabila sikap dalam mengembalikan barang ketempatnya semula dilakukan secara terus-menerus dengan konsisten, maka hal tersebut dapat menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat lain dalam mengembalikan barang-barang ke tempatnya adalah:
Barang akan mudah ditemukan apabila dibutuhkan.
Barang tidak akan mudah hilang.

Ruangan akan tetap rapi
Untuk itu, sangat penting untuk kita mendisiplinkan diri untuk meletakkan kembali barang-barang yang sudah kita pakai, ketempatnya semula. Sehingga terciptalah ketertiban dalam diri untuk menjaga kerapian di segala area tempat kita melakukan aktivitas.

Hal selanjutnya yang dapat dilakukan adalah memakai barang-barang sesuai dengan kegunaannya. Segala sesuatu dirancang secara khusus untuk tujuan tertentu dan seharusnya dipakai sesuai dengan kegunaannya. Pisau dapur hanya boleh digunakan untuk mengiris bahan makanan; palu digunakan membangun, bukannya untuk menghancurkan, dan pena digunakan untuk menulis, bukannya untuk menusuk, dan masih banyak lagi barang-barang lainnya yang dapat digunakan sesuai kegunaannya. Banyak kecelakaan terjadi ketika orang menyalahgunakan barang. Bila ragu-ragu, seorang anak seharusnya bertanya pada orang yang lebih dewasa tentang penggunaan suatu barang secara benar. Orang tua dan guru semestinya siap-sedia memberikan nasihat dan petunjuk yang bijaksana terkait dengan hal tersebut.

Dan hal terakhir yang dapat di praktekkan adalah mengembalikan barang hilang kepada pemiliknya yang sah. Selain mengembalikan barang ketempatnya semula, mengembalikan barang hilang milik orang lain juga merupakan sikap yang perlu di terapkan untuk mencapai efisiensi dalam ketertiban. Kalau seseorang menemukan yang bukan milik mereka, hal yang harus dilakukan adalah mengembalikannya kepada pemiliknya yang sah. Menyimpannya, lalu memakainya dan kemudian berusaha mengembalikannya, hal itu merupakan tindakan yang salah. Kecenderungan seorang anak adalah menyembunyikan dan menyimpan apa yang ditemukannya, namun ia harus bertindak jujur dan benar dengan mengembalikannya kepada pemiliknya yang sah.

Mungkin bagi sebagian orang berpikir, jika mereka menemukan barang milik orang lain, itu adalah suatu keberuntungan baginya. Tetapi tidak bagi setiap orang percaya. Firman Tuhan dengan jelas menyampaikan supaya bagi setiap orang yang menemui barang milik orang lain, haruslah dengan segera mengembalikan barang tersebut kepada pemiliknya.

Imamat 6:3-4 “atau bila ia menemui barang hilang, dan memungkirinya, dan ia bersumpah dusta – dalam perkara apa pun yang diperbuat seseorang, sehingga ia berdosa – apa bila dengan demikian ia berbuat dosa dan bersalah, maka haruslah ia memulangkan barang yang telah dirampasnya atau yang telah diperasnya atau yang telah dipercayakan kepadanya atau barang hilang yang ditemuinya itu.”

Ingatlah bahwa ketertiban bukanlah suatu tujuan hanya sekedar tertib. Ketertiban adalah sarana untuk mencapai produktivitas yang lebih besar. Ada pepatah kuno yang mengatakan, “kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.” Dengan kata lain, menjaga kerapian tempat bermain, tempat bekerja, dan area tempat lainnya, hanya demi dan untuk kerapian semata tidak akan meningkatkan produktivitas. Hal itu justru akan menghambat produktivitas.

Kunci menuju ketertiban adalah dengan mengembangkannya menjadi suatu kebiasaan. Dalam KBBI kata ‘kebiasaan’ sendiri memiliki arti “sesuatu yang biasa dikerjakan”. artinya ketertiban seharusnya menjadi hal biasa yang kita lakukan. Selain juga kita berusaha dengan konsisten melakukan hal-hal tersebut diatas, ada pun kita perlu mengingat bahwa, Roh Allah dalam hidup kita juga yang akan membantu memberikan pertumbuhan dalam karakter ketertiban yang kita bangun, sehingga setiap manusia dapat memiliki ketertiban dalam kehidupannya.

Karakter ketertiban juga bukanlah suatu peristiwa yang berlangsung secara alamiah, itu artinya, untuk dapat menjadi pribadi yang tertib, kita harus membiasakan atau membudayakan karakter ketertiban tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang juga dapat dimulai sejak dini. Untuk itu, sebagai orang tua penting sekali untuk memberikan dukungan kepada anak-anak untuk menumbuhkan karakter ketertiban dalam hidup mereka melalui cara-cara praktis yang telah disampaikan di atas. Selanjutnya, jika hal tersebut sudah dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan, biarkan Tuhan yang terus bekerja memberikan pertumbuhan karakter ketertiban itu dalam hidup kita, “… tetapi Allah yang memberi pertumbuhan” (1 Korintus 3:6).

Penulis : Pesta Ria Sitanggang, S.Pd (Pendidik Sekolah Tunas Pertiwi Bogor)

Daftar Pustaka :
Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia https://pelitanusantara.com/kiat-praktis-merapihkan-barang-dan-menjaga
kebersihan-sebagai-wujud-karakter-ketertiban/#.Y20bS_dBzIU
Character Training Institute, 1997. Yayasan Bangun Karakter Bangsa Indonesia

Tinggalkan Balasan